[ Arc II Preta The Magic ] Chapter 16. Shiro itu Suamiku !

1.7K 69 19
                                    

Shiro dan yang lainnya sekarang berkumpul di meja makanan, di kelilingi oleh para pelayan.

Sambil menunggu hidangan datang, Ratu Rosalia sangat akrab dengan yang lainnya, sedangkan Shiro di abaikan, meskipun dia mencoba memanggil Cyne dan yang lainnya tetap di abaikan, bahkan Myne pun ikut mengabaikannya.

Shiro menghela nafas, dan diam diam pergi keluar dari ruang makan

" Apa sih... Mereka malah mengabaikan ku, cih.. "

Shiro berjalan di lorong lorong Istana, armor Ksatria berjejer di pinggir pinggir, dengan mengangkat masing masing kapak keatas.

" Aku tak pernah terbiasa di kerajaan seperti ini "

Shiro menyentuh armor itu, dingin dia rasakan saat menyentuh nya.

Telinganya Shiro seakan mendengar suara langkah kaki, dia berbalik, dan melihat seorang gadis tinggi 162 cm dengan rambut Twintail warna kuning, matanya berwarna biru langit, menatapnya dengan terkejut.

Dan sepertinya Shiro juga ikut terkejut siapa yang di lihatnya.

" Ro- "

Gadis itu berlari dan langsung memeluknya, sambil menetes kan air mata

" Baka baka baka baka baka baka baka baka, Shiro baka !!! "

Dia memukul mukul dada Shiro berkali kali, Walaupun Shiro tak merasa sakit, mungkin untuk menghormatinya saja, dia bilang itu sakit

" Itu sakit Rose.. "

" Bakaa ! Kemana saja kau selama ini ? Bakaa !, Menghilang seenaknya setelah insiden itu ! "

Rose menghentikan pukulannya dan kembali memeluknya, dia terisak isak.

Shiro mengelus rambutnya Rose

5 tahun yang lalu

Di tengah derasnya hujan, Shiro berdiri di tumpukan mayat mayat prajurit, seluruh tubuhnya yang penuh darah luntur ketanah akibat derasnya hujan.

" Dasar monster ! "

Masih tersisa seorang prajurit, tapi pakaiannya agak berbeda, mungkin dia adalah pimpinan pasukan ini.

Shiro menatap orang tersebut dengan tatapan sinis

" Yang monster itu adalah kalian... Berani beraninya membunuh raja. "

" Heh kau tak tau apa yang di sembunyikan Kerajaan ini, karena alasan itulah Raja harus dibunuh "

" Aku tak tau, dan aku tak mau tau, jadi matilah ! "

" Kau- "

Darah muncrat seperti air mancur dari leher yang sudah terpisah dari kepalanya, terjatuh ke tanah, dengan mata yang masih terbuka, ekspresi terkejut.

Sekai : Ore wa sekai de motto tsuyoi ningenda ! [ Volume 1 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang