02 - Lavender dan tarsius

6.2K 191 2
                                    

Budayakan vote sebelum baca yaaa, makasih.

Budayakan vote sebelum baca yaaa, makasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Happy reading!

*******


Huweeekk huweek

Alana memuntahkan seluruh sarapannya dihadapan Leo setelah tiba di parkiran sekolah, Leo merupakan cowok yang rumahnya berdempetan langsung dengan rumah Alana alias tetangga. Hari ini Alana sengaja mendatangi rumah Leo dan meminta Leo untuk memberikan tumpangan.

Niat hati ingin membujuk Leo agar menjadikannya reporter, Alana malah menanggung sial yang membuatnya tidak mampu bicara sejak masuk ke dalam mobil Leo.

Lavender.

Lavender sialan.

Lavender bangsat.

Lavender bajingan.

Lavender terkutuk.

Alana benar-benar membenci aroma itu. "Hhh, huweeek-!" Alana dapat merasakan usus-ususnya juga nyaris ia muntahkan.

Leo meringis, meski sedikit jijik, tapi ia berusaha bersikap gantleman, apalagi Alana adik kelas sekaligus tetangganya, cowok itu terus mengusap punggung Alana sembari menjaga rambut Alana yang tergerai agar tidak terkena ampas-ampas sarapan Alana.

"Sori Na, lo gak bilang kalo gak suka lavender, harusnya bilang biar gue cabut dulu pewanginya."

Sebenarnya Leo sendiri tidak terlalu akrab dengan Alana meski mereka bertetangga sudah 15 tahun lamanya, bukan Alana yang kurang pergaulan, melainkan dirinya yang tidak suka bergaul.

Leo mengenal Alana hanya dari cerita ibu dan kakaknya saja, ia sering mendengar cerita humor tentang Alana dari dua orang di rumahnya itu.

"Le-Leo .. A-air." Pinta Alana lirih.

"Iya Na gue ambilin, bentar."

Leo langsung bergegas mengambil sebotol air mineral dan beberapa lembar tisu di mobilnya, kemudian langsung memberikannya pada Alana yang wajahnya sudah menjelma menjadi kuyang.

"Minum Na." Leo membantu membuka tutup botol air mineral dan menyerahkannya pada Alana.

Gadis itu langsung merampasnya dan meminumnya dengan rakus. Alana membersihkan mulutnya lalu langsung tersandar pada tembok parkiran, wajahnya sudah begitu pucat. Alana sangat lemas, jantungnya juga terpompa dengan ritme yang tidak normal.

ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang