05 - Gas Alana

4.6K 161 10
                                    

Vote sebelum baca, comment sesudah baca.

Vote sebelum baca, comment sesudah baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*******

Alana memasang sepatu olahraganya untuk bersiap-siap ke lapangan, pelajaran olahraga adalah pelajaran yang lebih Alana sukai dari membolos, setidaknya Alana tidak perlu berhitung atau menghafal pada pelajaran ini.

Alana berlari ke lapangan dengan semangat, namun larinya terhenti kala mendengar suara Arkan dari pengeras suara sekolah.

"Berita Panggilan kepada seluruh panitia pelaksana cross country pramuka penggalang baik itu koordinator maupun anggota agar sesegeranya berkumpul di aula sekarang juga.."

Alana langsung menggerutu dengan mood yang terjun bebas ke jempol kaki. "Tadi mapel matematika kaga ada mau rapat, giliran orang mau olahraga dia malah panggilan, Arkannnn, Awas aja bayarannya cromboloni tiramisu."

"Alana." Seseorang memanggil.

Alana menoleh, matanya memicing berusaha mengenali gadis yang berada dihadapannya. "Yuna ya? kenapa pake masker?"

Yuna membuka maskernya, menunjuk jerawat yang bertengger begitu besar dihidungnya. "Lagi mens, jerawat gue hari ini gede banget."

Alana mengeluarkan acne patch dari saku celananya yang selalu ia bawa kemana-mana. "Gue bawa ini terus, biar jerawat yang baru tumbuh langsung bisa gue tutupin, soalnya sangat mengganggu kemulusan wajah seorang dewi Alana Herby. Nih, lo bisa pake ini aja daripada pake masker, nanti jerawatnya malah meradang."

Yuna menerimanya, mengambil satu acne patch milik Alana dan menutupi jerawatnya menggunakan benda kecil berbentuk love tersebut. "Mau ke aula bareng gak nih?" Ajak Yuna.

"Ya bareng lah,"

Alana dan Yuna langsung berjalan menuju aula, diperjalanan menuju aula, Yuna membuka pembicaraan lagi.

"Lo sakit apa libur dua hari? Ditanya sakit apa tuh jawab yang bener, orang nanya serius."

Alana tertawa, ia memang absen dua hari terakhir dengan alasan sakit, tapi setiap kali Yuna atau yang lainnya bertanya digrub circle tentang Alana sakit apa, Alana selalu menjawabnya dengan bercandaan-bercandaan yang membuat 3 teman satu circlenya lelah mengajukan pertanyaan.

"Itu, hari selasa gue pulang jalan kaki, pas lewat gang sudirman malah ketemu anak SMA lain tawuran, gue kegencet ditengah-tengah orang tawuran. Terus, Plak!" Alana menampar pelan kepala belakang Yuna. "Kepala gue kenak pukul sampai berdarah, perut gue juga sampe memar kenak tendangan nyasar." Jelas Alana dramatis.

Yuna meringis. "Gak usah mukul gue juga monyet, terus kenapa lo gak mati?"

"Lo pengen gue mati?" Sinis Alana.

Yuna tertawa kecil. "Lumayan makan gratis pas ngelayat."

"Gue tampar juga lo lama-lama, ngeselin." Alana mencebikkan bibir. "Untung ditolong sama pacar gue, kalo engga, udah ngelayat lopada."

ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang