10 - Dream

3.6K 151 11
                                    

Vote sebelum baca, comment sesudah baca :)

Happy Reading,

_________

Pria pada umumnya menyukai perempuan yang menurutnya menarik. Dan perempuan lebih menyukai pria yang membuatnya tertarik.

Alana Keirana Herby

________

Menjelang kiamat, waktu yang semula berjalan lambat akan akan terasa sangat cepat. Alana mendengus, ia pikir dunia akan segera kiamat. Tidak tahu, Alana hanya melihat tanda-tandanya yang mulai kentara.

Kenapa tiba-tiba bahas kiamat tor! Kalo gak nge-skip pembahasan kiamat, gue kutuk jadi maskot indosiar!

Skip.

Karena Alana mulai menyumpahi Author. Mari kita skip. Kembali ke cerita.

Alana merasa waktu berjalan sangat cepat, lelah, pusing, gerah, semua Alana rasakan pada detik-detik terakhir menjelang kegiatan pramuka disekolahnya.

Alana ingin sekali mati, tapi sholatnya masih bolong-bolong. Daripada bunuh diri karena lelah, Alana lebih takut pada siksa kubur.

Author bijingin!

Bagi teman-teman muslim yang membaca ini ; PLIS JANGAN TINGGALKAN SHOLAT.

"Alana!"

Alana terhenyak, lamunannya terhenti. Ia menoleh kedepan, Alfath sedang menghunuskan tatapan seruncing bambu seperti biasa. "Cepet."

Cowok itu sudah siap dengan kamera yang terletak diatas tripodnya. Alfath sudah mengatur letak kamera agar fokus pada reporter 'cuih cuih cuih' nya. Sepertinya besok ia harus meminum obat anti montaber, tentu saja, seharian bersama Alana pasti akan membuatnya hidup setengah mati.

"Iya ini udah siap." Alana menegapkan tubuhnya

Alfath mendelik. "Satu, dua, mual."

"MULAI!" Alana membenarkan dengan raut kesal.

"Sialan malah ngumpat! Kameranya udah nyala!"

"Ulang!"

Alfath menghela kasar kemudian mengulang rekamannya. "Action!"

"Pfffttt. Se-selamat- BHHAHAHAHAAA-!" Alana tiba-tiba terbahak, lagi-lagi membuat Alfath menatapnya tajam dengan helaan nafas yang bisa didengar oleh orang-orang Israel di neraka jahannam.

Alfath menjeda rekamannya, menunggu Alana selesai tertawa, ia hanya diam dengan raut dingin.

"Huh," Alana memegangi lututnya yang mendadak lemas akibat tertawa terlalu keras. Ia melihat Alfath yang sudah siap mengunyahnya hidup-hidup. "Kenapa tiba-tiba 'action' sih kan gue receh."

Alfath menggaruk telinganya yang sudah merah menahan marah. "Mau serius gak?"

"Lo aja gak serius. Actian action actian action." Ledek Alana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang