Lima

42 7 3
                                    


Pagi ini aku datang ke sekolah lebih awal karena aku dapat tugas piket.Jam menunjukkan pukul 06.30 dan kelas masih sepi penghuni,aku pun mulai bekerja agar nanti aku bisa santai.

Aku membersihkan kelas mulai dari menyapu,mengelap meja dan kaca.Setelah selesai aku pun duduk di bangku ku sambil mengelap keringat yang bercucuran,saat aku lihat jam dinding waktu sudah menunjukkan pukul 07.15 tapi belum juga ada regu piketku yang datang.

Lama aku menunggu lalu aku memutuskan untuk pergi ke kantin.Sekembali nya aku dari kantin suasana kelas sudah ramai tapi aku tak juga melihat Nanda dan Ayu yang merupakan regu piketku.Mereka berdua tak ada di kelas tapi di tas mereka sudah ada di atas meja,aku memutuskan untuk bertanya pada Intan yang sedari tadi hanya melamun di bangku nya

“Tan,kamu tau ngga Nanda sama Ayu kemana?

“Ngga,waktu aku sampe aku cuma liat tas mereka aja.Aku pikir kamu juga bareng sama mereka.” Jawabnya lesu

“Ngga kok,aku baru dateng dari kantin.”

“Ngapain kamu nyari mereka?”

“Aku mau minta mereka buat vas,hari ini kan kita yang piket.”

“Ohh,yakin bakal nunggu ini lima menit lagi bel lho” godanya

“Iya sih,tapi aku ngga bisa nyusun bunga sampe jadi vas.”

“Sini deh biar aku bantu,dari pada kamu nunggu mereka yang entah kapan bakal dateng.”

“Serius?”

“Iya,masak aku bohong?”

“Kalau gitu,gass deh.”

Akhirnya aku dibantu Intan membuat vas untuk diletakkan di meja guru,benar kata Intan 5 menit kemudian bel masuk pun berbunyi barulah datang Nanda dan Ayu dengan wajah berseri-seri.Aku sedikit kesal pada mereka bisa-bisanya mereka melupakan tugas mereka entah untuk apa.

Bel istirahat berbunyi,semua siswa di kelasku berhamburan keluar dan seperti biasa teman-temanku akan melakukan ritualnya yaitu pergi ke kantin sekolah sebelah,bukan untuk isi perut tujuan utamanya tapi mengintai pujaan hati mereka.

Jadi sebenarnya di kelas ku ada empat geng (kelompok) yang mempunyai ciri khas masing-masing.

Pertama adalah geng ku sendiri yang anggotanya adalah aku,Nanda,Intan dan Ayu.Kelompok kami sering disebut kelompok yang sempurna oleh teman-teman yang lain tetapi menurutku biasa aja.Mungkin karena ada Ayu yang notabenya adalah primadona sekolah alhasil kelompok kami dianggap sempurna.

Kedua adalah geng yang anggota Iska,Ina,dan Tiwi geng yang satu ini adalah geng yang kontras dengan gengku entah kenapa mereka selalu saja mencibir gengku tapi kata Intan alasan geng ini selalu kontras dengan gengku karena orang yang Iska suka ternyata suka sama Ayu makannya kami tidak terlalu akrab tapi aku belum tau siapa orang yang Iska suka.

Ketiga adalah geng yang anggotanya Tari,Anya,Ita,Ana,Ulin,dan Yuni geng ini adalah geng yang bisa dibilang mendukung geng ku dan sering kali gengku dan geng ini berbaur menjadi satu orang-orang yang ada di geng ini adalah orang-orang yang baik mungkin hanya ada satu orang yang tak suka dengan kami yaitu Tari itu karena Tari dan Ayu terlibat dalam sengitnya persaingan merebut peringkat kelas,tapi hal itu terjadi hanya beberapa saat saja.

Keempat adalah geng yang anggotanya Via,Novi,dan Simi mereka merupakan geng yang bisa dibilang terisolir dari kelas bukan karena meraka bodoh tapi karena mereka terlalu berlebihan salah satunya adalah Simi,dia adalah anak yang sering menjadi bahan cemooh dikelas padahal rupa gadis ini sangat cantik tapi dia selalu saja di bully dengan cemoohan meskipun begitu dia tak pernah menganggapnya serius.

Bukan berarti yang aku sebut geng ini bermakna negatif,geng yang aku maksud itu hanya kelompok-kelompok orang yang sering diajak ngumpul.

Saat sampai di kantin sekolah sebelah,aku dan Intan memilih untuk membeli es buah karena cuaca hari ini sangat panas sedangkan yang lain sibuk mencari pujaan hati mereka

“Adrian mana ya?kok ngga keliatan sih?” tanya Ayu sambil celingak-celinguk

Adrian panjangnya Adrian Anggara adalah orang yang disukai Ayu,dia satu sekolah dengan Putra.Hmmm...sekolah sebelah yang aku maksud adalah sekolahnya Pratama,Putra dan Adrian.

“Eh itu Pratama!”seru Nanda kegirangan

“Trus Adrian mana dong?” tanya Ayu kesal

Pratama yang sadar sedari tadi dipandang oleh Nanda pun mendekat

“Hai!”sapa Pratama kepada Nanda

“Hai juga” jawab Nanda dengan wajah yang blushing

“Kamu dari tadi disini ya?”

“Ngga,baru kok.”

Semua teman-temanku  menyoraki Nanda dan Pratama dan tentu saja mereka sedang menjadi pusat perhatian sekarang

“Pratama,kamu tau ngga Adrian dimana?” tanya Nanda polos

“Ngapain kamu nyari Adrian?” sahut Pratama kesal

“Bukan aku yang nyari tapi Ayu” jawab deanda sambil menunduk

Seketika saja wajah Ayu blushing

“Oh,aku pikir kamu yang nyari Adrian.” Jawab Pratama malu sambil menggaruk tengkuknya

“Ngga lah” jawab Nanda ketus

“Adrian lagi di perpus sama Putra.”

“Ngapain?” tanya Ayu yang tiba-tiba membuat semua terkejut termasuk Intan yang tersedak es batu

“Ngga tau,bentar ya mau aku susul” kata Pratama

“Oke.”
Lama kami menunggu Pratama yang menyusul Adrian akhirnya kamu memutuskan untuk kembali ke sekolah karena waktu istirahat hampir habis.

Saat berjalan di koridor sekolah sebelah kami berpapasan dengan Adrian,Pratama dan Putra.Lagi-lagi Nanda dan Ayu jadi blushing.Lantas  saja mereka mempercepat langkah mereka meninggalkan aku dan Intan

“Ish,kok lari sih?” tanya Intan

“Susul yuk tan”

“Ngga mau ah,nanti pudingku jatuh” kata Intan yang pandangannya fokus pada puding cokelat di tangannya

“Ya udah cepetin aja”

“Santai Dea!Siapa sih yang ngejar kamu?”

“Eh... ngga ada kok”

“Ya udah kalau gitu santai dungs!”

Saat melewati tiga serangkai itu (Adrian,Pratama,Putra) firasat buruk mulai datang menghampiriku tapi aku berharap semua baik-baik saja.Harapanku sirna

“RESA!” teriak putra sambil melirikku

Seketika Intan berbalik badan

“Kenapa dia?”tanya Intan

“Ngga tau tuh,aneh banget” jawabku singkat agar Intan tak curiga

“Gila kali tu orang!” kata Intan sambil mengalihkan pandangannya ke depan lagi

Sedangkan aku masih menantap punggung Putra dengan tatapan tajam,tiba-tiba anak itu berbalik badan dan menjulurkan lidahnya seperti isyarat mengejek.Aku tak terima aku pun melakukan hal yang sama tapi hasilnya

“Kenapa kamu Dea?” tanya Intan kebingungan

“Hmm...ngga kok”

“Terus,itu lidah ngapain di julur-julurin?”

“Oh...itu loh orang gila yang teriak tadi itu nantangin aku”

“Hah?Siapa?Dia?” kata Intan sambil menunjuk punggung Putra

“Eh...bukan siapa-siapa kok,yuk jalan aja”

“Hmmm...oke deh”

_ _ _ _ _
Selamat membaca guys semoga kalian suka 🤗
Jangan lupa vote sama comment ya guys 💟

Ku Tetap Berharap Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang