Pada tahun 550 atau lebih tepatnya 1,5 abad silam, Terpecahlah kaum Manusia dengan kaum Elf. Yang hampir setengah abad hidup berdampingan dengan rukun menolong tanpa pamrih. Sampai suatu ketika terjadilah persetruan antar kedua kaum, di karenakan wanita dari kaum Manusia yang layaknya pembawa kayu bakar di antara mereka. Memberi pikiran negatif dan membalikkan fakta tentang kaum Elf di mata seluruh umat manusia.
Membuat fitnah di mana-mana hingga martabat kaum Elf tak ada gunanya lagi bagi Manusia.
Tepat di hutan Virgo mereka mengakhiri persaudaraan antar kaum, para Manusia memilih wilayahnya sendiri dengan meninggalkan hutan Virgo yang selama ini tempat hidupnya dua kaum.
Dengan datang di padang hijau, mereka memulai membangun sebuah kastil yang di beri nama KASTIL AURORA dengan gedung yang di bangung menjulang tinggi kelangit berbentuk layaknya pedang bermata dua, menggunakan bebatuan yang mereka temukan di sungai Sugi pada masa tersebut.
Batu yang sangat mengkilat memikat mata yang memancarkan auranya sendiri, batu inilah yang juga mengontrol lapisan ozon tetap tebal, memberi kesan khas tersendiri dari batu yang di beri mana batu Sugi.Setelah terbentuknya sebuah perdesaan dengan kastil utamanya. Zoya Bhazzar adalah orang terpilih sebagai Raja dari kastil Aurora, kepribadianya tegas dan bijak, membuat penduduk memilihnya tanpa harus pikir panjang. Sungguh tipikal raja yang mampu mensejahterakan rakyatnya.
Sampai pada tahun 567, Seorang wanita berumaran 20 tahun sengaja masuk di hutan Virgo, karena sikapnya yang terlalu penasaran akan suatu hal yang baru ia dengar. Dan benar saja ia memang baru mendengar tentang hutan Virgo dari perkumpullan warga Aurora yang sengaja raja Zoya umumkan, yaitu larangan masuk ke dalam hutan Virgo. Hutan dimana kaum Elf tinggal.
Wanita dari keturunan Crist yang artinya 'Kristal', wanita dengan tubuh ramping serta warna bola mata merah muda inilah yang menjadi ciri khas dari kasta Crist tersebut. Tentu dengan kemampuan elemen kristal yang ia miliki, bahkan dengan cahaya dari telapak tangannya pun mampu menumbuhkan bunga-bunga kristal yang cantik.
Zora Crist, dia adalah wanita pertama yang menginjakkan kakinya di bumi Virgo tempat kaum elf tinggal. Seberapa kejamnya kaum tersebut hingga kaum manusia membenci elf seperti yang di katakan Raja zoya tempo hari. Dia tidak akan percara jika belum melihat dengan mata kepalanya sendiri.
"Arrrggg" Seorang lelaki berjubah coklat meringkukkan badannya menahan kaki yang habis di patok ular saat ia sedang berjalan. Mendengar erangan itu Zora segera berlari menghampiri lelaki yang duduk membelakanginya itu, "apa kau baik?" tanya ramah Zoya. Lantas itu malah mengkagetkan lelaki tersebut hingga membuat tutup kepalanya terlepas dan menampakkan wajah aslinya.
Wajah yang terlihat tegas, hidung mancung kulit sawo matang dan yang menjadikan khas dari dirinya adalah daun telinga yang meruncing sekitar 5cm. Elf, dia salah satu dari elf.Lelaki itu bertingkah aneh sembari terus mengendus menggerak-gerakkan hidungnya mencium bau yang membuatnya takut, "Manusia!" teriaknya sambil mencoba bangkit namun tenaganya melemah akibat racun ular yang mulai menyebar.
"Tidak-tidak, aku tak akan membunuhmu, tenanglah" dengan tangan zora yang merangkul bahu lelaki elf itu mencoba membantunya berdiri, lelaki elf tersebut terpana akan cantik pesona Zora. Terlihat dari wajahnya yang enggan berpaling dari wajah cantik manusia. Ghammathar jatuh hati untuk yang pertama kalinya.
Sejak saat itulah Zora dan elf yang bernama Ghammathar menjalin hubungan asmara, hingga saat yang di tunggu oleh Zora, Ghammathar melamar Zora dan mau tidak mau Zora harus meminta restu dari kedua orang tuanya. Ghammathar pun di buat menunggu. Dan itu tak masalah baginya.
plaakk
Wanita itu tak kuasa menerima tamparan dari sang ayah hingga mengakibatkan ia menangis tersedu-sedu. Ibu Zora yang juga tampak kecewa akan pernyataan putrinya, bahwa Zora mencintai elf dan ia ingin menikah dengan Ghammathar. Memang belum ada sejarahnya manusia dengan elf menikah, dan seperti apa keturunannya nanti?
"Jika kau tetap memilih elf itu, maka pergilah!. Aku tak sudi memiliki anak seperti mu!" Zora yang hanya menangis sembari memegangi pipi yang dengan sengaja ayahnya tampar.
Kasta Nari, salah satu dari mereka mendengar pertengkaran keluarga Crist. Dia bergegas ke Kastil dan menceritakan segala yang ia dengar pada Raja Zoya. Marah bukan main. Bahkan marahnya menjadi Murka.
Raja Zoya memerintahkan para prajuritnya untuk menyeret kasta Crist hingga tak ada yang tersisi dari mereka. Dan pada akhirnya mereka kasta Crist di beri hukumman berlaku bagi semua. Tak terkecuali Zora Crist
"Inilah dosa yang paling menjijikkan, cuih" Raja meludah di hadapan kasta crist, "Kesalahan satu orang yang membuat kasta kalian lenyap, Lakukan tugasmu Barrow!" Takut bukan main bahkan mereka sempat memberontak tak terima, ada pula yang bersujud memohon ampun. Tepat di halaman kastil hukumman ini di lakukan sehingga warga Aurora pun mampu melihat hukuman Raja yang begitu keji.
"Lepaskan!" tarik paksa Barrow algojo pada Zora bahkan kristal yang sempat ia keluarkan menyerupai pedang pecah akibat gelombang ultrasonik yang frekuensinya cukup tinggi dari dua kelelawar Raja yang ukurannya melampaui ukuran normal kelelawar pada umumnya.
Tak disangka datanglah lelaki berjubah yang tak lain adalah Ghammathar, dengan melontarkan anak panahnya
stttthhh
Tepat di bagian dada algojo anak panah itu menancap, Ghamma dengan sesegera mungkin menghampiri dan membawa Zora pergi dari kastil , tak mau kalah Raja pun menyuruh pasukanya untuk mengejar mereka. Namun kalah cepat, mereka sudah lenyap di antara gerumunan warga Aurora.
---
Sudah satu tahun kejadian itu, Zora hidup di dalam hutan bersama kaum elf. Awalnya kaum elf menolak karena Zora manusia, tapi penjelasan yang tulus dari Zora membuat kaum elf menerimanya sampai saat ini.
"Selamat datang di dunia, Zein Tharcrist"
KAMU SEDANG MEMBACA
Elf
Fantasy>Apalah, ini hanya imajinasiku jadi aku bebas membuat alur. >Ini bukan maksut apa-apa, dan terima kasih yang sudah mampir. Aku menghargainya >Untuk kastil aku terinspirasi dengan kastil Aurora. Di dalam fiksi ini sengaja aku tak mengubah nama kastil...