Zora Crist, manusia pertama yang melahirkan keturan dari elf. Ia tak pernah menyesal berhubungan dengan Ghammathar yang kini jadi suaminya, Cinta tak pandang suatu kaum. Semua berhak hidup dengan cinta yang mereka pilih. Namun ada sisi lain yang membuatnya sangat menyesal, keluarga. Iya, keluarga dan seluruh kaumnya mati akibat dosa yang ia perbuat.
Sudah 20 th berjalan, dan kini Zein Tharcrist putra pertama dari Zora dan Ghamma sudah menginjak umur 21 th. Lelaki berparas tampan dengan warna mata biru laut yang mempesona. Kuping yang meruncing kaum elf serta hidung mancung milik Zora berpadu jadi satu. Wajah Zora dan juga Ghamma seakan menjadi satu di wajah Zein. Zein yang memiliki gen dari manusia dan elf ini, mendapat julukan elf setengah manusia.
Selamat untuk jabatan baru Ghammathar sebagai Pemimpin hutan Virgo. Hutan dimana ada 1000 jiwa elf, usia yang hapir menginjak 45 th, kini ia di percaya untuk melindungi kaumnya dari berbagai hal yang mungkin bisa terjadi.
"Ayah, selamat untuk mu" Zein mendekat dan memeluk ayahnya dengan sangat dan begitu hangat, dengan balasan serupa Zein dapat dari ayahnya. Dari rumah mereka yang di bentuk dari akar pepohonan yang amat besar nan terkesan seperti dunia kayu. Untuk ukuran begitu pas tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil. Itupun sudah menjadikan mereka nyaman menempatinya. Dominan sepenuhnya terbuat dari kayu. Bukan rumah mereka saja, tetapi rumah para elf lainnya. Dan untuk peneranganya Zora memanfaatkan krital yang ia miliki yang saat malam bersinar terang.
Kini Zora yang masih menatap kedua lelaki yang ada di dalam hidupnya sedang asik bercanda riya. Versi lelaki. Dan seakan keberadannya tak di hiraukan saking senangnya.
Zora mulai dengan deheman yang membuat keseruan ayah dan anak itu terhenti untuk menoleh ke arah wanita yang sedari tadi berdiri tak jauh dari mereka berdua."Oh ibu, kau ada di sana?, kemarilah" Zein mulai menghampiri ibunya dan merangkup tubuh kurus yang sudah menua ini. Menuntun ke arah Ghamma yang baru pulang dari perkumpulan para elf. Yang duduk di kursi kayu.
Terdapat 3 kursi dan juga meja bundar milik mereka, yang di gunakan untuk bersantai membicarakan topik-topik menarik. Dan semua terbuat dari kayu. Serba kayu.Setelah mereka bertiga duduk bersama dengan hidangan teh hangat di pagi hari ini membuat Zein terpaksa menanyakan tentang kaum manusia lagi.
Akibat kepenasaran yang ia rasakan kini tak mampu di bendungnya. Cepat lambat Zein juga akan tau Kaum selain Elf yaitu manusia, "Ceritakan sesatu pada ku tentang Kaum lain" Zein dengan polos menanyakan ini kepada kedua orang tuannya, Zein juga sudah tau bahwa ibunya keturunan asli dari manusia namun dia tak pernah berani membicarakan ini kepada mereka.Zein takut jika mereka marah. Karena waktu Zein berumur 17 th ia hampir di bunuh manusia hanya gegara ia menginjak padang hijau yang di sebut kota dengan Kastil utama AURORA. Zein yang penasaan bagaimana bentuk dari manusia itu, dan benar bentuknya seperti ibunya sendiri dan waktu itulah ia menyadari bahwa ibunya Zora Crist adalah keturunan asli manusia.
Ghamma dan Zora tau arah topik pembicaraan Zein, terlihat raut kekecewaan terdapat dari Zora. Dan benar pertanyaan itu membuatnya mengingat masa lalunya. Masa dimana kasta Crist di lenyapkan oleh Raja Zoya dengan sangat amat keji, yang tersisa hanyalah dirinya. Demi mempertahankan cinta sejatinya dan meruak tentang kaum elf yang di cerita sebagai kaum dengan sikap serakah. Bahkan pemakan manusia. Namun nyatanya apa?, jika mereka pemakan manusia mungkin dia sudah di makan hidup-hidup oleh suaminya sendiri. Sampai sekarang dia masihlah hidup, bahkan dengan cinta Ghammathar yang terus mengalir untuknya.
Semuanya salah, sangalatlah salah. Manusia yang terlalu beranggapan bahwa elf memiliki itu semua. Kejam dan serakah bahkan ketika ia bertemu untuk pertama kalinya dengan Ghammathar. Justru Ghammatharlah yang ketakutan melihat dirinya.
Zora mendesah pelan, dia harus menceritakan dengan kaum manusia pada Zein. Mengingat Zein bukan anak kecil lagi, atau mungkin putranya ini saja yang terlalu cepat tumbuh dewasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elf
Fantasy>Apalah, ini hanya imajinasiku jadi aku bebas membuat alur. >Ini bukan maksut apa-apa, dan terima kasih yang sudah mampir. Aku menghargainya >Untuk kastil aku terinspirasi dengan kastil Aurora. Di dalam fiksi ini sengaja aku tak mengubah nama kastil...