CHAPTER 2

63 9 1
                                    

Tepat di dalam kastil, ruangan yang setiap lapisan dindingnya di lapisi oleh bebatuan Sugi. Batu sakral milik kaum manusia inilah yang selalu menjaga akan ketebalan lapisan ozon. Dan sebisa mungkin kaum manusia mau tidak mau harus menjaga harta satu-satunya yang menjadi aura penting sekaligus pengalir energi bagi bangsa AURORA sendiri.

Energi dengan sinar unggu yang di ciptakan ketika bertemu langsung dengan cahaya Matahari, serta penarikan energi alam pada saat waktu yang bersamaan.
Pada hakikatnya semua energi ini akan di simpan di dalam ruangan yang di berimana SAGITARIUS yang di ambil dari nama Zodiak/nama bintang. Orang yang boleh masuk pun hanya tertentu saja, dan bukan sembarang orang.

Energi yang di tampung dalam tabung kaca berukuran 15 kaki serta 3 buah balok batu Sugi yang di letakkan di bawah tabung dengan membentuk segitiga sama kaki. 3 Batuan ini yang akan menetralkan energi yang masuk setiap harinya dari atas merena utama kastil AURORA. Energi ini selain menjaga lapisan ozon juga menjadi energi utama kaum manusia, energi yang menstabilkan aliran darah setiap manusia yang mendekatkan diri pada sinar ungu sugi. Bahkan sinar ini sudah menjadi sekimut di padang hijau kaum manusia.

Raja Bandi Bharza Genersi kedua dari Zoya Bharza. Sedang duduk di tahta singgasananya, bersama Mentri-mentri AURORA, yang duduk memanjang saling berhadapan satu sama lain. Membahas sebuah rancangan kedepannya untuk kastil dan juga penduduk AURORA. Nampak keseriusan dari masing-masing manusia yang berada dalam ruangan ini, wajah mereka terlihat sangat ambisius bahkan saling melempar pertanyaan, pendapat sekaligus alasan yang masuk akal.

"Sungguh kesalahan fatal yang di lakukan Raja Zoya dulu" laki-laki yang bernama Gopar Nari, tentu dia dari kasta Nari yang terkenal akan penalarannya terhadal suatu hal yang mustahil dan tak masuk akal. Semua bingung akan pernyataan bahwa Raja Zoya sudah berbuat kesalahan, entah apa yang di pikir kan laki-laki tersebut. Bahkan Raja Bandi terlihat menahan kekesalannya saat ayahnya di hina di hadapannya sendiri, namun Raja memilih untuk diam mendengarkan maksut dari perkataan kasta Nari ini.

"Aku harap kau bisa mempertanggung jawabkan pernyataanmu barusan!" Suara pelan namun terdengar tegas di setiap pasang telinga yang ada di dalam ruangan tersebut. Dilihatnya Gopar menarik napas panjang kemudian mengeluarkannya secara perlahan dan kemudia menatap wajah Raja Bandi dengan menyungingkan senyumnya.

"Baik Raja, aku ingin menanyakan sesuatu terlebih dalu kepada anda, bagaimana keadaan penampung energi Sugi sekarang?" tanya Nari sangatlah antusias, berdiri dan memperlihatkan wajah yang penuh percaya diri ini seakan lupa kalau dia sedang berhadapan dengan Rajanya sendiri.

"Keadaan tabung kaca energi sugi normal, jelaskan padaku tak usah berbelit. Duduk dan mulailah dengan penalaranmu!" tegas Raja, dari dulu Raja memang tak menyukai basa-basi dia ingin berbicara langsung keintinya tak usah dengan kata yang berbelibet. Mendengar itu semua Gopar Nari merebahkan kembali bokongnya di kursi bundar dengan bantalan yang di rancang sangat apik, sembari mengoles-goles kumis tipis dengan ibu jari dan telunjuknya.

"Bayangkan jikalau penampung kaca itu sudah tak muat untuk menampung keseluruhan energi sugi, dengan adaanya 3 batu sugi saja tidaklah cukup sebagai penetral. Kita membutuhkan benda lain untuk di letakkan di puncak menara ini sebagai tampungan abadi energi sugi. Kenapa saya bilang Raja Zoya melakukan kesalah fatal?, yang artinya beliau telah memusnahkan penampung abadi sugi.

Karna pada hakikatnya buatan akan tetap buatan pun tak bersifat alamiah dan sewaktu-waktu akan mengalami kerusakan yang tak di duga-duga dari mana asalnya. Penetral yang tepat adalah kristal milik kasta Crist yang telah di lenyapkan pada 20 thn yang lalu oleh Raja Zoya" semua yang mendengar penjelasanya ini menjadi kawatir jika yang di nalar itu memang benar terjadi, Raja tak habis fikir dengan kasta Nari yang mampu memikirkan hal sampai sejauh ini. Bahkan dirinya saja sebagai Raja tidak pernah bbgfikir demikian.
Mereka tak mampu membayangkan jika penamping kaca itu tak muat lagi, akan jadi apa kaum manusia nantinya.

ElfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang