CHAPTER 4

26 3 1
                                    

Saghitarius. Itu namanya, ruang dengan pusat energi terbanyak yang tercipta alami dengan bertemunya cahaya sang surya Matahari. Dengan berselimut cahaya ungun teruslah bergelombang, menari-nari sesuai udara yang ada dan bahkan menyebar memenuhi ruangan ruang kosong layak gas yang selalu ingin menempati sesuai keinginannya.
Inilah intinya, namun energi ini cukup bersahabat untuk itulah ia sangat di butuhkan kaum manusia di seluruh kota AURORA.

Seperti biasa dan di jam yang tak tentu, Raja Bandi selalu datang untuk hanya sekedar melihat kestabilan energi ini, energi ini harus tetap ada untuk menjaga ketebalan lapisan ozon agar tak menipis terlalu cepat. Karena memang bada dasarnya lapisan ini semakin berjalannya waktu akan terjadi menipisan juga.

Dunia ini bersifat sementara tak ada yang abadi. Kalaupun ada itu hanya sang pencipta saja hanya-DIA zhat yang paling kekal, jadi jangalah takut jika ajal menjemput sewaktu-waktu. Yang perlu kita lakukan hanyalah mempersiap kan diri untuk menyambutnya.

Mengingat perkataan Gopar saat diskusi tadi menjadikan pikiran Raja agak sedikit kacau bahkan mulai kawatir jika wadah itu sudah memenuhi kapasitasnya, apa yang bisa di lakukan kecuali menunggunya hancur dan membiarkan energi itu menguap lenyap begitu saja?.

Jika ini terjadi maka atmosfer akan rusak, dampak terparahnya adalah kepunahan seluruh makhluk hidup tanpa terkecuali, sinar ultraviolet meruak masuk kebumi secara sinar ini akan ampuh merusak kulit manusia, atau lebih tepatnya semua makhluk.
Benda-benda yang ada di luar angkasa juga akan masuk dengan bebasnya hingga menimbulkan hujan meteor yang mampu membumi hanguskan permukaan bumi.

"Gopar memang penalar yang sangat aneh, tapi kali ini kupastikan ia salah!" Raja mendengus kesal pada pria tua kurus itu, namun ini yang membuatnya tak bisa di remehkan. Filing, kecerdasan, intuisi kuat dan penalaran. Namun kali ini Gopar sudah berlebihan bagi Raja, sangat membuat Raja jengkel.

Raja mendekat di pintu Saghitarus, pintu yang terbuat dari baja berwarna keperakan inilah sebutannya. Menoleh kanan kiri memastikan tidak ada orang di sana kecuali prajurit yang di tugaskan untuk menjaga area itu agar tetap aman, setelah di rasa aman Raja menempelkan telapak tangannya bagian kiri ke dalam kaca bening yang di dalamnya terdapat gumpalan sinar ungun.
Namun ini terlihat sangat kental begerak-gerak di dalam sana.

Kasta Bharza, hanya kasta ini yang mampu membukan dengan hanya memusatkan mata ajna mereka. Terfokus di suatu titik tengah telapak tangan yang bisa mengeluarkan cahaya hijau Zeporius hingga membuka pintu baja Saghitarius.

Membahas tentang Zeporius, ini adalah sebuat ilmu alami yang di ciptakan oleh Raja Zoya dengan perbaduan energi alam yang di pusatkan ke mata ajna hingga mampu mengendalikan energi sugi untuk membuka pintu Saghitarius. Secara pintu tersebut di lindungi oleh energi Sugi sendiri. Jadi tak sembarang orang yang mampu masuk kedalam dan tidak juga dengan ilmu Zeporius.

Setelah terbukanya pintu, Raja masuk kedalam, ruangan yang sangat hangat dan mampu melancarkan peredaran darah akibat energi yang masuk bersamaan dengan oksigen ke dalam lubang hidung. Penampakan tabung kaca dengan semua energi Sugi.

Ruang Saghitarus, ruang yang sangat luas ini dominan berwarna biru laut dengan dekorasi bebatuan yang mampu memantulkan penerangan di ruangan tersebut hingga di lihat mata, semua dominan biru karena pantulan dari  penerangan yang di buat dengan sinar matahari langsung dan warna biru itu tercipta dari bebatuan itu juga, yang di buatkan celah agar cahaya masuk. Begitupun saat malam, menggunakan cahaya rembulan.

Tabung yang sangat besar, indah bila di pandang mata. Tentu tidak dengan sebelah mata. "Kapasitasnya masih banyak dan tidak mungkin jika tabung ini akan pecah sewaktu-waktu seperti prediksi Gopar"
Tunggu dulu, kenapa sekarang dirinya memikirkan kapasitas?, ataukah sudah mulai masuk kedalam pemikiran Gopar. Apa ini benar, di lihat kapasitasnya masih banyak lalu bagaimana di tahun yang akan datang, mungkin 10 th lagi?. Tidak. Raja mengegelengkan kepalanya, "Sekalipun Gopar tak pernah masuk kesini namun nalarnya begitu kuat, sampai aku saja tak pernah menyadari ini!" Raja melangkah cepat menuju kompas besar di ruangan itu, kompas yang mengawasi pergerakan matahari yang terbit hingga tenggelam begitu pun seterusnya. Dengan angka romawi yang merumitkan. Sumpah begitu rumit.

ElfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang