Happy Reading.*
"Apa kau yakin akan datang?" Aliya tidak menjawab pelayan Jung dan kembali fokus pada dandanannya.
"Aliya jawab" tuntut pelayan Jung dan membuat Aliya menghela nafas pasrah.
"Suamiku akan menikah. Bukankah aku harus datang?" Pelayan Jung menatap sendu kearah Aliya dan mengusap bahunya dengan lembut.
"Jika kau tidak bisa datang tidak perlu. Lagi pula kedatangan mu itu akan membuat mu sakit hati" Aliya tersenyum miris dan menyelesaikan dandanannya.
"Jangan fikirkan itu Soo Hyunie, sekarang tugasmu adalah siapkan kamar baru untukku" cetus Aliya dan membuat pelayan Jung menyeringit aneh.
"Kamar baru?" Aliya mengangguk dan menatap pelayan Jung.
"Aku tidak akan tidur dikamar ini lagi. Kamar ini bukan lagi milikku dan aku tidak mau berbagi dengan siapapun. Biarkan Raja dan selirnya menggunakan kamar ini" jawab Aliya tegas dan membuat pelayan Jung mengangguk.
"Faviliun mana yang kau pilih?" Aliya tampak berfikir dan tersenyum kemudian.
"Faviliun mendiang Ratu Han Jiwon" jawab Aliya dan membuat pelayan Jung terkejut.
"Apa yang akan kau lakukan disana?" Tanya pelayan Jung terkejut.
"Tentu saja menjadikannya kamar. Aku butuh tempat yang tenang. Kau pasti tau?" Pelayan Jung hanya mengangguk menyanggupi permintaan Aliya.
"Pernikahan mereka sudah dimulai. Kita pasti terlambat. Kajja"
*
Senyum lebar terlihat terpancar diwajah Kang Seulgi, ia resmi menyandang status istri Raja sekarang.
Sedangkan reaksi berbeda ditunjukkan Jimin. Mata tajam Jimin terlihat mencari-cari seseorang diantara kumpulan orang istana yang menghadiri pernikahannya.
"Apa Yang Mulia mencari seseorang?" Tanya pelayan Hwang yang mengetahui apa yang Jimin lakukan. Sementara Kang Seulgi mulai memperhatikan Jimin setelah mendengar ucapan pelayan Hwang.
"Apa maksudmu?" Pelayan Hwang tersenyum tipis dan menatap mata Jimin dalam.
"Dari tadi Yang Mulia Raja terlihat mencari-cari orang diantara semuanya. Saya fikir Yang Mulia sedang mencari Permaisuri yang tidak datang kesini" jawab pelayan Hwang yakin. Jelas saja Kang Seulgi terkejut, sedangkan Jimin hanya membuang mukanya. Tidak ada yang bisa disembunyikan Jimin dari pelayan Hwang.
"Maaf saya terlambat" yang dibicarakan akhirnya muncul. Menunjukkan keanggunannya dan tidak meninggalkan kesal dingin. Aliya terlihat cantik menggunakan Hanbok berwarna Merah muda pudar. Dengan riasan tipis dan rambut disanggul biasa.
"Maaf atas keterlambatan saya Yang Mulia. Selamat untuk pernikahan anda dan selamat karena sudah menjadi istri Raja selir Kang" ujar Aliya lembut dan penuh dengan duri. Jelas Aliya menyindir Seulgi dan Jimin. Tapi kata-kata Aliya terlampau manis hingga tidak terdengar seperti sindiran.
"Saya fikir anda tidak datang permaisuri?" Tanya Seulgi yang ingin membalas Aliya.
"Aku harus datang ke pernikahan suamiku bukan? Hah sudahlah. Sekali lagi selamat. Saya permisi" Aliya sama sekali tidak menatap Jimin dan berlalu begitu saja. Melihat itu Jimin jadi merasa tidak suka. Mata Aliya yang menunjukkan sorot dingin dan tidak peduli membuat Jimin tidak bisa membiarkannya begitu saja. Ada apa dengan Jimin.
"Saya permisi Yang Mulia" pamit pelayan Hwang tapi dicegah oleh Jimin.
"Siapkan kamar baru" cetus Jimin dingin dan membuat Seulgi menatapnya. Itu pasti kamar untuk Aliya dan kamar Jimin akan ia gunakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cry Heart ✔️
Historical Fiction~ Memulai hubungan baru yang direncanakan sejak lama. Rasa terima kasih yang membuat hubungan itu terjalin. Hubungan yang dimulai dengan perlahan, kekosongan yang disebabkan oleh diri sendiri dan berakibat hukuman. "Apakah Nona siap?" "Apa aku punya...