Happy Reading.
*
"Yang Mulia" Jimin menoleh dan menemukan Seorang Wanita berpakaian istana khusus Permaisuri berjalan kearahnya. Memberikan senyum tipis dan kembali menghadap bulan.
"Saya kira Yang Mulia istirahat" Jimin hanya berdehem pelan dan tidak membalas ucapan itu. Pandangannya terlalu fokus pada bulan dan tidak berniat mengalihkan perhatiannya pada wanita yang ada disampingnya.
"Apa Yang Mulia akan tetap pergi ke sana?" Tanya wanita itu pelan.
"Hem. Itu tugasku" jawab Jimin tanpa menoleh. Wanita itu hanya memberikan senyum tulus pada Jimin, Suaminya, Rajanya.
"Apa Panglima Jeon akan ikut?" Wanita itu Choi Yuna, Permaisuri Jimin setelah kepergian Aliya 5 tahun yang lalu.
Waktu berjalan begitu cepat dan 5 tahun telah berlalu. Banyak hal yang berubah diistana. Tatanan kerajaan, hubungan sang Raja dan Permaisuri, tatanan pemerintahan dan Petinggi Kerajaan.
Jungkook saat ini sudah menjadi Panglima besar Kerajaan. Atas permintaan Taeyeon, Jungkook akhirnya menyetujui permintaan itu. Jin menjadi penasehat hukum istana dan Taehyung? Pria itu masih sibuk berkelana dan hidup di manapun tempat untuk mencari adiknya. Aliya belum ditemukan Sampai sekarang. Dan Taehyung tidak akan pernah berhenti untuk mencari Aliya sampai Aliya ditemukan baik-baik saja.
Memiliki Permaisuri baru membuat Jimin melupakan Aliya? Tidak sama sekali.
Dalam setiap detak jantung Jimin hanya ada nama Aliya dan nafas Jimin masih berhembus untuk Aliya. Dalam hidupnya Jimin tidak pernah bisa melupakan Aliya. Tidak dalam setiap detikpun. Posisi Choi Yuna sebagai Permaisuri hanya sebuah status untuk Kerajaan dan mengenai hubungan mereka yang sesungguhnya tidak benar-benar terjadi antara suami dan istri.
Setelah kepergian Permaisuri dan terbongkar kejahatan Selir Kang, Jimin langsung memberikan hukuman pengasingan pada Seulgi selama sisa hidupnya. Dua istri Raja hilang secara bersamaan dan posisi Permaisuri tidak bisa kosong begitu saja. Taeyeon menunjuk Choi Yuna sebagai Permaisuri yang baru dan ini sudah berlangsung selama 5 tahun.
"Yang Mulia akan kelelahan jika Berdiri semalam disini. Istirahatlah, besok Yang Mulia pergi Pagi" Jimin mengangguk dan menatap Choi Yuna sebentar dan berucap pelan.
"Permaisuri juga istirahat. Permisi" berlalunya Jimin membuat Choi Yuna menghela nafas panjang. Kebisuan Jimin dan penderitaan Jimin sangat disesalkan oleh Yuna. Sikap asli Jimin telah pergi dibawa Aliya yang hilang 5 tahun yang lalu. Wanita yang dicintai Jimin dan ibu dari calon pewaris Jimin yang sampai saat ini masih tidak diketahui keberadaannya.
"Berharap akan ada matahari terbit diistana ini" doa Yuna tulus dan berlalu. Hari sudah cukup malam.
*
"Yang Mulia yakin ingin pergi sendiri?" Tanya Jin sedikit khawatir pada Jimin.
"Ya Hyung" jawaban Jimin membuat Jin menghela nafas. Jimin tidak pernah berhenti memanggil Jin, Hyung dan Jin tidak bisa mengendalikan Jimin. Ia hanya penasehat istana dan tidak berhak mengatur Jimin.
"Setidaknya biarkan Jungkook mengantar anda" Jimin menggeleng dan tersenyum pada Jin.
"Aku baik-baik saja Hyung. Dan jangan khawatir. Aku tidak akan kemana-mana. Hanya perbatasan" ujar Jimin menenangkan Jin.
"Tapi tetap saja" Jimin menepuk pundak Jin pelan dan mengatakan jika dia tidak papa. Melihat Jimin yang kekeh menolak usulanya Jin hanya menghela nafas pasrah. Ia tidak bisa berbicara banyak lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cry Heart ✔️
Historical Fiction~ Memulai hubungan baru yang direncanakan sejak lama. Rasa terima kasih yang membuat hubungan itu terjalin. Hubungan yang dimulai dengan perlahan, kekosongan yang disebabkan oleh diri sendiri dan berakibat hukuman. "Apakah Nona siap?" "Apa aku punya...