7.

3.9K 303 25
                                    


Happy Reading.

*

Aliya mengepalkan tangannya dengan kuat saat mendengar hinaan Seulgi padanya. Jelas Seulgi mempermasalahkan kejadian semalam. Apalagi Seulgi melihat sendiri apa yang mereka lakukan.

Telinga Aliya benar-benar sudah tidak bisa mendengar ucapan Seulgi, dengan emosi yang sudah ada di ubun-ubun Aliya dengan kasar mengangkat tangannya dan berakhir menimbulkan suara nyaring karena tangan itu sampai tepat dipipi Seulgi.

"Permaisuri~~~" Aliya tidak menoleh mendengar teriakkan Jimin. Aliya sudah benar-benar tidak peduli lagi dengan kemarahan Jimin. Yang harus dirinya tau adalah Seulgi harus dihentikan.

Sementara Seulgi memegangi pipinya yang terasa sangat panas karena tamparan Aliya. Tenaga Aliya tidak bisa diremehkan. Mata Seulgi menatap tajam Aliya, dan Aliya tidak peduli.

"Apa yang Permaisuri lakukan?" Tubuh Aliya tertarik kasar oleh tangan Jimin. Menatap Jimin dengan sorot dingin dan tidak peduli.

"Bagaimana bisa Permaisuri melakukan hal memalukan ini? Menampar Selir Kang didepan umum? Itu tidak pantas untuk seorang Permaisuri. Sekarang minta maaf" Bentakan keras Jimin membuat Aliya tidak bergeming. Masih menatap Jimin dengan sorot mata yang sama dan berlalu begitu saja. Bahkan teriakan Jimin yang menyuruhnya kembali tidak dipedulikan Aliya. Terus melangkah menjauh mengikuti kakinya.

Jimin menghembuskan nafasnya dengan kasar dan melirik Seulgi yang masih memegangi pipinya. "Bawa Selir Kang ketabib. Obati lukanya" ujar Jimin dan pergi begitu saja.

Senyum kemenangan tercetak jelas di wajah Seulgi. Walaupun pipinya sakit tapi setidaknya dirinya berhasil membuat pertengkaran antara Jimin dan Aliya. "Kajja Selir Kang" Seulgi mengikuti tarikan Pelayan-nya menuju ruangan tabib.

*

"Uljima~~~" Jungkook mengusap lembut punggung Aliya yang sedang menangis sesenggukan. Mereka ada dikamar Jungkook. Setelah pertengkaran dengan Jimin tadi Aliya berlari menuju kamar Jungkook. Jungkook sendiri baru saja selesai berbenah karena selesai latihan pedang dengan para Prajurit, dan melihat Aliya yang sudah menangis dikamarnya.

"Kenapa Yang Mulia Raja Membentakku? Ini salah Selir Kang, Orabonie Hiks" Aliya masih saja menangis dan Jungkook dengan setia mendengarkan keluhannya mengenai masalah tadi.

"Mungkin Yang Mulia tidak tau. Kenapa kau tidak menjelaskannya?" Tanya Jungkook lembut.

"Yang Mulia membentakku duluan dan aku sudah benci jika diperlakukan seperti itu" kebiasaan Aliya tidak berubah. Begitu benci dibentak dan didiami dan Jungkook tau apa saja yang akan Aliya lakukan juga sudah seperti itu.

Pergi menjauh dari orang yang membentaknya dan tidak mau menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.

"Sudahlah lagi pula kemarin kau bilang jika sudah dewasa, kenapa sekarang kau menangis?" Tanya Jungkook mencoba mengalihkan Aliya yang terus saja menangis.

"Hiks tapi aku tidak suka dibentak" Aliya masih saja menangis dan membuat Jungkook tersenyum tipis.

"Orabonie tau jika kau tidak suka dibentak, tapi apa Yang Mulia Raja tau kebiasaan buruk itu? Tidakkah?" Mendengar pertanyaan Jungkook tangis Aliya perlahan melemah. Yang dikatakan Jungkook benar juga. Raja tidak tau kebiasaan buruknya.

Jungkook tersenyum dan melonggarkan pelukannya lalu menangkup wajah Aliya, meringis pelan saat melihat wajah basah Aliya, perlahan mengusap pipi Aliya dengan ibu jarinya.

"Jangan menangis. Sudah kukatakan jika kau jelek menangis. Sekarang diam dan kembali kekamar. Orabonie tidak mau melihat wajah jelekmu lagi" Aliya merenggut mendengar ucapan Jungkook.

Cry Heart ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang