Happy Reading
*
Pernikahan Taehyung dan Lisa digelar begitu meriah dan semarak. Pesta rakyat digelar selama 3 hari, dan ada kunjungan ke istana bagi yang berminat.
Baik Taehyung maupun Lisa sebenarnya ingin pernikahan sederhana tapi Aliya menolak. Ia ingin salah satu pernikahan kakaknya digelar meriah. Jin dan Jungkook sudah menolak keinginanya dan Taehyung harus mau diadakan pesta meriah.
"Apa dulu Ibu juga cantik saat menikah? Hem seperti Bibi Lisa?" Aliya tersenyum dan mengangguk mendengar pertanyaan Ji Young. Putrinya memang selalu ingin tau peristiwa dimasa lalu. Ji Young adalah orang yang selalu penasaran akan sesuatu hal yang dilihatnya.
"Sangat. Bahkan ayah dulu tidak bisa berpaling dari ibu!" Aliya mendecih mendengar ucapan Jimin. Bohong! Tidak bisa berpaling? Dulu Jimin masih membencinya dan bagaimana bisa Jimin mengatakan tidak bisa berpaling.
"Kau tidak percaya?" Memilih membuang muka dan kembali melihat Taehyung dan Lisa yang sedang tersenyum bahagia. Keduanya terlihat sangat serasi dan cocok.
"Ibu apa Bibi Lisa akan segera memberikan Younggie adik?" Aliya tertawa dan membawa Ji Young dalam pangkuannya. Mengusap sayang pipi tebal Ji Young.
"Tunggu dan bersabar ya?" Ji Young Mengangguk pelan dan menunduk. Ia ingin jawaban pasti dan bukanya janji. Aliya yang mengerti langsung mencium lembut pucuk kepala Ji Young.
"Pasti akan ada adik. Younggie tunggu saja nde!" Dan akhirnya Ji Young Hanya mengangguk tidak rela. Menunggu lagi? Huh Ji Young lelah menunggu.
"Younggie tidak ingin ikut Paman?" Ji Young mendongak dan menemukan Jungkook yang merentangkan kedua tangannya, mengisyaratkan agar Ji Masuk kedalam pelukannya. Ji Young jelas mengerti.
Turun dari pangkuan Aliya dan mencuri satu ciuman dari pipi Aliya dan berlari menghampiri Jungkook. Meninggalkan Jimin dan Aliya berdua. Atmosfir keduanya seperti tegang dan dingin.
Aliya merasakan hangat saat tanganya digenggam oleh Jimin, tapi Aliya tidak merespon, memilih diam dan terus memperhatikan Taehyung dan Lisa.
"Marah?" Bertanya dengan lembut dan Aliya tetap diam. Aliya sedikit kesal mendengar jawaban bohong Jimin tadi. "Maaf" dan berikutnya Aliya tersenyum saat merasakan jika Jimin Mencium mesra tanganya. Itu sudah sangat cukup untuk Aliya.
"Gwenchanayo" keduanya saling melemparkan senyum dan jelas mereka jadi perhatian. Yang menikah Panglima Kim atau Raja Park? Kenapa yang terlihat mesra adalah Raja Park. Sepertinya pasangan pengantin baru yang dimabuk asmara. Mereka sudah menikah hampir 10 tahun.
"Saya mengerti" Jimin tersenyum dan menarik Aliya dalam pelukannya. Mengusap lengan Aliya dengan lembut. Memberikan kehangatan pada Aliya.
"Terima kasih" lirih Jimin.
"Untuk?" Jelas Aliya bingung kata terima kasih itu untuk apa?
"Hadiah besar yang gagal. Aku tau jika kau hamil" Aliya terkejut. Bagaimana bisa Jimin tau dengan rencananya. Tidak ada yang tau jika Aliya hamil. Hanya tabib yang tau.
"Yang Mulia" Jimin melonggarkan pelukannya dan membawa dagu Aliya untuk menatapnya. Mengusap wajah Aliya dengan lembut.
"Kejutanmu kuhargai, tapi maaf aku sudah tau duluan" dan Aliya hanya bisa menunduk, rencananya gagal total.
"Padahal saya sudah merencanakan ini dengan sangat hati-hati!" Jimin tersenyum manis dan mendaratkan bibirnya dikening Aliya. Lembut dan penuh kasih sayang. Jimin Sangat mencintai istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cry Heart ✔️
Historical Fiction~ Memulai hubungan baru yang direncanakan sejak lama. Rasa terima kasih yang membuat hubungan itu terjalin. Hubungan yang dimulai dengan perlahan, kekosongan yang disebabkan oleh diri sendiri dan berakibat hukuman. "Apakah Nona siap?" "Apa aku punya...