Santet

567 21 3
                                    

Hampir setiap hari aku jalani dengan sakit yang sama, yaitu pusing, badan terasa panas, perut terasa sangat mual. Itu semua aku alami ketika aku berada dikantor. Aku juga sudah hampir sebulan 5 kali pergi kedokter, dan harus aku jalani berbagai macam pengecekan. Namun hasil dari pengecekan itu hasil nya nihil, atau tidak ada penyakit.

Sampai pada suatu hari kepala ku terasa sangat berat dan pusing, hingga aku memutuskan cuti untuk kembali pergi ke dokter.

Aku bingung dengan kondisi ku, rasa penasaran ku muncul kembali. Disela waktu luang, aku sempatkan berbincang dengan suamiku.

"Mas sepertinya jika tidak ada penyakit nya. Apa aku harus minun obat terus..?"

"lalu aku sakit apa ya mas..?"

"sampai - sampai dokter pun bingung dengan penyakit ku."

Suami ku diam seribu bahasa. Seolah - olah dia sedang menganalisa dari setiap kejadian.

"sebenarnya aku juga bingung."

"banyak keanehan yang terjadi pada penyakit kamu lin." ucap suamiku.

Lina duduk termenung, jelas sekali terlihat dari raut mukanya yang lesu.

"aku harus berobat kemana lagi ya mas...?" ucap lina dengan nada yang lesu.

Suami ku terlihat tenang dan tersenyum saja. "Sudah tidak perlu dipikir dalam - dalam."

"kita ikhtiar saja dan ikhlas, nanti ketemu jawaban nya."

Lina menghelas napasnya. "huh" melanjutkan perkataan nya.

"semoga saja bisa ketemu jawabnya."

Hari semakin sore, aku sudahi perbincangan dengan suamiku. Maka aku pun bergegas untuk mandi. Tepatnya selepas adzan magrib, pukul setngah tujuh. Terdengar suara dentuman dari kamar mandi.

"Duar!!!" suara dentuman seperti suara petasan. Dan aneh nya hanya suamiku saja yang mendengarnya.

"suara apa itu!!!". Suami ku teperanjat mendengarnya.

"suara apa mas, kok aku enggak dengar."

Suamiku mendekati sumber dari suara itu yang berasal dari kamar mandi.

Lina mengukuti di belakang suaminya. Bulu kuduk nya mulai berdiri saat dekat kamar mandi.

"mas itu ada...." sontak kaget melihat di dalam kamar mandi.

"itu apa lin...?" ucap suamiku.

"itu mas.!!". Lina menunjuk kearah kamar mandi.

matanya terpejam, lina tak ingin melihat sosok yang berbeda didalam kamar mandi.

"itu ada sosok tinggi besar dan hitam."

"mukanya seram, bercaling dan penuh darah mas."

"aku takut mas."

Suamiku mencoba menenangkan aku. Dia menggenggam tanganku.
"mari kita berdoa memohon perlindungan kepada sang khaliq"

Suami ku mengangkat kedua tangan nya, dan kami pun berdoa memohon perlindungan. Beberapa menit kemudian sosok itu hilang entah kemana. Aku dan suami kembali keruang tamu, dan menenangkan aku.

"kamu pikirkan dan hati nya jangan kosong ya."

"intinya jangan takut, kamu punya allah."

Perasaan lina masih diluputi ketakutan. Hingga sekujur badannya gemetar.

"iya mas." dengan terbata bata lina menjawab.

Tak lama terdengar adzan isya berkumandang, aku dan suamiku beranjak untuk menunaikan kewajibannya. Dalam doa kami memohon untuk perlindungan dan keselamatan. Selesai sholat dan berdoa aku kembali keruang tamu, suami ku kedapur untuk membuat secangkir kopi.

Sufisme Dan IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang