。e m p a t ˚

1.4K 219 20
                                    

Aku menutup mulutku, sudah berapa kali aku menguap hari ini? Dan lagi sudah jam berapa?

Kulirik jam di nakas sebelah sofaku, jarum pendek menunjuk angka 12. Sepertinya aku tertidur saat ditengah-tengah menonton film.

Dan juga [Name], apa dia tidak apa-apa kutinggal tidur tadi? Ku menghela napas, aku masih sangat mengantuk dan ini masih pukul 12.

Kumenoleh ke samping kiri, gadis itu masih ada di sana. Surai [h/c] itu menutupi wajah manis bahkan sekarang terlihat sangat lucu. Dengkuran halus terdengar, aku masih mengamatinya.

Tanganku bergerak menyentuh surai [h/c] yang diurai. Lembut. Nanti akan kutanyakan [Name] memakai sampo merek apa.

Apa dia tidak sakit tidur di sofa? Jujur leherku sedikit sakit tidur di sini. Baiklah, Ryouta yang tampan ini akan mengendongmu agar kau tidak sakit tidur di sofa.

Aku agak terkejut, sungguh gadis ini makanannya sangat banyak, tapi kenapa dia sangat ringan? Apakah yang dimakan itu tidak sampai ke seluruh tubuhnya? Aku mulai ragu dengan sistem pencernaannya.

Baiklah. Dia masih tertidur saat aku mengangkatnya.

Kakiku melangkah sepelan mungkin, berusaha tidak menimbulkan suara serta gerakan yang berlebihan. Aku tidak ingin dia terbangun dari mimpinya. Rasanya menyenangkan sekali melihat wajah tidurnya. Apalagi tadi dia sempat tidur di pundakku.

Geli rasanya.

Untung saja pintu kamarku masih dalam keadaan terbuka, sehingga tidak terlalu sulit untuk membukanya. Aku menurunkan tubuh ringannya ini di kasurku. Mataku menyapu pandangan ke seluruh sudut ruangan sampai menemukan sebuah selimut, langsung saja aku menyelimuti [Name] dengan itu.

"Oyasuminasai." ujarku sepelan mungkin.

Aku mengecup dahinya dan berjalan keluar kamar.

Selamat datang sofa!

---

Tanpa Kise sadari [Name] sudah bangun sejak pemuda itu mengangkatnya.

Setelah Kise pergi dari kamarnya, [Name] langsung menutupi wajahnya yang memerah dengan selimut. Ia sungguh malu.

[Name] | Kise RyoutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang