[Name] | Kise Ryouta

。d e l a p a n ˚

Saat ini kita sedang berada di rumah [Name], kebetulan orang tuanya sedang pergi, jadi aku yang akan menjadi penjaga gadis itu.

Aku melihat [Name] cukup aneh, hari ini ada yang berbeda.

Hari ini, ia mencoba memainkan gitar.

Aku tidak begitu mengerti tentang musik hanya diam di sana sambil memperhatikannya yang mencoba mencari nada.

"[Name]-cchi, kau bisa bermain gitar -ssu?" tanyaku membuka percakapan antara kita berdua. Dia menatapku dan mengangguk.

"Hanya sedikit, tapi aku yakin akan bisa." ujarnya, aku tidak pernah melihat [Name] menjadi pesimis. Itu yang kusuka darinya dia selalu menjadi menyemangati dirinya sendiri ataupun orang lain.

Aku tersenyum sambil menatapnya, "hee, kalau nanti kau sudah bisa mainkan satu lagu untukku ya." tuturku padanya, ia hanya mengangguk penuh antusias.

"Tentu, Ryouta." ia masih sibuk berkutat dengan gitarnya, aku menopang dagu melihatnya sambil mendengarkan petikan dari gitarnya yang kadang salah. Aku tidak bisa apa-apa jika tentang ini.

"Baiklah akan aku coba mainkan satu lagu." ujarnya.

Aku menatapnya kagum dan mengangguk dengan semangat, "woaaah, ayo [Name]-cchi!" senyuman lebar terlukis di wajahku.

[Name] mulai memainkan gitarnya, wajahnya yang serius itu lucu. Aku jujur, semua ekspresi yang dilukiskan oleh wajah [Name] selalu membuatku terhibur, tidak jarang aku memotretnya secara diam-diam dan menjadikannya wallpaper handphone.

Petikan gitar berhenti, membuatku menatap gadis itu dengan tatapan bingung, lagu yang coba ia mainkan itu belum selesai. Gadis bersurai [h/c] itu menatapku dan tertawa renyah.

"Aku lupa." dia masih tertawa renyah, aku hanya menatapnya dan tersenyum kecil.

Tanganku menyentuh puncak kepalanya dan mengelus surai [h/c]nya yang lembut itu, aroma vanila memasuki indra penciumanku.

"Lainkali tunjukkan jika sudah hafal ya." ucapku menyemangatinya, ia mengangguk wajahnya menunduk menutupi rona merah.

Sekarang aku yang tertawa, sedangkan [Name] malu karenaku.