- Kecoa

19.9K 1.1K 114
                                    

"Penyesalan itu emang datang diakhir, kalau diawal namanya Pendaftaran."

----------------------------------------------------------

Vote adalah cara menghargai karya orang.

Selesai bermain basket bersama Viola, ralat lebih tepatnya di temani Viola. Mereka kembali pergi menuju kelas memilih istirahat.

Baru saja tiba di kelas ia sudah di tagih oleh si bendahara, siapa lagi kalau bukan si Siti. Siti dengan tampang sangarnya berjalan menghampiri Ataya untuk menagih utang yang sudah menumpuk, alias UANG KAS.

"Hoii! Uang kas lo bayar Ataya Pricilliaaa! Udah numpuk!" ujar Siti gemas. Pasalnya, Ataya slalu berbicara 'esok bayar ya siti', dengan nada lembut dan tentunya wajah yang sering kali ia imut-imutkan membuat Siti gemas melihat tingkah gadis itu.

Ataya menatap Siti dengan polos.
"Emang berapa?"

Padahal dalam hati gadis itu sudah takut uangnya akan habis hari ini.

"Uang kas lo 200.000 ribu! Dan lo belum nyicil dari kemaren-kemaren. Sekarang harus lo bayar! No esok- esok!" ujar Siti menggoyangkan telunjuknya ke kanan dan ke kiri, lalu menengadah kan satu tangannya seraya menunggu Ataya mengeluarkan uangnya.

Viola melebarkan matanya tak percaya. Apa saja yang gadis itu beli sampai uang kas saja tidak pernah di bayar hingga menumpuk sebanyak itu.

"Lo kemanain uang yang di kasih emak lo sampai-sampai gak lo bayar itu uang kas?" tanya Viola.

Pasalnya Ataya jarang sekali berbelanja, bahkan gadis itu suka hemat.

Ataya menampakan gigi putihnya.
"Hihi... Dalam celengan panda. Tapi tenang, sekarang mau bayar 100.000 ribu dulu ya, Siti."

Viola menggelengkan kepalanya heran. Sudah tau bagaimana kelakuan Ataya. Gadis itu paling-paling menyimpan uang dalam celengan pandanya dan sisanya ia belikan ke Novel.

"Yaudah, mana uangnya? Seenggaknya lo nyicil dari pada tambah numpuk lagi," Siti menerima uang Ataya dengan senang hati.

"Nah kan bagus!! Gitu dong. Thanks Taya kuh." ucap Siti, setelah itu berlalu pergi menagih uang kas pada yang lain.

Ataya menghela nafas pelan melihat isi sakunya tidak tersisa lagi uang sepersen pun.

"Untung gue udah bayar. Makanya kalo punya uang kas lo bayar, ini malah lo anggurin habiskan uang lo,"

Ataya memberenggut sebal.
"Hufftt... Iya, iya."

"Huaaaa!"

Semua di dalam kelas kaget bukan main ketika mendengar teriakan dari Ataya. Sangking kagetnya Dino menjatuhkan ponselnya tak sengaja akibat pekikan dari mulut Ataya.

"Astagah!! Lo kenapa teriak-teriak sih Tay! Sakit nih kuping gue!" desis Viola seraya mengipas-ngipas telinganya akibat teriakan Ataya.

Suara Ataya cukup keras dan melengking membuat seisi kelas terlonjak kaget.

"Udah tau suara lo cempreng malah teriakk, liat noh jatuh kan Hp gue," Dino mendengus sebal sembari mengambil kembali ponselnya.

"Hushh!!! Husssshh!! Pergii kecoaa jangan deket-deket Taya!!" Ataya segera mengambil penggaris yang ada di mejanya, lalu mengusir kecoa itu pergi.

Viola melihat itu membuat dirinya semakin kesal. "Kok pake penggaris gue sih Tay! Kotor Taya!!" geram Viola.

Semua yang berada di dalam kelas memekik hebat, apalagi cowok-cowok kini tengah berdiri di atas kursi melebihi perempuan yang ketakutan. Satu kelas semakin heboh berteriak ketika kecoa itu berpindah-pindah tempat.

ALASKA ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang