- Pulang bareng

25.5K 1.4K 146
                                    

"Sesuatu yang dipertahankan terlalu lama, jika dia tidak mau maka hancur sudah semuanya."

-----------------------------------------------------------

Vote adalah cara menghargai karya orang.

Pagi ini Ataya sudah berada di depan rumah Alaska. Sebelumnya Ataya sudah meminta izin pada Tamara dan Reon untuk pergi ke sekolah bersama Alaska.

Ataya mengetuk pintu rumah Alaska berulang kali, saat ingin mengetuk ke tiga kalinya lagi pintu itu sudah terbuka lebar menampakan seorang wanita paruh baya. Wanita itu tersenyum ramah pada Ataya.

"Assalamualaikum, pagi tante. Ada kak Alaska gak tante?"

"Waalaikumsalam. Ada kok, dia masih di kamar. Ayo masuk, kita sarapan pagi dulu," ajak Rina tersenyum lembut menatap Ataya.

Ataya membalas senyum ramahnya. "Hehehe, eum.. makasih tante. Tapi Taya udah sarapan kok sama bunda dan ayah,"

"Hm begitu." Rina menganggukan kepalanya tak mau memaksa juga, "Kamu anaknya Tamara?" tanya Rina.

"Iya, tante."

"Tante gak salah lagi, muka kamu mirip banget sama Tamara. Sudah lama sekali tante gak ketemu kamu, dulu kamu masih kecil-kecil. Sekarang sudah besar ya cantik sekali kamu, gak usah panggil tante panggil mama aja ya." sambut Rina ramah.

"Siapa, bun?" tanya Stevano.

"Ini loh, yah. Anaknya Reon yang satu sekolah sama Alaska," jelas Rina mengajak Ataya duduk.

"Benarkah? Mari nak sarapan dulu,"

Ataya tersenyum ramah pada Stevano. "Ehh... Trimakasih om. Taya tadi udah sarapan di rumah kok. Taya mau nebeng sama kak Alaska aja," jawabnya polos.

Stevano terkekeh pelan melihat kepolosan Ataya. "Gak usah panggil om, panggil papa aja biar sama seperti Alaska."

Ataya mengangguk tersenyum kikuk. Keluarga Alaska sangat baik padanya.

Ataya memilih menunggu Alaska di meja makan, sesekali menjawab ucapan Stevano dan Rona. Tak lama kemudian Alaska turun ke bawah, dia cukup kaget melihat kedatangan Ataya sepagi ini.

"Pagi kak Alaska." sapa Ataya tersenyum lebar.

"Hm,"

"Alaska jangan cuek-cuek begitu nak, gak baik!" peringat Rina. Melihat respon Alaska yang singkat.

"Mm iya ma...maaf--pagi."

"Yasudah, ayo sarapan. Oh iya, kamu harus pergi bareng sama Ataya mulai saat ini ya." ucap Rina.

Alaska semakin kaget. Mengapa harus dengan gadis ini?
"Tapi ma-" potong Alaska.

"Sudahlah gak ada tapi-tapian pokoknya harus bareng." sambung Stevano tanpa membantah. Alaska tak dapat menjawab lagi karna kalau ayahnya sudah berbicara tegas ia hanya pasrah.

Diam-diam Ataya bersorak ria dalam hati atas kemenangan nya. Ia menatap Alaska dengan senyum polosnya tak lupa meleletkan lidahnya pada Alaska membuat Alaska mendengus sebal. Alaska hanya bisa menghela napas pasrah. Setelah sarapan Alaska dan Ataya berpamitan.

"Yaudah Alaska pergi dulu. Asalamualaikum."

"Hati hati ya, waalaikumsalam."

Setelah berpamitan Alaska maupun Ataya mulai menaiki motor, melaju menuju sekolah. Sepanjang perjalanan, Ataya maupun Alaska tidak ada yang membuka suara. Mereka lebih memilih membungkam, karna berbicara di waktu pagi sangatlah malas.

ALASKA ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang