- Bertemu

56.8K 2.3K 483
                                    

"Jangan menatap terlalu lama, nanti jatuh Cinta."

-----------------------------------------------------------


Sepasang suami istri sudah berada di meja makan sambil menikmati sarapan pagi. Seorang gadis memakai seragam putih abu-abu lengkap dengan bendo panda yang berada di kepalanya menghampiri mereka. "Pagi bun, yah." sapanya sambil mengambil roti yang telah diberikan selai oleh bundanya.

"Ciee... yang pertama mulai masuk kelas nih," seru Reon menggoda anaknya. Ataya membalas dengan senyuman semangat paginya.

"Iya dong yah. Kan hari ini, hari pertama aku belajar. Jadi, aku harus cepat-cepat ke sekolah biar nggak kena hukum." Jawab Ataya sembari memasukan semua roti ke mulutnya. Entah apa yang membuatnya terburu-buru seperti itu membuat wanita paruh baya itu menggelengkan kepala.

"Ataya kamu makannya pelan-pelan nak, nanti kamu keselek. Makan udah kaya dikejar hantu aja." peringat Tamara.

Ataya terkikik geli sembari mengambil segelas susu vanilanya lalu meneguk hingga habis. "Hehehe, iya bun maaf."

"Kamu udah siapin semua perlengkapannya? Gak ada yang ketinggalan kan?" tanya Reon.

Ataya mengangguk.

Setelah selesai sarapan Ataya dan Reon berpamitan pada Tamara, mereka segera berangkat ke sekolah karna ini hari pertama Ataya mulai belajar setelah MOS kemarin.

Cukup 20 menit untuk Reon membelah jalanan yang tak terlalu padat. Reon menghentian mobilnya tepat di tepi jalan di depan gerbang sekolah. Ataya turun dari mobil di ikuti sang ayah yang berjalan ke arahnya. "Temen kamu sudah ada?" tanya Reon, melihat di sekeliling nya sudah banyak siswa- siswi bersama teman-teman. Reon tak ingin anaknya tidak memiliki teman. Itu akan membuat kenangan hari pertama anaknya masuk sekolah sangat terlihat buruk.

"Ada kok, sama Viola. Tapi, kayanya belum dateng, deh." Jawab Ataya sembari mengedarkan pandangannya ke segala penjuru arah, mencari sosok gadis tomboy yang selama ini sudah menjadi teman baiknya.

"Atayaaa woiii!! Atayaa!" teriakan yang keras itu membuat dua orang yang berdiri di samping mobil menoleh secara bersamaan ke arah gerbang sekolah-mendapati Viola yang berlari kecil ke arah mereka. Ataya dan Reon saling bertukar pandang melihat Viola seperti di kejar hantu dengan napas yang terengah-engah. "Eh vio, napas dulu yang bener baru ngomong." Seru Ataya.

"Kamu kenapa kaya di kejar setan gitu, Vio?" tanya Reon heran dengan satu tangan yang berada di saku celananya.

Viola mendongak, lalu mengeluarkan senyuman terbaiknya tak lupa mengambil tangan reon untuk menciumnya. "Eh, ada ayah, pagi yah. Vio mau manggil Ataya makanya lari, solanya upacara mau dimulai."

"Pagi. Yasudah sana masuk-" Reon melirik jam tangannya sekilas sebelum kembali menatap Ataya. "ayah mau berangkat ke kantor. Nanti kalo mau pulang telfon aja ayah." Ujar Reon. Ataya mengangguk, lalu mengambil tangan Reon untuk berpamitan begitupun Viola. Walaupun Reon ayah Ataya, itu sama saja seperti ayahnya sendiri-apalagi Reon sudah lama mengenal Viola. "iya, yah. Hati-hati yah."

Seteah Reon benar-benar pergi barulah kedua sejoli itu beranjak pergi menuju lapangan

***

Setelah selesai mengikuti upacara bendera peserta didik baru di perintahkan untuk mencari kelas mereka masing-masing. Ketua osis sudah memberikan berbagai arahan, menjelaskan peraturan sekolah dan tak lupa telah menempelkan lembaran kertas yang berisi nama-nama peserta didik baru di setiap pintu kelas satu. Ini sudah waktunya mereka mandiri terhadap lingkungan seperti mencari teman baru. Seorang gadis tak henti-hentinya mencebik kesal lantaran dirinya sama sekali tidak menemukan namanya di setiap kertas yang tertempel di depan pintu. "La? Kelas kita dimana ya? Sekelas gak si, dari tadi Taya cari-cari kok gak ketemu ya. Capek nih," keluh Ataya sembari menyeka keringatnya.

ALASKA ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang