- Gemesin

33.8K 1.8K 319
                                    

"Hal yang paling menyenangkan adalah membuatmu marah."

-----------------------------------------------------------

Vote adalah cara menghargai orang.


Pagi ini Ataya cepat-cepat berangkat ke sekolah tak ingin terlambat padahal sekarang jam masih menunjukan pukul 6.30 dan itu masih pagi sekali. Ataya memang lebay ternyata.

Ataya sudah sampai di sekolah, ia pikir dirinya lah yang datang pertama ke sekolah. Nyatanya, masih ada orang yang lebih dulu dari pada dirinya. Ada beberapa orang yang sudah datang sepagi ini. Langkah kaki Ataya terhenti ketika tak sengaja matanya menangkap sosok kakak kelas yang ia sukai.

Senyum Ataya melebar, Ia berjalan mendekati Alaska ingin mengembalikan jaket yang sempat lupa ia kembalikan. Tak lupa juga semalam bundanya telah mencuci jaket itu.

"Haii kak, ini jaket kakak kemaren Ataya lupa ngembaliin nya," ujar Ataya menyodorkan jaket Alaska. Melihat Alaska terdiam Ataya kembali berbicara. "Tenang ini udah di cuci kok," lanjutnya dengan senyum mengembang.

"Hm," Alaska dengan cepat merebutnya dan berlalu pergi meninggalkan Ataya.

"Ck, cuma hm doang? untung ganteng. Kalo enggak, mungkin udah Ataya cemburin ke danau." gumamnya menatap kepergian Alaska, lalu memilih pergi menuju kelas.

Sesampainya di kelas Ataya menjatuhkan tas nya di atas meja, duduk di sebelah Viola yang sudah datang. Mulutnya tak henti mengomel sendiri karena Alaska mengabaikannya.

Viola melirik sekilas pada Ataya sebelum kembali memainkan ponselnya, "Kenapa lo? Pagi-pagi wajah udah di tekuk aja, tambah jelek lo!" celetuk Viola.

"Is, cantik gini di bilang jelek!" cibirnya.

"Tau gak? Tadi Taya ngembaliin jaket kak Alaska, tapi dia bilang hmm doang, terus pergi gitu aja," dengusnya melipat kedua tangannya di depan dada.

Viola mengernyit heran, pagi-pagi Ataya sudah mengomel tak jelas. Entah apa yang gadis itu katakan hingga Viola tak mengerti sama sekali, "Alaska? Siapa?" tanya Viola. Detik berikutnya, gadis tomboy itu menegakan tubuhnya menatap Ataya. "Lo punya pacar yaa? Kok lo gak bilang-bilang sama gue. Tayaa pokoknya lo harus cerita!" protes Viola menuntut meminta penjelasan.

"Hm gak pacar sih. Jadi gini.... " Ataya pun menceritakan semuanya sedetail mungkin pada Viola hingga Viola menganga tak percaya.

"Whattt? Jadi lo kemaren ga di jemput ayah dan di anterin sama dia terus lo di pinjemin jaket sama dia?" pekik Viola. Ataya langsung membekap mulut Viola, suara Viola membuat beberapa orang menoleh ke arah mereka. "Jangan keras-keras dong, La. Suara Viola kaya bebek! Melengking." ucap Ataya polos sukses membuat Viola mendelik kesal seraya melepaskan bekapan Ataya.

"Nyadar diri napa! Suara lo yang lebih toa. Lagian ya, Gilaaa! Berasa baca novel gue dengernya," Viola bertepuk tangan heboh. Bangga dengan temannya.

"Iyaa sih, ganteng tapi dingin," gumam Ataya.

"Bagusan dingin dari pada playboy!" tukas Viola.

Bel jam pertama sudah berbunyi yang berarti jam pelajaran pertama pun di mulai. Semua murid sudah duduk rapi.

"Assalmualaikum anak-anak, hari ini kita akan mempelajari Statiska. Jadi, ibu..." Bu Reni mulai menjelaskan semua materi.

"Heh, masih belum move on kah sama si doi." bisik Ataya. Sesekali curi pandang pada Viola dan bu Reni.

"Belum sih. Tapi gue coba aja dulu cari cogan di sini siapa tau dapet ye kan," canda Viola menyengir kuda.

"Yee dasar!" Ataya menggebrak meja sontak semua murid di kelas menoleh ke arahnya.

ALASKA ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang