Bertikaikata.08

61 5 0
                                    

|Rumah Untukmu Pulang|


Ini adalah kisah tetang aku
Dengan nestapa yang kian semakin nyata.
Bagaimana tidak,
Aku hanya menjadi bayang akan akhir dari kisah kisahmu yang lain

Duh, gadis,
anggap saja aku ini sedang berkelana,
mencari si dia yang nantinya
akan aku beri tahta

Aku bahkan tak pernah berniat untuk menghentikan perjalanmu,
langkahmu begitu ringan untuk singgah sana sini,
Aku paham,
cirimu telah mampu kutebak dengan pasti,
ksatria kesepian yang membutuhkan banyak cinta,
Menunggangi kuda berharap membuat semua putri tunduk pada sang pesona,
padahal, jelas kau sadari,
bahwa kau memiliki aku,
yang akan mampu jadi apapun yang kau mau

Tanpa kamu rinci satu per satu pun aku tahu,
bukannya langkahku ringan untuk singgah sana sini tanpa peduli kalau kau juga punya rasa,
perlu kamu tahu, bahwa tiap pijakan ku kepada yang lain,
aku jadikan pelajaran pada tiap perjalanan,
aku tidak setampan itu untuk membuat semua putri tunduk,
tenang,
pada inti alam pikirku,
aku sadari, aku tetap akan pulang pada rumahku,
kamu

Hah ! Manis sekali, sayaaaang,
entah berapa banyak kata picisanmu yang telah ku percaya,
berjalan diatas janji yang selalu kau ucap pada lirihnya kalimatmu,
saat ini, kau bahkan sedang tertawa, bukan?
Melihat aku yang sudah seperti orang gila,
meraung disudut ruang gelap,
yang mungkin, hanya akan temui laron yang sibuk berputar diatas kepala,
seperti aku, yang bodoh,
yang masih dengan bangga mengitari kisah dan luka yang sama

Maaf kalau dalam benakmu janji-janjiku hanya sebatas lelucon,
maaf kalau dalam tiap pijakanku menuju apapun nyatanya buat hatimu tergores perlahan-lahan,
aku hanya mencoba, membiasakan, dan sedikitnya ingin tahu,
apa bisa aku tanpa dirimu,
berulang kali aku lakukan,
jawabnya sama,
kamu rumah,
kamu tempatku pulang,
kisah kita, tolong jangan dianggap luka

Kau tahu?
Satu satunya kebodohan yang masih coba ku perjuangkan?
Itu kamu,
kamu yang membuat ku merasa dicinta,
selalu mampu buatku untuk kembali dan tetap memutuskan untuk menetap.
Jangankan beranjak pergi, berdiripun tak pernah sanggup ku lakukan,
walau ratusan bahu telah basah untuk tangisimu,
ribuan pasang telinga terasa kelu mendengar cerita yang sama tentangmu,
tapi sumpah, aku masih selalu mengarah padamu,
yang kuyakini akan jadi milikku,
nanti saat kau telah lelah untuk berkelana

Jangan pernah merasa bodoh karena telah mencintai,
jangan juga ikuti langkahku untuk beranjak pergi,
aku dan kamu sama-sama butuh tempat singgah,
sama-sama menginginkan rumah,
sama-sama lelah,
jadi berhentilah, aku seutuhnya akan kembali pada kamu

Dan pada akhir cerita,
saat sang ksatria tak lagi miliki tenaga untuk arungi dunia,
lelah untuk berkuda dan berkelana,
akulah orangnya,
akhir dari setiap perjalanan,
rumah bagimu,
titik dimana kamu akan mencariku sebagai tempat untuk pulang

🍍🍳🍍🍳🍍🍳🍍

Bandung, 24 Desember 2018
7:35 AM

#CeritaBertikaiKata
#Request

Bertikai KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang