Bertikaikata.04

145 8 0
                                    

| P e n y e s a l a n |

Langkah berpijak pasrah,
pada bumi bertanah basah.
Aku yang terlalu sibuk dengan duniaku,
membuat ku malu untuk masuk
lebih dalam pada dunia baru

Abu-abu,
Ada yang datang di depan pintu,
kata Sang Ibu
Tapi belum sempat aku bertemu,
ia telah lenyap, berlalu
Duniaku, untuk apa kau jamah
kalau begitu

Bukan maksud untuk
memalingkan pandang,
berlalu dan membuat mu bertanya bimbang,
namun, nyali ku terlalu ciut untuk tetap mengarah padamu,
jadi maaf untuk memutuskan pulang

Aku memang bukan tempatmu pulang,
belum sempat jadi rumah
untuk kau singgah,
tapi sesalku adalah,
mengapa langkah kakimu kau hapus saat kau telah akan mengarah,
kamu tahu namanya kecewa?
Itulah dia

Andaiku mampu memutar waktu sesuai mauku,
aku akan mempersembahkan
itu untukmu,
perbaiki kecewamu dan berjalan bersamamu,
tapi nyatanya, semua tak semudah itu,
hanya sesal yang selalu kubawa,
karena yang ku damba,
harus rela ku biarkan lepas,
meski hati kian habis terampas

Sudahlah,
cukup,
silakan simpan sisa-sisa rasa yang mungkin masih ada,
lagi pula maumu kan berbalik arah,
aku takkan memaksa,
apalagi memintamu untuk mengulang apa yang telah hilang,
aku bisa

Memang tak mungkin untuk terulang lagi, aku sadar itu.
Tapi kau juga harus mengerti,
bahwa, aku yang tertatih oleh penyesalan ini,
aku yang terseret kebodohanku sendiri
dan aku yang selalu inginkan masa itu kembali,
Saat dimana aku mampu memandangimu sepuas hati,
walau saat ini,
semua hanyalah sebatas halusinasi

Entah halusinasi atau delusi,
aku telah menguburnya pada sudut memori terdalamku,
mengunci rapat semua itu,
agar kelak jika aku melihatmu lagi,
dapat dengan lega aku
tersenyum kembali,
untuk merelakan segala harapan hati

Maaf atas ukiran yang menyayat ini,
membuat kecewamu teramat dalam didasar hati,
bukan maksud ku untuk mengungkit rasa,
memutar kilas masa lalu yang masih begitu terasa,
Aku hanya ingin semua jelas adanya,
memastikan bahwa kau pun baik baik saja,
agar kumampu memaafkan diri dengan
sisa rasa penyesalan yang ada


Kini titik didepan kedua bola mata kita begitu nyata,
kita adalah bintang yang tak sadar berada di bawah angkasa yang sama,
dalam satu garis waktu bernama kisah yang tamat.

🍍🍍🍍🍍🍍

Bandung, 23 november 2018
2:57 PM

kolaborasi;
cayur & nanas biru

/left : cayur
/right : nanasbiru


#CeritaBertikaikata
#request

Bertikai KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang