09

179 39 11
                                    

Tag : Byakunisa06
Selamat Menikmati!~

"J-jadi aniki bilang ia mau pindah ke Inggris."

"Terus? Memangnya kenapa kalau dia pindah?" kataku bingung. "Kau punya brother complex ya?"

Saaya malah memukulku. "Aku tidak punya brother complex! Kau tahu kan Nab-chan mantannya aniki?"

"Oh, kau cemas Akashi dan Nab tidak akan balikan lagi?" Saaya mengangguk. "Meski aku ini punya sisi gelap, bukan berarti aku tidak peduli dengan orang lain."

"Aku senang ketika aniki berpacaran dengan perempuan yang baik dan menyenangkan," lanjut Saaya.

"Akashi pindah karena apa?" tanyaku.

"Aniki diminta mengurus perusahaan Akashi disana. Lagipula sekolah disini tidak pantas untuk aniki, aniki itu terlalu jenius," kata Saaya. Aku hanya meng-oh-kan.

"Kapan dia berangkat? Aku bisa membantumu."

"Nanti sore pukul 17.00." Aku melihat ponselku. "Ini jam 13.00, butuh 3 jam untuk ke bandara."

"Kau sudah bilang pada Nab?"

"Sudah, tapi dia menolak. Aku harus bagaimana, Imayoshi-san??" ujar Saaya panik. Tak kusangka ia bisa panik begini.

"Dari sini ke rumah Nab sekitar setengah jam, kita jemput sekarang. Kau bujuk dia lagi, jika dia tak mau aku yang akan membujuknya," kataku dan tanpa sadar tanganku di kepalanya.

Kami berdua segera berlari ke rumah Nab. Dalam perjalanan, Saaya menghubungi sopirnya untuk menjemputnya di rumah Nab.

Aku mengetuk pintu rumah Nab dan lima belas detik kemudian pintu dibukakan.

"Saaya? Imayoshi-san? Kalian mau membujukku lagi ya?" ujarnya dan menutup pintunya. Tetapi kakiku sudah menahannya lebih dulu.

"Nab-chan, apa kau benar-benar tidak apa-apa? Aniki mungkin saja tidak akan kembali lagi lho!" Saaya mengoyang-goyangkan tubuh Nab.

Nab memalingkan wajahnya. "A-aku tidak peduli."

Aku menyenderkan bahuku ke tembok rumah Nab. "Kalau kau menyangkal terus, kau akan menyesal. Selama dia masih bisa kau jangkau, kejarlah."

Nab mengepalkan tangannya. "B-bagaimana jika dia tidak peduli denganku?"

Saaya menggeleng. "Itu tidak mungkin, Nab-chan! Ayo, masuk ke mobil, kalau tidak cepat-cepat aniki tidak akan terjangkau lagi."

Kami bertiga langsung masuk ke mobil. Perjalanan menuju bandara tidak semudah itu. Sempat ada kemacetan selama seperempat jam.

Pukul 16.45

"SEIII!!"

Akashi menoleh ke sumber suara. "Nab?"

Nab menghampiri Akashi dengan napas tersengal-sengal.

"S-sei, kau benaran akan pindah dan tidak akan kembali lagi?" kata Nab dengan raut sendu.

Akashi terkekeh. "Kau dibohongi Saaya sepertinya, aku hanya akan pindah selama setahun."

Nab menatap Saaya tajam. Saaya memalingkan wajahnya.

Akashi tersenyum. "Jadi, kau takut kehilanganku?" Nab memerah.

Akashi memegang tangan Nab dan berkata, "Aku akan kembali tahun depan, sampai saat itu kita hanya akan menjadi teman."

"Maksudmu?" Akashi memukul kepala Nab. "Pikir sendiri."

Aku hanya bisa melihat Nab dan Akashi bermesraan. Saaya yang berada di sebelelahku tersenyum senang.

"Akhir bahagia?" kataku padanya. Saaya mengangguk dan menarikku pulang. Kata Saaya biar Nab pulang sendiri jalan kaki.

Saaya mengantarku pulang ke rumah dengan mobilnya. Sesampainya, Saaya ikut turun mengantarku ke depan gerbang.

"Sampai jumpa," kataku dan membalikkan badan dan membuka gerbang.

3rd's PoV

"Kapan aku bisa menjangkaumu juga?" ujar seorang perempuan bersurai merah dengan tangan mengepal di atas gerbang rumah seseorang.



A/N : Satu chapter lagi!!

Nothing for Me || Imayoshi Shouichi [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang