01

584 85 36
                                    

"Imayoshi-san, aku suka denganmu!" ujar seorang perempuan bersurai (H/C). Aku tidak begitu mengenalnya, yang kutahu darinya hanyalah satu. Sepupunya Momoi.

"Terus?" tanyaku padanya. Ia memiringkan kepalanya dan bertanya, "Maksudnya?"

Aku menjawabnya, "Maksudku, kau ingin berpacaran denganku?" Ia langsung menggelengkan kepalanya dengan wajah memerah. "A-aku ingin berteman dulu d-dengan Imayoshi-san. B-bagaimana?" ujarnya gugup.

"Tidak masalah," ujarku dengan senyum yang masih terlukis di wajahku. Kemudian perempuan itu pamit pergi.

"Tidak masalah. Lumayan untuk mengisi kebosanan."

● ○ ● ○ ● ○ ● ○ ●

"Imayoshi-san!" sapa [Name] padaku ketika bertemu denganku di koridor.

"Ada apa [Name]?" tanyaku. Ia membuka mulutnya, namun ia urungkan kembali. Setelahnya ia menarik napas dan membuangnya. Sekitar sepuluh kali.

"Imayoshi-san bisa kita berbicara sebentar pulang sekolah nanti?" katanya saat ia sudah selesai melakukan ritualnya. Aku mengiyakan permintaannya dan [Name] pun kembali ke kelasnya.

Δ ♢ Δ ♢ Δ ♢ Δ ♢ Δ

"Jadi, kau ingin berbicara apa?" tanyaku ketika melihatnya datang dengan berlari.

"Imayoshi-san, aku tahu kita baru saja kenal belum lama ini. Tapi, kurasa Imayoshi-san sudah tidak perlu memaksakan diri lagi," ucapnya dengan kepala tertunduk. Aku sudah mengerti alurnya bagaimana semenjak ia memintaku bertemu.

"Jadi, Imayoshi-san tidak perlu bersamaku lagi. Terima kasih atas waktunya," ucapnya kini dengan badan dibungkukkan.

"Midorima?" kataku padanya. [Name] hanya bisa mengangguk panik dengan keringat yang mulai mengucur.

"Oh, kalau begitu selamat. Bye," ujarku dan meninggalkannya sendirian terjatuh ke tanah.

"Kau pikir aku tak tahu? Aku melihatmu kemarin bersamanya. Yah, kali ini juga cuma bertahan sebentar," kataku sambil memandang langit.

"Cinta sejati? Itu hanyalah mitos."

Nothing for Me || Imayoshi Shouichi [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang