5 - hari sial 3

59 11 1
                                    


Di kantin, Arra menghampiri Yuna dan Caca yang tengah asik makan mie ayam. Arra berdecak kesal menghampiri mereka. Dengan tangan yang masih mengelus jidat kesayangan nya. Jidat tersayang batin Arra. Dada bidang Leo itu sukses membuat jidat nya meringis hingga sekarang. Apan sih itu? Besi hah? Batin Arra kesal.

"Yang gue mana? Kok gak dipesenin?!" Decak Arra tidak berhenti mengelus jidat nya.

"Mana Caca tau Lo mau mie ayam!" Jawab Caca sambil melahap mie ke dalam mulut nya.

"Anw kok muka lo kusut gitu kek keresek bekas, terus noh jidat noh kenape heh?!" Sungut Yuna.

"Gue kesel sama kak Leo, gara gara dia nih jidat gue jadi sakit." Balas Arra jujur. "Kenapa? Di cium Lo hah?" Cecar Yuna.

"Ebuset!" Balas Arra. "Ya enggak lah ngapain dia cium ni jidat ogah." Lanjut nya.

"Ya terus kenapa?" Sahut Yuna.

Arra menceritakan tentang bagaimana jidat cantik nya itu bisa meringis kesakitan. Arra bercerita dengan nada kesal nya akibat Leo. Kating ter ngeselin.

"Kalo diliat ya, kalian tuh cocok deh, pas Lo cerita tentang kejadian di ruangan BEM. Ya gak?" Kata Caca sambil memasukkan mie ayam ke dalam mulutnya.
"Cocok palalu peyang!"

▪️◾◼️

Pulang ngampus pertama ini, Arra, Yuna, Caca dan Sherina--teman baru mereka di kampus, pergi ke Cafe yang ada di dekat kampus. Mereka hanya akan makan makan saja disana, sekaligus bertukar cerita, terutama dengan Sherina, teman baru mereka.

Saat masuk ke Cafe itu Arra melihat wajah yang familiar akhir akhir ini, wajah itu sering muncul di hadapan Arra. Tentu saja menjengkelkan bagi Arra. Siapa lagi jika bukan Leo, terlihat dia akan keluar dari Cafe itu dan langsung melempar senyuman ke Arra, namun Arra memalingkan muka nya.

Leo hanya mengedikan bahu. Tentu saja Arra masih kesal padanya, tentang kejadian tadi saat Leo sengaja berdiri di depannya, sehingga Arra menubruk nya dan membuat kening nya meringis sakit terkena dada bidang Leo.

Arra berpapasan dengan Leo. Dan Leo tersenyum ke teman teman Arra. Bahkan saling menyapa, Arra sih bodo amat. Toh dia aja tidak terlalu mengenal Leo. Bahkan jika dia melempar senyum ke Leo, rasanya tidak karena di harus marah padanya, akibat dia sering mengganggu dirinya.

"Ca?" Suara itu membuat Caca berhenti dan menoleh ke arah suara, dan teman temannya sudah duluan. "Eh kenapa kak?" Tanya Caca.

"Enggak, tadinya gue mau nanya nanya tentang temen Lo, tapi timing nya gak tepat, jadi nanti aja hehe." Balas Leo dengan kekehannya. "Ih sekarang aja kak, gapapa kok!" Sahut Caca dengan semangat 45.

"Gausah, nanti aja. Gue duluan Ca!" Pamit Leo sambil berjalan ke arah pintu Cafe. Caca memang lumayan dekat akhir akhir ini dengan Leo,karena dia sempat mendekati Leo, pasalnya Leo adalah teman dari gebetannya Caca. Dio namanya, jadi Caca meminta bantuan kepada Leo.

Caca menghampiri teman temannya, setelah berbicara dengan Leo. Caca mendarat kan bokongnya di kursi depan Arra dan Yuna dan duduk di dekat Sherina.

"Lo pada mau pesen apa dah?" Tanya Yuna. Sambil memanggil pelayan di Cafe itu. "Gue Espresso aja dah na." Pesan Arra. "Gue mau Jus Alpukat aja deh." Pesan Sherina.

"Lo mau apa Ca?" Tanya Yuna. "Caca pesen Cappucino deh Na."
"Oke!"

Setelah Yuna memanggil pelayan dan menyebutkan pesanannya, dia kembali bergabung mengobrol dengan mereka.

"Ca? Tadi Lo ngomong apa sama kak Leo? Kek serius amat." Tanya Yuna
"Iya tuh." Sambung Sherina.

Saat mengobrol, minuman mereka datang dan dengan tenggorokan yang kering Arra meminum Espresso nya.

"Oh tadi kak Leo mau nanya tentang Arra kayak nya, tapi timing nya gak tepat gitu katanya"
"Uhuuuk!" Batuk Arra.

"Dih, kalo minum pelan pelan." Nasehat Sherina.
"Apa tadi Lo bilang?" Tanya Arra pada Caca. "Kak Leo kayak nya mau nanya nanya tentang lo." Jawab Caca sambil meminum Cappucino nya

"Why? Ada yang salah dengan gue?"

LEORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang