Karena gue seneng liat respon kalian di chapter kemarin, w cepetin deh updatenya. Jadi kalau mau update cepet, tahu kan harus ngapain?
***
"Alyssia nggak mau makan dari kemarin." Riana berujar pelan pada Alexi yang berdiri mematung di ambang pintu kamar Alyssia.
Dada Alexi berdenyut nyeri memandang Alyssianya yang kini tidur memunggunginya menghadap jendela kamarnya yang tidak tertutup tirai. Gadis itu terlihat begitu ringkih. Baru kali ini Alexi melihat Alyssia begitu lemah dan tidak berdaya. Dan Alexi tahu, sedikit banyak, ia memiliki andil akan apa yang menimpa Alyssia.
Seandainya saja ia memaksa Alyssia kemarin untuk datang bersamanya.
Seandainya saja ia tidak mengalah dengan mudah terhadap argumentasi Alyssia.
Seandainya saja ia bisa datang lebih cepat.
"Ini bukan salah kamu, Al." Riana berujar, seolah bisa membaca pikiran Alexi.
Wanita paruh baya itu menepuk bahu Alexi pelan, lalu melanjutkan, "kamu nggak seharusnya menyalahkan diri kamu sendiri. Mama justru berterima kasih karena kamu udah nyelametin Alyssia."
Helaan napas Alexi terdengar, bersamaan dengan bahunya yang melemas. Riana terlalu baik padanya, meskipun ia telah lalai menjaga putri satu-satunya wanita tersebut.
"Alexi minta maaf, Ma. Alexi gagal melindungi Alyssia. Nggak seharusnya ini semua terjadi."
"Shh, kamu nggak perlu minta maaf." Riana berusaha menenangkan.
"Papa mana, Ma?" tanya Alexi. Sejak mengantarkan Alyssia ke mansion keluarga Pierre semalam, ia tidak melihat Nicolas.
"Sekarang lagi ada di Thailand, kunjungan ke kantor cabang di sana." Riana menjawab. "Dia belum tahu tentang masalah ini. Mama nggak bisa bayangin gimana murkanya Papa Alyssia begitu tahu kejadian yang menimpa anaknya."
Alexi menunduk, menatap kakinya yang berbalut sandal rumah dengan sulaman benang keemasan membentuk logo keluarga Pierre yang khas. "Papa pasti marah besar sama Alexi kalau sampai tahu."
"Al..." Riana meremas bahu Alexi yang berbalut kemeja biru pucat.
"Permisi Madame, cream soup pesanannya sudah siap."
Seorang perempuan berseragam maid berdiri di belakang Alexi dan Riana, di belakang maid itu seorang perempuan berseragam serupa membawa tray dengan semangkuk cream soup di atasnya.
"Terima kasih," Riana berujar dengan senyuman di bibirnya pada pelayan tersebut. Setelahnya, ia menatap Alexi, lalu berujar, "Mama minta tolong ya, Al. I think she needs you the most."
Alexi meletakkan tray dengan cream soup di atas nakas, sementara ia dengan perlahan-lahan duduk di tepi ranjang Alyssia. Pandangan gadis itu terlihat kosong, menatap kehampaan di hadapannya, tidak sekali pun melirik sosok Alexi yang menatapnya dengan khawatir. Tubuhnya masih dibalut piyama dengan motif kelinci kesayangannya, berlindung dibawah selimut tebal.