Sebuah tangan menahan tangannya, "kenapa?" ucap Lunark melihat Frankenstein menahannya.
"kenapa kau tak menginap saja, ini sudah malam. Tak baik jika seorang wanita berkeliaran di malam hari" ujar Frankenstein."aku ini bukan manusia, aku seorang werewolf petarung Frankenstein, aku akan baik-baik saja" jawab Lunark.
"memang, tapi aku merasa tak enak membiarkan kau sendirian berkeliaran, sebaiknya kau menginap saja di sini" pinta Frankenstein.
"bahasamu, seperti aku hewan liar saja. Hm baiklah kalau begitu, jika kau memaksa" ucap LunarkBibir Frankenstein tersungging menyambut ucapan Lunark. "bukankah memang kau senang dipaksa?" celotehnya menggoda.
"apa maksudmu Frankenstein, aku tidak jadi menginap" kesal Lunark."hahahaha...aku becanda nona werewolf, jangan terlalu diambil hati", elaknya sambil menaruh tangan kirinya di pinggang Lunark, mengajak gadis werewolf itu menuju sebuah kamar.
"istirahatlah di sini sampai besok, semoga kau nyaman" ujarnya mempersilahkan Lunark.
"Frankenstein, bukankah ini adalah kamarmu?" tanya Lunark."yah benar, memangnya kenapa?" tanya Frankenstein balik.
"aku tidak mau, aku ini tamu. Bagaimana mungkin aku memakai kamar tuan rumah, aku ingin tidur di kamar tamu saja" protes Lunark."sebetulnya aku memiliki beberapa kamar tamu, hanya saja belum dibereskan sejak aku kedatangan tamu dari Lukedonia kemarin, jadi agak berantakan. Karena itu aku menawarkan kamarku untukmu, lagi pula malam ini aku tidak akan tidur karena aku akan menemani tuan untuk belajar, besok ia akan ujian akhir semester, aku harus menyemangatinya" jelas Frankenstein.
"ah begitu, baiklah Frankenstein malam ini aku pinjam kamarmu" ucap Lunark tersenyum.
"semoga kau nyaman" jawab Frankenstein.
"ku harap begitu, selamat malam" ujar Lunark dengan wajah merona.
"selamat malam" balas Frankenstein seraya Lunark menutup pintu kamarnya. "semoga kau tidur dengan nyenyak" lanjut Frankenstein.Lunark menatap sekeliling kamar Frankenstein yang nampak rapi dan tertata dengan baik, sebuah foto besar sang pemilik rumah nampak terpampang di dinding, gadis itu tersenyum merona melihat tampannya sang tuan rumah dalam foto itu. Ia membaringkan tubuhnya menatap langit-langit kamar, nampak lukisan angkasa yang lengkap dengan planet-planetnya seperti ia sedang menatap langit sungguhan, lalu ia mematikan lampunya. Suasana menjadi lebih gemerlap, banyak titik-titik seperti cahaya yang menyala dalam gelap layaknya bintang-bintang malam yang kemilau.
"aku seperti sedang terbaring di angkasa, hm Frankenstein, ternyata kau juga adalah perancang yang hebat" celotehnya beberapa saat sebelum ia terlelap dalam tidurnya.Frankenstein melangkah mendekati Raizel di dekat ruang tamu yang sedari tadi nampak membuka buku, tapi ada yang aneh, karena lampu di ruangan itu mati. Frankenstein kembali melangkah tapi Tao, Takio dan M-21 menahannya.
"bos, kau mau apa?, jangan bilang kau akan mengganggu tuan Raizel" oceh Tao.
"ku rasa sebaiknya kali ini kau membiarkannya berkonsentrasi untuk belajar agar nilainya bagus di ujian besok" tambah M-21""benar bos, aku yakin dia sangat serius menghadapi ujian besok, buktinya ia bahkan menggunakan kekuatannya untuk membaca dalam gelap" timpal Takio.
"betul sekali, mungkin tuan Raizel sedang latihan bagaimana caranya mengisi soal ketika hati dan otaknya sedang gelap, aku pernah mengalami hal itu dulu, ketika ujian aku pernah merasa gelap, mungkin karena aku tidak latihan seperti tuan Raizel" Ucap Tao lagi.
Frankenstein menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya, "sudah malam, sebaiknya kalian tidur karena besok kalian harus berjaga sejak pagi-pagi buta" perintah Frankenstein.
"tapi bos" ucap Tao, Frankenstein sedikit merasa kesal, "aku tidak suka dibantah" geramnya. Tiga anak buah Frankenstein itu langsung lari terbirit birit."Tao kau hampir membuat bos emosi, aku khawatir dia mengamuk" ucap Takio sambil terus berlari ke kamar mereka.
Frankenstein berjalan mendekati Raizel, kemudian menyalakan lampu, 'aku yakin tuan tidak tahu cara menyalakan lampu' batinnya berkata.Raizel menoleh dan memperhatikan pelayannya itu sudah berdiri di sampingnya. "selamat malam tuan, sekarang anda bisa belajar dengan jelas dan nyaman" ucap Frankenstein.
"Frankenstein..." ujar Raizel.
"ya tuan" balasnya.
"aku kagum pada guru yang memiliki bekas luka di wajahnya itu" ujar Raizel."apa maksud tuan, guru itu adalah Fedor?" tebak Frankenstein.
"dia memiliki kekuatan yang sangat besar, aku bahkan tak bisa untuk sekedar mengikutinya" adu Raizel.
Sejenak Frankenstein berfikir, 'apa maksud tuan adalah matematika?, ah benar Fedor adalah guru matematika' batinnya menebak."ehm aku bisa mengajarkannya jika tuan bersedia" tawar Frankenstein.
"apa kau juga memiliki kekuatan seperti orang itu Frankenstein?" tanya Raizel.
"oh bukan, aku hanya mempelajarinya sedikit" jawabnya.
"baiklah ajarkan aku kekuatan hebat itu, aku ingin mencobanya" celoteh Raizel."dengan senang hati tuan" ucap Frankenstein seraya langsung membimbing Raizel mempelajari matematika.
Dengan sabar Frankenstein membimbing Raizel yang nampak sangat tekun belajar matematika sekaligus ilmu pengetahuan alam, mata pelajaran yang akan diujiankan besok. Sementara itu trio RK masih bergosip di kamar mereka."ah, bos menyuruh kita berjaga sangat pagi karena besok ujian" keluh Tao.
"yah betul, karena itu kita harus tidur cepat" saran Takio sambil melirik ke M-21 yang sepertinya sudah mengantuk.
"ehh tapi, aku kurang bersemangat berjaga pagi" celoteh Tao.
"kenapa?" kesal Takio.
"gajiku kurang, padahal aku harus membeli hp baru, karena hp yang sekarang itu sering mati" keluh Tao lagi.M-21 yang sudah memejamkan matanya pun terbangun mendengar ucapan Tao, "kau bahkan sudah membobol rekeningnya, masih kau bilang kurang??" protes M-21.
"jika kau mengeluh lagi, aku yakin bos benar-benar akan membunuhmu Tao" celoteh Takio.
Tao bergidik ngeri membayangkan Frankenstein berjalan menghampirinya membawa dark spear, "tidaaakk, ampun bos" teriaknya.Takio yang sudah mengantuk menyumpal mulut Tao dengan kain selimutnya, "mulutmu bau dan berisik" geramnya sambil berbaring di dekat M-21.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noblesse : The Werewolf and The Scientist
RomanceCerita asli by Son Jeho Fanfic by me *** Kehidupan Frankenstein yang penuh kegelapan sebelum ia membuat perjanjian dengan Raizel membuatnya mudah emosi, puncaknya ketika ia pernah kehilangan orang terkasihnya saat perang dunia antar umat manusia pec...