Ingatan masa lalu

146 10 0
                                    

Lunark menepuk - nepuk dada Frankenstein yang sedang menggendongnya, "lepaskan aku, kau sudah berbuat kriminal !!" tegasnya sambil menggoyang - goyangkan tubuh seksinya.

Frankenstein menatapnya datar dengan aura yang sedingin es, "benar" katanya sambil menurunkan Lunark dengan segera. Lalu melipatkan kedua tangannya di depan perut.
Lunark lantas mendongak menoleh lelaki yang 32 cm lebih tinggi darinya itu.

"kenapa kau menatapku begitu?" tanya Frankenstein sinis.
"aku?? Tentu saja ingin mempertanyakan kenapa aku ada di sini?" tanya Lunark balik.
"sudah ku bilang, aku menculikmu" jawab Frankenstein tegas.
"aku tau, tapi kenapa kau melakukan ini? Orang - orang pasti sedang mencariku" celoteh Lunark.
"aku menculikmu untuk menyelamatkanmu" ujar Frank.
Lunark kembali mendongak, "bagaimana mungkin sebuah penculikan menjadi penyelamatan" protes Lunark.

Frankenstein menunduk dan menghadap wajah Lunark sangat dekat, "jadi kau mau menikah dengan si pengecut itu? Kau mau memaksakan hatimu untuknya?" tekan Frankenstein.
"Frank, kau terlalu dekat"protes Lunark sambil sedikit mendorong tubuh Frankenstein meskipun lelaki itu tak berpindah sedikitpun.
Frankenstein menariknya lebih dekat dan jatuh ke dalam pelukannya, "kau jawab saja, apa kau mau menikah dengannya?" tanya Frankenstein lagi dengan mengintimidasi.
Lunark berusaha untuk melepaskan diri darinya namun usahanya sia - sia, Frankenstein malah semakin mengencangkan pelukannya sampai - sampai gadis itu sesak, hhhh seorang werewolf bisa sesak hanya karena pelukan seorang manusia?.

"oke aku akan menjawabnya,tapi tolong jangan terlalu mengintimidasiku dan membuatku sesak nafas" protes Lunark.
Frankenstein merenggangkan pelukannya, "oke sekarang jawab !" tegasnya.

"ini bukanlah sebuah kemauan tapi sebuah keharusan, rasku semakin menyusut terutama setelah serangan terakhir, rasku bisa punah dalam sekejap, aku hanya ingin memenuhi kewajiban kaumku apalagi aku seorang petarung untuk kembali membangun ras werewolf, kami harus berkembang biak lagi, kami harus mempunyai keturunan werewolf untuk generasi mendatang" jelas Lunark.

Frankenstein memandang sayu, sorot matanya menampakkan kekecewaan, "kau begitu yakin, oke kau bisa kembali" ketusnya.

Lunark mengerutkan dahinya, "kau benar - benar tak bertanggungjawab, kau sudah menculikku, harusnya kau juga yang harus mengembalikanku" protesnya sambil melipatkan kedua tangannya di depan.

Frankenstein berseringai, "hei kau faham kan dengan kata diculik? Seharusnya kau kabur dariku bukan minta untuk diantarkan" ketusnya.

Lunark memajukan bibirnya, "oke aku akan kembali sendirian" tegasnya sambil menghentakkan kedua kakinya dan berlalu meninggalkan Frankenstein.

Frankenstein menatapnya dari belakang sambil tersenyum menggelikan melihat kelakuan Lunark sekaligus pahit mengetahui kenyataan.
Beberapa saat kemudian Frankenstein menerima sebuah panggilan telepon dari Tao.

"halo bos, aku sudah melacak keberadaanmu" teriak Tao di dalam telepon.
"ada apa Tao?" tanya Frankenstein.
"bos ini gawat, aku mendapat informasi jika Union akan melakukan semacam pencarian besar - besaran terhadap Lunark, aku yakin wanita seksi itu sedang bersamamu kan? Mereka berencana untuk menculiknya, bos jangan sampai Union mencabik bokong mulusnya, kau harus membawanya kabur sementara" jelas Tao.

Frankenstein menghela nafas, "sial, dia baru saja pergi!! Oke kau tahan saja sebisamu, jaga tuan Raizel di rumah, aku akan bersama Lunark selama beberapa saat kedepan" perintahnya.
"siap!" balas Tao.

Frankenstein berlari mengejar Lunark, ia yakin gadis itu belum jauh, sekuat tenaga ia mengejarnya hingga akhirnya ia menarik gaun pengantin Lunark, gadis itu menoleh, "ada apa lagi?" tanyanya.

Frankenstein yang tergesa - gesa lantas menggendongnya dan membawanya terbang.

"Frankenstein..., kau gila! Kau mau menculikku lagi?" tanya Lunark ditengah perjalanan.
"diam!! Aku sedang menyelamatkanmu" jawab Frankenstein keras.
Lunark diam seketika melihat keseriusan wajah Frankenstein, "apa yang sebenarnya sedang terjadi?" gumamnya.

Mereka mulai menjauh dari hiruk pikuk kehidupan, "kita akan kemana?" tanya Lunark.
"mencari tempat yang aman untukmu" jawab Frankenstein melembut.
Lunark menatapnya sayu, "memangnya ada apa?" katanya.
"Union sedang mencarimu, aku yakin tujuan mereka kali ini sangat buruk, aku mengkhawatirkanmu jika kau ada di istana werewolf" jelas Frankenstein.

Lunark menampakkan wajah sedihnya, "kenapa aku selalu dijadikan target?" sesalnya.
Frankenstein menyentuh wajahnya dengan lembut, "tak usah khawatir, aku bersamamu" katanya.

Lunark tersenyum manis, "sebetulnya aku mempunyai sebuah rumah lama peninggalan orangtuaku, lokasinya tak jauh dari sini, aku yakin tempat itu sudah kumuh tapi mungkin bisa diperbaiki untuk tinggal beberapa saat sampai situasinya aman" ungkap Lunark.
Frankenstein mengangguk, "oke bawa aku kesana" katanya.

Mereka berjalan menuju rumah tua Lunark hingga akhirnya sampai.
Sebuah rumah yang sangat tua yang sudah ditumbuhi rerumputan liar, di depannya terdapat sungai kecil yang jernih seperti belum tersentuh oleh manusia atau bahkan makhluk lain. Namun sesuatu masuk ke dalam ingatan Frankenstein, sebuah bentukan rumah, pohon beserta sungai jernih dan suasana di sekitarnya sangat tak asing bagi Frankenstein, "apa aku mengalami deja vu?" katanya.
"kau kenapa?" tanya Lunark khawatir.
"entahlah tapi aku merasa pernah menginjakkan kakiku di tempat ini sebelumnya, mungkin kurang lebih sekitar seribu tahun lalu" ungkap Frankenstein.

Lunark mengerutkan dahinya, "mungkin kau pernah tinggal di tempat yang mirip seperti ini sebelumnya, jaman dahulu ketika belum modern seperti sekarang" celotehnya.

Frankenstein menggelengkan kepalanya, "bukan, tapi sebuah hal yang buruk, amarah, kebrutalan, kepedihan hingga kehausan akan sesuatu" ungkapnya.

Lunark terlihat sedih, "apa tempat ini terlalu buruk bagimu hingga mengingatkanmu akan hal buruk?, kalo begitu kita pindah saja" usul Lunark.
"akh tidak, kita di sini saja, setidaknya tempat ini adalah tempat yang paling jauh dan mungkin aman" pinta Frankenstein.
Lunark tersenyum, "baiklah kita bersihkan dulu tempatnya, maaf tempat ini jauh sangat buruk dibandingkan dengan rumah mewahmu" celoteh Lunark.

Frankenstein tertawa kecil, "aku faham, tapi jangan kau bandingkan hal itu, ini adalah rumah bersejarahmu, jangan kau bandingkan dengan rumahku yang masih terbilang baru" katanya.

Lunark tersipu, "ah yah, dulu aku menghabiskan masa kecilku dengan kedua orangtuaku dan kakakku, kami bukanlah keluarga werewolf petarung, dulu aku hanya werewolf biasa yang sangat lemah, tapi kami semua hidup bahagia dibawah naungan Lord werewolf lama sebelum Muzaka. Tapi kakakku seorang pejuang tangguh, dia sampai berlatih untuk bisa menyetarakan diri menjadi werewolf petarung, dia sangat kuat sampai akhirnya sesuatu merenggut kebahagiaan kami, aku tak begitu ingat semuanya karena saat itu aku masih kecil dan tak terlalu faham akan kondisi keluarga dan kaumku, yang ku ingat adalah kakakku kehilangan nyawanya hanya beberapa bulan selepas kedua orangtuaku tewas dibunuh dengan keji" ungkap Lunark sampai tak sadar menitikkan air matanya.

Frankenstein menatapnya sedih, lalu memeluknya erat, "siapapun yang melakukan itu, sangat kejam dan tak bisa dimaafkan" katanya.
Lunark menangis dedalam - dalamnya di dada bidang lelaki jangkung tersebut.

Tiba - tiba sesuatu masuk ke dalam ingatan Frankenstein, sebuah pedang tajam, jubah abu - abu dan seorang lelaki berambut pendek dengan sedikit helaian yang berjuntai seperti setengah poni berwarna blonde milf.
"astaga, dia....?" katanya terkejut.
Lunark mendongak, "ada apa Frankenstein?" tanyanya.
Frankenstein menggelengkan kepalanya, "bukan apa - apa" jawabnya sambil terus mengusap - usap helaian rambut Lunark.

To be continue....

Noblesse : The Werewolf and The ScientistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang