Waktu terus berjalan, Daniella sudah menginjak bangku kuliah. Aku melihat dia semakin terlihat dewasa dan jauh semakin menarik. Aku tidak memungkiri, Daniella menjelma menjadi sosok gadis yang kecantikannya bisa disandingkan dengan model-model yang pernah menjadi teman kencanku. Namun bedanya, Daniella lebih spesial dimataku. Gadis itu masih polos, belum tersentuh oleh siapapun.
Hubunganku sendiri dengan Alessandra sudah putus karena kesibukan kami dan banyaknya perbedaan mengenai jalan pemikiranku dan Alessandra yang membuat hubungan ini semakin kacau. Putus dari Alessandra tidak membuat lantas berlarut-larut dalam penyesalan. Aku mulai berkencan dengan beberapa wanita. Aku tidak munafik, aku memang brengsek. Aku menyukai wanita cantik dan sexy namun itu hanya rasa tertarikku semata. Aku tidak ingin membawa hubunganku lebih jauh setelah aku putus dengan Alessandra.
Sikap brengsek yang selalu aku pertontonkan didepan Daniella ternyata tidak selamanya membuat gadis itu menjauh dariku. Kenyataannya, aku mendapatinya kembali bersikap manis padaku. Dia kembali memperlihatkan kalau dia masih mempunyai perasaan cinta padaku. Daniella bahkan mengatakan lagi kata itu padaku. Dia bahkan tidak peduli kalaupun aku pria brengsek. Semua isi hati Daniella dicurahkan padaku saat malam pembukaan night club milikku. Dia bilang dia tidak bisa melupakanku. Aku berusaha menanggapi kata-katanya dengan jawaban santai. Aku bilang padanya, mungkin cinta yang dia punya adalah sebuah obsesi. Daniella menyangkal hal itu. Dia bilang itu bukan obsesi tapi dia benar-benar jatuh cinta padaku.
Aku sudah tidak punya cara lain untuk menyingkirkan Daniella dari kehidupanku. Gadis itu terus saja mengangguku dengan meyakinkan padaku kalau dia cinta padaku. Puncak dari penolakanku membuatnya berbuat nekat. Malam-malam dia datang ke apartemen yang aku rahasiakan dari siapapun kecuali Tony. Apartemen itu tempat aku melepas lelah dan tidak ingin ada gangguan dari siapapun. Namun malam itu Daniella datang dan tentu saja mengejutkan diriku. Darimana dia tahu apartemen ini? Lantas aku tertawa sendiri dalam hati. Tentu saja dari Tony.
Daniella menerobos masuk kedalam apartemenku, dia kembali mengatakan cintanya. Jawabanku tentu saja tidak. Aku menyuruhnya untuk pulang namun dia bersikeras tidak akan pulang dan tiba-tiba dia mengejutkanku dengan hal yang tidak pernah aku bayangkan selama ini. Daniella setengah telanjang dibalik mantel yang menutupi tubuhnya dan membuatku terpana dengan keindahan tubuhnya. Aku buru-buru mengalihkan pandanganku karena tidak ingin terpancing dan membuatku bisa berbuat gila padanya.
Malam itu, Daniella memohon padaku untuk bercinta dengannya. Sesaat aku tidak mempercayai pendengaranku. Lalu dia mengulanginya lagi. Aku pikir gadis itu sudah tidak waras. Aku dengan tegas menolaknya namun dia kembali memohon dan berjanji tidak akan menggangguku lagi. Dia akan menjauh dariku jika aku bersedia bercinta dengannya. Akhirnya aku mengabulkan permintaannya dan aku bilang padanya saat aku membuka mataku dipagi hari, aku tidak ingin melihatnya lagi diranjang ataupun diapartemenku. Kejam memang, tapi aku harus melakukan itu agar dia benar-benar menjauh dariku. Daniella menyetujui permintaanku. Kamipun mulai pergulatan diatas ranjang.
Setelah percintaan itu, aku langsung turun dari ranjang dan masuk kedalam kamar mandi. Begitu aku keluar dari dalam kamar mandi, aku tidak menemukan Daniella. Aku hanya melihat jejak merah yang menempel disepreiku. Daniella sudah pergi. Dia pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun padaku. Sesaat aku merasa kecewa dan merasa kehilangan namun kelegaan langsung menghinggapiku. Pada akhirnya aku terbebas dari gadis itu.
●
●Seminggu berlalu sejak kejadian dimana aku bercinta dengan Daniella, aku merasa damai. Tidak ada lagi sosok gadis yang selalu mengejar-ngejar diriku dengan kata cintanya. Namun disela-sela rasa damai itu, aku merasakan sesuatu yang aneh pada diriku. Entah kenapa aku merasa kehilangan akan sosok itu. Mimpi-mimpi bercinta dengannya pun kadang hadir menghiasi tidur malamku hingga menimbulkan reaksi alamiah pada kejantananku. Jika sudah begitu aku hanya bisa melampiaskan dengan mengurut sendiri kejantananku, atau jika aku butuh pelampiasan aku akan menghubungi salah satu wanita yang menjadi teman kencanku.
Semakin hari perasaanku semakin tak karuan, aku seperti orang frustasi. Bayang-bayang tubuh telanjang Daniella selalu menari-nari diotakku membuatku tidak bisa berkonsentrasi dalam hal apapun. Aku mencoba menerima kenyataan kalau sebenarnya aku menginginkan gadis itu. Aku jatuh cinta pada Daniella. Aku mencoba meyakinkan diriku sendiri kalau aku memang mencintainya. Butuh waktu satu bulan untuk merenungi semua resiko yang akan aku terima jika aku jatuh cinta dengan Daniella Santos.
Akhirnya aku memutuskan menemui Daniella setelah aku membutuhkan waktu sedikit lama untuk mengambil sebuah keputusan yang mungkin akan berpengaruh pada persahabatanku dengan Tony. Aku mendatangi rumah keluarga Santos. Aku memang sudah lama tidak mengunjungi rumah itu, terlebih aku juga sudah lama tidak bertemu dengan Tony setelah pembukaan night clubku waktu itu. Jadi aku berpura-pura ingin bertemu dengan Tony.
Tiba dirumah keluarga Santos, rumah itu kelihatan sepi. Aku berbasa-basi menanyakan kemana orang-orang rumah. Dan ternyata aku mendapat jawaban kalau orang yang aku cari sudah pergi keluar negeri. Dia melanjutkan kuliahnya disana. Aku kecewa mendengarnya dan itu semua tak luput dari kesalahanku yang menginginkan Daniella menjauh dariku. Aku kemudian memutar otak untuk mencari tahu dimana alamat Daniella tinggal diluar negeri. Dengan obrolan sana sini akhirnya aku mendapatkan alamat Daniella diluar negeri.
Setelah mendapat info mengenai Daniella, akupun bergegas mencarinya. Aku terlihat begitu antusias dan sangat gembira. Sampai di negara tujuanku, aku tidak ingin membuang-buang waktuku untuk menemui Daniella. Akhirnya aku menemukan apartemen yang disewanya, aku menekan bel berkali-kali namun Daniella tidak membuka pintunya. Sampai akhirnya ada salah satu penghuni yang keluar dari salah satu pintu apartemen. Aku bertanya mengenai keberadaan orang yang menyewa apartemen itu. Dan orang itu bilang padaku kalau apartemen yang aku maksud tidak berpenghuni alias kosong.
Aku lantas tidak percaya begitu saja pada omongan orang itu. Aku kembali lagi keesokkan harinya. Tanganku kembali menekan bel apartemen itu. Namun setelah sekian lama pintu tak kunjung terbuka. Lagi-lagi ada penghuni apartemen lainnya yang mengatakan kalau apartemen itu kosong. Aku terpaksa percaya dan akhirnya aku kembali ke negaraku. Aku kembali mencoba mengorek-ngorek keterangan dari Tony. Dia kembali mengatakan padaku kalau Daniella tinggal di London. Dia yang mengecek sendiri keberadaan adiknya itu. Aku jadi bertanya-tanya pada diriku sendiri. Ada apa ini? Apa Daniella mencoba membodohi keluarganya atau dia benar-benar menepati janjinya menghilang dari kehidupanku. Aku mengusap wajah kasar, aku merasa menyesal.
●💕●💕●💕●💕●💕●
Lima tahun aku hidup dengan bayang-bayang Daniella yang terus bercokol dipikiranku. Sulit sekali mengenyahkan dirinya dari dalam pikiranku hingga membuatku selalu mencari pelarian dari satu wanita ke wanita yang lain. Sampai pada akhirnya aku mendapat kabar tentang perceraian Gisella. Dia menangis saat bercerita mengenai kehidupannya dengan Randall. Gisella membutuhkanku, sebagai saudara yang paling dekat dengannya aku segera terbang ke New York__tempat Gisella tinggal. Dan dikota inilah aku menemukan gadis yang sekarang sudah menjelma menjadi wanita dewasa. Dia adalah Daniella Santos, wanita yang selama ini sudah membuat hidupku kacau.
Pertemuan tak terduga itu terjadi dirumah Gisella saat ulangtahun Bernie, anak angkatku. Daniella semakin cantik dan yang membuatku terkejut, dia sudah memiliki seorang anak laki-laki. Amarahku sempat akan meledak saat itu. Aku berpikir dia sudah menikah dan tidak ada seorangpun dikeluarga Santos yang memberitahuku. Namun ternyata setelah aku mendapat sedikit cerita dari Gisella, aku menjadi lega. Apalagi mendengar cerita dari mulut anak laki-laki Daniella. Aku merasa kalau dia adalah anakku.
Merasa penasaran, aku diam-diam memotong rambut Teo saat aku mengantarnya pulang ke apartemen Daniella. Setelah dari sana aku langsung menuju kerumah sakit untuk mengetes DNA Teo dan aku. Aku tidak sabar untuk melihat hasilnya.
Mengenai pertemuanku kembali dengan Daniella, wanita itu terlihat semakin cantik namun sikapnya sangat berubah. Dia bukan menjadi Wonder Women atau Superwomen, namun dia berubah menjadi Angry Women alias wanita pemarah. Sama seperti Angry Bird ketika marah. Melihat sifat pemarahnya itu malah semakin membuatku suka. Aku ingin selalu menggodanya dan melihat kemarahan dimatanya yang berapi-api. Aku sadar, perubahan sikapnya padaku itu karena kesalahanku. Aku akan bersabar untuk mendapatkan Daniella dan Teo dalam hidupku. Aku akan bertaruh apapun demi Daniella dan juga Teo meskipun harta ataupun hidupku yang menjadi taruhannya.
E Y L, 7 Januari 2019
Sorry guys baru bisa update karena kemarin2 mendekati akhir tahun aku tidak enak badan dan setelah tahun baru aku kembali tidak enak badan, mungkin efek cuaca dan capek. Bersyukur sekarang sudah baikan. Vote & Comment, thanks.
KAMU SEDANG MEMBACA
Expect Your Love ( Daniella & Osvaldo )
Short StoryStory From I'm Yours Football Player