"Duduk didepan! Kau pikir aku sopir taksi, Dani." Tegur Osvaldo ketika melihat Daniella membuka pintu belakang dan bisa Osvaldo tebak kalau wanita itu bermaksud duduk disamping Teo yang lebih dulu di dudukkannya di carseat.
Daniella melotot kearah Osvaldo karena merasa tidak terima dengan teguran pria itu. "Aku alergi duduk didepan terutama duduk berdekatan denganmu." Sahut Daniella.
"Kau pikir aku kuman sampai-sampai bisa membuatmu alergi." Kata Osvaldo tak mau kalah.
"Kau memang kuman yang perlu dibasmi sampai ke akar-akarnya." Sahut Daniella kesal.
"Mama, papa... kapan kita berangkat?" Teo menyela perdebatan antara dua orang dewasa itu.
Daniella terdiam mendengar ucapan Teo. Ekspresi wajahnya berubah datar, dia merasa tidak senang kalau Teo memanggil Osvaldo dengan kata Papa. Sosok pria yang baru dikenal anaknya ternyata mampu membuat Teo menjadikan Osvaldo menyandang predikat seorang ayah.
"Ikatan darah memang begitu kental." Batin Daniella. Daniella tidak akan pernah bisa memungkiri hal itu.
"Tunggu apa lagi, Dani. Kalau kau tidak segera duduk didepan, anak kita pasti akan terlambat ke sekolah." Ucapan Osvaldo membuyarkan lamunan Daniella. Lagi-lagi Daniella melotot kearah Osvaldo.
"Teo anakku dan kau bukan ayahnya." Daniella tak peduli jika ucapannya akan membuat Teo sedih. Dia sudah terlalu kesal dengan tingkah dan ucapan Osvaldo.
"Oh, ya. Kalau bukan aku lalu siapa ayah Teo?" Cibir Osvaldo.
"Papa, mama... ayo berangkat." Teo kembali bersuara.
"Oke, boy." Sahut Osvaldo. "Ayo, Dani sayang. Jangan membuat Teo terlambat ke sekolah hanya pertengkaran yang tidak perlu." Kata Osvaldo pada Daniella.
Daniella tidak menanggapi kata-kata Osvaldo, dia membuka pintu disamping kemudi lalu menghempaskan pantatnya dikursi mobil. Osvaldo sendiri sudah duduk dibelakang kemudi dan mulai menjalankan mobilnya.
Sepanjang perjalanan menuju ke sekolah Teo, Daniella terus memasang wajah penuh amarah dan rasa kesal yang memuncak. Bisa diibaratkan saat ini kondisi Daniella bagaikan seekor Banteng betina dengan tanduk yang siap menyeruduk musuhnya karena sudah mengganggu kenyamanan dirinya.
Bukan tanpa alasan amarah dan rasa kesal menyelimuti Daniella. Pasalnya semenjak kedatangan Osvaldo yang tidak pernah Daniella duga, pria itu sudah mencampuri kehidupannya dan kehidupan Teo. Pria itu dengan percaya diri menempatkan posisinya sebagai ayah Teo dan tanpa meminta persetujuan dari Daniella, Osvaldo dengan senang hati akan mengantar dan menjemput Teo dari sekolah.
Memikirkan betapa menyebalkannya sikap pria yang pernah dia cintai sepenuh hati membuat tangan Daniella gatal. Rasanya dia ingin menampar, memukul atau apapun itu untuk melampiaskan amarahnya selama ini.
"Jangan cemberut terus nanti cepat tua." Osvaldo membuka suaranya setelah separuh jalan menuju ke sekolah Teo sambil melirik kearah Daniella sekilas.
"Tidak usah sok peduli." Sahut Daniella ketus lalu memalingkan wajahnya keluar jendela.
"Tentu saja aku peduli, kau 'kan ibu dari anakku." Canda Osvaldo yang membuat Daniella semakin kesal.
Daniella yang tidak bisa lagi menahan emosinya, memukuli lengan Osvaldo.
"Hei, hentikan Dani. Kau bisa mencelakai kita semua." Osvaldo menahan pukulan dari Daniella sambil fokus pada jalanan.
"Mama! Hentikan bertengkar dengan papa." Teo memprotes Daniella.
Suara protes dari Teo menghentikan Daniella memukuli Osvaldo. Daniella tidak menyangka kalau anaknya lebih membela pria yang baru dikenalnya daripada dirinya dan hal itu membuatnya sedih. Daniella benar-benar merasa takut saat ini, takut akan kehilangan Teo.
Menoleh kebelakang tempat dimana Teo duduk, Daniella melontarkan pertanyaan pada anaknya. "Apa kau sudah tidak sayang pada mama, Teo?" Mata Daniella tampak berkaca-kaca.
"Teo sayang mama." Sahut Teo pelan.
"Kalau Teo sayang sama mama, jangan panggil tuan ini dengan sebutan papa. Mengerti Teo."
Raut wajah Teo berubah sedih begitu Daniella mengatakan hal itu pada anaknya. Teo kemudian tertunduk seperti ingin menangis. Dia diam tidak menjawab kata-kata Daniella.
"Kau tidak sayang mama, Teo. Kenapa kata-kata mama tidak dijawab?" Daniella kembali bersuara.
"Sudahlah Dani, jangan membuat Teo sedih. Dia masih anak-anak, jangan terlalu keras padanya. Apa salahnya jika Teo memanggilku papa." Osvaldo yang tidak tega melihat wajah sedih anaknya menegur Daniella.
"Jangan ikut campur urusan ibu dan anak." Daniella terlihat emosi.
"Tentu saja aku berhak ikut campur. Kau menyakiti perasaan anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Jangan kau lemparkan kekesalanmu pada Teo. Aku yang salah, kau bebas melakukan apa saja padaku asal jangan pada Teo." Osvaldo ikut terbawa emosi karena sikap Daniella.
"Apa Teo tidak boleh punya papa seperti teman-teman Teo yang lain Ma?" Akhirnya Teo membuka suaranya dengan sebuah pertanyaan yang tepat mengenai perasaan Daniella. Daniella menoleh kebelakang dan melihat anaknya menangis. Timbul rasa bersalah pada dirinya ketika melihat airmata Teo.
"Maafkan mama, Teo." Kata Daniella yang terlihat menahan airmatanya dan kembali memalingkan wajahnya ke depan karena tidak tega melihat kesedihan Teo.
Suasana didalam mobil yang terasa gerah membuat Osvaldo berinisiatif untuk menepikan mobilnya. Dia tidak peduli kalau harus kena tilang yang penting dia bisa mencairkan suasana didalam mobil yang terlihat tegang.
"Maafkan aku, Daniella." Kata Osvaldo kemudian.
Daniella tidak menyahut, dia memalingkan wajahnya keluar jendela dan hal itu membuat Osvaldo menahan napas sebelum akhirnya menghembuskannya pelan. Dia kemudian menoleh kearah Teo.
"Hey, anak papa tidak boleh cengeng. Papa tidak mau kalau Teo jadi anak yang cengeng. Sekarang hapus airmatamu, papa akan mengajakmu ke tempat bermain. Kau mau?" Osvaldo berusaha menghibur Teo. Teo pun mengangguk sebagai jawaban.
"Apa kau sudah hilang ingatan?! Kau akan mengajak Teo ketempat bermain? Dia harus ke sekolah." Daniella langsung menyahut dengan mata menatap tajam kearah Osvaldo.
"Please Dani?" Osvaldo memohon pada Daniella. Mimik wajahnya penuh pengharapan agar Daniella menyetujui usulnya.
Disisi lain, Daniella hanya diam masih menatap kearah Osvaldo. Ajakan pria disampingnya untuk mengajak Teo ketempat bermain ada benarnya. Daniella tidak ingin Teo murung karena dirinya. Tanpa memberi jawaban pada Osvaldo, Daniella kembali memalingkan wajahnya__menatap kedepan. Melihat Diamnya Daniella diartikan oleh Osvaldo kalau wanita yang menjadi ibu Teo itu setuju. Akhirnya Osvaldo melanjutkan mengendarai mobilnya tidak menuju kesekolahan Teo tapi ke sebuah tempat dimana Teo akan merasa senang.
Sepanjang perjalanan pikiran Osvaldo terbelah menjadi dua, antara fokus dijalan dan memikirkan kejadian didalam mobil. Osvaldo merasa bersalah saat melihat kesedihan Daniella. Dia sebenarnya tidak bermaksud untuk menjauhkan Daniella dari Teo. Osvaldo hanya ingin menjadi bagian dari keduanya. Dia ingin menebus masa-masa dimana Daniella sendirian saat mengandung Teo. Osvaldo ingin menebus semua kesalahannya dimasa lalu. Dia tidak akan pernah memisahkan Daniella dari Teo karena Osvaldo merasa dia tidak berhak atas Teo. Osvaldo sadar akan hal itu. Dia hanya ingin berada ditengah-tengah wanita yang kini dicintainya dan juga anaknya. Waktu merubah segalanya__merubah perasaan Osvaldo pada Daniella Santos.
E Y L II 30 Maret 2019
Setelah sekian lama aku update E Y L dan jangan kecewa ya kalau bab ini pendek dan gaje cause ini yg bisa aku sempatkan untuk mengetik.
Oke guys, thanks. Vote & Comment jangan lupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Expect Your Love ( Daniella & Osvaldo )
Historia CortaStory From I'm Yours Football Player