Suasana makan siang itu terasa hangat sekali, Osvaldo begitu besarnya mencurahkan perhatian pada Teo saat anak itu sedang makan. Sesekali Osvaldo menyeka mulut Teo yang belepotan saus dari ayam yang dimakannya. Pemandangan itu sungguh menyakitkan dimata Daniella. Seolah-olah badai meteor yang pecah berkeping-keping menimpa dirinya membuat dadanya berdenyut nyeri. Daniella bahkan nyaris limbung dari kursi tempatnya duduk karena melamunkan pemandangan antara Teo dan pria yang tak dipungkiri Daniella masih mendiami hatinya meskipun Daniella berusaha keras menolak kehadiran pria itu.
"Kau tidak menyukai makananmu, Dani?" Pertanyaan Osvaldo mengalihkan lamunan Daniella. "Kalau kau tidak suka kau bisa menggantinya dengan menu yang lain." Kata Osvaldo kemudian.
Daniella mencebikkan bibirnya, acuh tak acuh dengan perhatian Osvaldo. "Tidak. Itu tidak perlu, aku menyukai makanan ini... hanya saja makanan ini terasa hambar saat aku makan di meja yang sama denganmu." Kata-kata pedas Daniella meluncur bagaikan bola salju yang tepat mengenai Osvaldo. Pria itu nampak menahan emosi yang seketika ingin meledak.
"Aku tahu, kau sangat membenciku. Tapi bisakah kau menyampingkan rasa bencimu saat ada Teo diantara kita."
Daniella mengedikkan bahunya. "Entahlah! Aku rasa tidak bisa. Kau yang membuatku seperti ini, kau tentu tidak melupakan hal itu bukan? Atau kau memang sengaja melupakannya dan menganggap kejadian itu hanya sebuah angin lalu. Kau hadir diantara Teo dan aku seolah-olah kau tidak pernah meninggalkan jejak kesakitan yang kurasakan selama bertahun-tahun karena mencintaimu." Daniella hampir saja meneteskan airmata jika saja dia tidak menekan perasaannya kuat-kuat. Sudah cukup penderitaan yang dialaminya karena mengharapkan cinta dari seorang pria yang bahkan tidak pernah menganggap dirinya ada.
"Aku tidak pernah melupakan kalau kau mencintaiku, Dani. Tidak pernah sedetikpun aku melupakannya. Bahkan sampai sekarang aku ingin rasa cintamu itu masih tetap ada untukku." Sahut Osvaldo dengan getir.
"Dan jika rasa cintaku padamu masih ada, kau pasti akan mempermainkan perasaanku seperti dulu. Tidak Osvaldo! Rasa cinta yang kupunya untukmu sudah mati sejak aku meninggalkan Brasil. Yang tersisa padaku hanyalah kebencian. Kebencian yang teramat sangat padamu." Daniella mengepalkan tangannya erat, menahan kemarahan yang siap akan meledak kapan saja.
"Aku sudah selesai." Kata Daniella kemudian.
Osvaldo melihat kearah piring Daniella. "Keras kepala! Kau bahkan nyaris tidak menyentuh makananmu." Osvaldo terlihat geram. "Kita tidak akan pergi sebelum kau menghabiskan makananmu, Dani." Ancam Osvaldo.
"Aku bukan anak kecil yang bisa kau ancam. Tanpa dirimu aku bisa pergi sendiri." Gerutu Daniella.
"Silahkan kau pergi tapi Teo akan bersamaku."
"Kau tidak berhak membawa Teo bersamamu." Daniella menatap Osvaldo dengan sengit.
Prang... suara benda jatuh membuat Osvaldo dan Daniella sama-sama menoleh kearah sumber suara. Teo sengaja menjatuhkan gelas ke lantai.
"Apa yang kau lakukan Teo?! Kau sengaja menjatuhkan gelasmu." Daniella menghardik Teo.
Teo menunduk dengan raut wajah masam. "Aku tidak ingin bersama mama dan papa." Kata Teo lirih.
Kata-kata Teo seketika membuat tubuh Daniella menegang. Tidak seharusnya dia keras pada anak itu. Dirinya terlalu terbawa emosi melihat kedekatan Teo dan Osvaldo. Entah bagaimana perasaan Daniella jika Teo benar-benar tidak lagi menyayanginya. Tak bisa Daniella bayangkan betapa sakitnya saat Teo menolak dirinya.
Mendadak wajah Daniella berubah penuh kebencian, kedua tangannya terkepal diatas pangkuannya. Ini semua kesalahan Osvaldo Rios, pria yang tanpa rasa malu, tanpa rasa bersalah sudah hadir membuat kekacauan dalam kehidupannya bersama dengan Teo. Membuat pengakuan sendiri kalau Teo adalah anaknya dan parahnya lagi, Teo menerima Osvaldo dengan tangan terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Expect Your Love ( Daniella & Osvaldo )
NouvellesStory From I'm Yours Football Player