2-RAFA LAGI

258 47 14
                                    

Jangan lupa budayakan vote sebelum membaca, dan komentar setelah membaca!
Selamat membaca!

===

"Teman seangkatan memang menawan, tapi tetep aja kakak kelas yang lebih menggoda"

===

SEPERTI yang dikatakan Rafa, dia pulang lebih cepat dari biasanya hari ini. Reina menyambut Rafa dengan pelukkan hangatnya. Rafa memang sangat disayangi oleh keluarganya terlebih karena dia anak bungsu. Dia memiliki kakak cowok yang sekarang menempuh kuliah di luar negeri.

"Mama kira, papa ga ngabarin kamu siang tadi," Reina melepas pelukannya.

"Ngabarin," jawabnya kemudian mencium dahi mamanya.

"Kamu udah makan?"

"Udah,"

"Kamu istirahat ya, terus siap-siap buat nanti malam,"

"Iya,"

Reina hanya menyikapi Rafa dengan senyuman. Dia sudah sangat paham sifat Rafa yang sangat dingin.

"Nanti temannya papa bawa keluarganya kesini.,"

"Iya,"

"Anaknya cewek lo, cantik. Mama udah kenal. Dia baik Raf,"

"Iya,"

"Iya mulu kamu Raf," Reina terkekeh. Tidak bisa dipungkiri dia sangat ingin ketawa mendengar Rafa yang selalu menjawab ocehannya dengan kata-kata yang sama.

===

"PAPA pulang," teriak Zayn disambut gelengan kepala Reina. Kebiasaan yang satu ini memang sulit diubah menurut Reina. Karakter Zayn memang jauh berbeda dengan anak-anaknya. Entah turunan dari mana sifat anak-anak mereka seperti itu.

"Selagi telinga mama sehat, teriak aja," ucap Reina yang dijawab dengan kekehan oleh Zayn.

"Mama udah siapin semuanya kan?" tanyanya yang dijawab anggukan kepala dengan sang istri.

"Gak salah pilih istri aku ya?" tanya Zayn yang mendapatkan pelototan tajam dari Reina.

"Rafa udah pulang kan ma?" Zayn berusaha mengalihkan topik.

"Iya udah pa,"

"Baguslah. Papa lihat spion mobil rusak. Memang selalu anak itu," Zayn mengusap wajahnya kasar. Meski begitu, dia begitu sayang dengan kedua anaknya. Apalagi dengan istrinya, butuh perjuangan yang besar baru ia mendapat restu dari orangtua Reina dulunya.

"Yaudah, papa mandi dulu sana,"

===

SENYUMAN manis tercetak di wajah Vely. Berulang kali dia melihat penampilannya di pantulan cermin kamar. Ayahnya benar-benar tau kesukaan Vely. Pulang kerja tadi, ayahnya memberikan paperbag berisi gaun biru anggun untuk dipakai malam ini.

Ayah dan bundanya sudah menunggu di teras luar sekarang. Vely berjalan perlahan. Vely memang sangat feminim, tapi dia tidak suka kalau memakai make up yang terlalu tebal. Dia hanya memoleskan sedikit bedak dan menggunakan lips juga rambut yang dibiarkan terurai tidak teratur. Penampilannya ringan tapi mengesankan.

"Ayo Vel, kita ke mobil," ajak bunda.

"Iya bun. Kita mau ke rumah siapa sih?" Vely yang memang sedikit kepo. Pasalnya dari tadi Ayah dan Bundanya selalu memanggilnya untuk bersiap cepat agar tidak terlambat.

RAZBLIUTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang