6-TITIK KEHANCURAN

157 38 1
                                    

Jangan lupa budayakan vote sebelum membaca, dan komentar setelah membaca!
Selamat membaca!

===

"Layaknya terjebak di labirin, aku tidak bisa menemukan jalan keluar dari hatimu."—Rey

===

ALDIN memasuki ruang kelas dan menemui Vely disudut ruangan. "Kak Rafa sama Rey saling kenal ya?"

"Kak Rafa ngelindungin gue kemaren dari Rey,"

"Pantas kemaren gue ketemu Rey pas pulang eskul," timpal Aldin.

"Dan kak Rafa ngaku ke Rey kalau gue pacarnya," ujar Vely seraya menghembuskan nafas perlahan.

"APA?!"

Vely langsung memeluk Aldin, "Aih Al gimana ni, gue merasa bersalah karena bawa-bawa kak Rafa dimasalah gue!"

Aldin mengusap rambut Vely perlahan. Belum sempat Aldin angkat suara, Abram yang baru datang langsung menimpal, "Eh dua bidadari cantik lagi ngobrol ya?" canda Abram, ketua kelas resek yang sekarang ikut berjalan mendekat kearah kedua gadis itu disertai senyuman playboy cap kakap miliknya.

"Cih, udah tau pake nanya!" sinis Aldin.

"Sans dong bid," ucap Abram.

"Bid, bid, bid. Lo kira gue sabit?!"

"Iya, soalnya kamu mencabik-cabik kan hatiku yang malang ini beib," ucap Abram sambil menaik turunkan kedua alis miliknya.

"Bangke lo, gak sudi gue," respon Aldin dengan mata melotot.

"Wah, udah berani ya. Bibir kamu minta dijahit." timpal Abram.

"Silahkan jahit ni bibir kalau berani." Jari Aldin bergerak mengetuk beberapa kali bibir miliknya.

Vely hanya geleng-geleng saja melihat kedua makhluk didepannya ini. Ingin rasanya terbang ke planet mars daripada melihat mereka yang tidak pernah akur.

"Serah, enakkan gue sama Vely deh kemana-mana daripada sama lo yang cerewet gini," ujar  Abram sambil menjulurkan keluar lidahnya kearah Aldin.

"Gue doain kalian jodoh," Vely menyatukan kedua tangannya seperti orang yang sedang sangat memohon.

"AMIT-AMIT!" Semprot Aldin dan Abram berbarengan.

"Nah kan, kompak gitu ngejawabnya,." Vely tertawa terbahak-bahak melihat kedua makhluk didepannya kini yang berusaha menutupi rona merah diwajah mereka.

"Kambenk, liat aja lo Vel,"

"Ampun Al, hehe," jawab Vely lalu dia memilih bangkit dari duduknya dan berlalu pergi keluar kelas.

"Have fun ya, gue gak mau jadi nyamuk ni," teriak Vely sebelum benar-benar hilang dari pintu masuk.

===

"VELY?"

Vely yang merasa ada seseorang yang memanggilnya langsung mengedarkan pandangan untuk mencari orang tersebut.

Tak lama, ada sebuah tangan yang menutupi kedua matanya. Vely yang kaget bukan main berusaha melepaskan telapak tangan tersebut. Mereka menjadi sorotan dari berbagai sudut di pejuru kantin sekarang. Anehnya, tidak ada yang bersuara sedikit pun saat ia berteriak memberontak.

RAZBLIUTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang