8-SEBUAH FAKTA

144 36 2
                                    

Jangan lupa budayakan vote sebelum membaca, dan komentar setelah membaca!
Selamat membaca!

===

Rey berusaha menaiki tembok belakang rumah targetnya. Pistolnya dia simpan dikantong belakang celana. Cowok itu lalu berusaha membuka pintu belakang dan berhasil. Pintu belakang tersebut terbuka. Dia lalu berjalan menuju tangga rumah dengan perlahan.

Cowok itu mengganjal dua pintu kamar dirumah tersebut dengan beberapa kursi dan benda lainnya. Rey lalu membuka pintu ruangan yang diketahui sebagai ruangan kerja milik target. Rey sedikit mengacak dokumen yang disusun rapi dalam suatu lemari.

Setelah mencari beberapa menit, dokumen yang dia cari itu akhirnya ditemukan. Belum sempat Rey keluar dari ruangan tersebut, terdengar bunyi gedoran dari salah satu pintu kamar. Rey terlambat. Baru saja menuruni tangga, suara yang dikenal cowok itu pun angkat suara.

"REY?!" teriaknya tidak menyangka dengan apa yang telah dia lihat.

Rey gelabakan dan targetnya kini menyadari apa yang Rey pegang.

"Dokumen itu, kenapa bisa ada ditangan Rey?!" pikir lelaki itu.

"Kembalikan dokumennya!" teriak lelaki paruh baya tadi.

Tanpa diketahui, ternyata istri target menyaksikan semua hal tersebut. Dia lalu menyingkirkan kursi dan beberapa barang lainnya agar pintu kamar anaknya dapat dibuka.  Wanita paruh baya itu kemudian membangunkan anaknya untuk segera diajak menuju tempat ayahnya tadi. Tapi sampai di dekat tangga, mereka berdua tidak melihat dimana keberadaan suami sekaligus ayah dari anak tersebut.

"Ve-ly," panggilan itu membuat Vely maupun bundanya menoleh kearah pintu.

"REY! Apa yang kamu lakukan!" teriak Vely terkejut melihat pistol yang berada disamping kepala ayahnya.

"APA KAMU SUDAH GILA?!" murka Vely.

Vely ingin segera menuju kearah mereka namun lengannya ditahan oleh bunda, "Jangan nak, bahaya," panik bunda yang kini telah meneteskan air matanya.

"APA MAUMU REY?!" teriak Vely.

"Aku hanya ingin mengambil dokumen ini, tapi nampaknya ayahmu tidak ikhlas jika aku mengambilnya,"

"Bolehkah aku membunuh ayahmu?"

"TOLONG!" teriak Vely berbarengan dengan bunda membuat Rey panik.

"Per-gi dari sini," bisik ayah Vely yang membuat Rey melepas pistolnya hingga senjata api itu pun jatuh kelantai. Rey segera berlari menaiki tembok dan kabur dengan membawa dokumen tersebut.

Ayah Vely merosot ke lantai ketika Rey sudah kabur. Vely dan bunda menangis lalu menghampiri ayah. Ayah nampak begitu syok, Vely khawatir penyakit jantung ayahnya kambuh. Dan benar saja, ayahnya sekarang mencengkram erat dada kirinya. Beberapa tetangga yang mendengar jeritan Vely tadi pun mulai berdatangan menuju rumah Vely. Mereka segera mengangkat ayah untuk segera di bawa ke rumah sakit terdekat.

"Ja-uh-i a-anak i-tu," bisik ayah, setelahnya lelaki paruh baya itu tidak sadarkan diri.

"Vel! Lo dengar gue gak sih?!" geram Aldin memecahkan lamunan Vely.

RAZBLIUTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang