Zaltard

59 3 0
                                    


Aku lagi dengerin lagunya Queen, beberapa yang suka musik sebelum era 2000-an pasti mengenal band ini. karya dari Queen itu enak didengarkan, selain musikalitasnya yang bagus, liriknya juga punya khas yang unik dan mendalam.

Erlis selalu kepo dengan apa yang aku suka. Dia tahu kalau aku suka Queen. Waktu itu pernah dinyanyiin beberapa kali. aku yang sering nyanyiin jadi kalah merdu suara dibanding dia. Itu curang!

Aku tidak berhenti untuk selalu memuji vokal Erlis bila bernyanyi. Bukan karna dia kekasihku. Lebih dari kekasih, dia memang mempunyai bakat yang ada sejak dulu. beruntunglah, Tuhan tidak terlalu memberiku bentuk Vokal yang merdu, agar aku bisa merasakan karunia Tuhan itu di berikan kepadanya.

Aku dan Erlis pergi ke toko yang menjual kaset Original di sekitar daerah UPI. Kita mau beli kaset Queen yang lain, supaya banyak koleksinya. Sebetulnya bisa aja sih di download, tapi itu tidak keren. Jangan jadi orang yang suka bajakan, tidak menghargai karya!

Aku dan Erlis masuk di toko yang serba hitam.

"Ini aja!" Kata Erlis menunjuk album Rooling Stone.

"Kamu suka?"

"Kasetnya? Engga,"

Erlis aneh, aku kira suka.

"Ih, terus apa?" tanyaku.

"Ga suka kaset, sukanya kamu!"

Ha ha! Aku dan si Akang yang jaga kaset tertawa. 

Aku lihat Erlis berbincang dengan si Akang. Pasti lagi ngobrolin musik.

"Iya band Indie, Kang" kata Erlis setelah ngobrol yang lumayan lama.

"Untuk tahun-tahun sekarang, band indie memang lagi naik ka. Memang banyak keuntungannya juga sih." jawab si Akang yang sangat semangat diskusi tentang musik.

Setelah selesai, kami pamitan ke si Akang dan meninggalkan toko.

Di jalan aku nanya tentang pembicaraan dengan si Akang tadi. Ternyata aku juga kepo.

"Tadi ngobrolin band" kata Erlis yang masih memegang kaset.

"Oh, kamu mau bikin band?"

"Bukan,"

"Terus apa?"

"Aku mah emang udah punya band,"

Hebat! Ternyata selain anak mamah, dia juga anak band.

"Keren! band apa? Anak UIN juga anggotanya?" tanyaku yang masih kepo.

"Band indie. Bukan kok. Ada juga yang udah kerja.."

"Indie tuh gimana?"

"Nanti lah aku jelasin. Band aku personilnya cowo semua sih.."

Aku tahu nada bicara Erlis seperti meyakinkanku untuk tidak cemburu. Padahal, aku biasa saja mendengar personilnya pria semua. Itu tidak terlalu penting. Aku percaya ko dengan Erlis.

Lanjut kembali pulang, kami membahas hal lain selain band. Mungkin di hari yang akan datang aku akan bertanya kembali tentang band.

--ooo--

Aku rangkum kembali tentang Erlis dan musik. Beberapa minggu setelah pulang dari tempat kaset. Erlis adalah vokalis band. Aku heran, mengapa wanita berjilbab seperti dia masuk grup band. Lebih jauh, aku mengetahui bahwa semua personil band yang Erlis ikuti semunaya pria. Meski begitu, aku harus selalu mendukung langkahnya. Bila dia suka bernyanyi, berarti band adalah salah satu cara menyalurkan bakatnya.

Shining ErlisWhere stories live. Discover now