Rencana Indah

20 0 0
                                    

Senin itu, Erlis datang dan memberitahu tawaran manajer band. Aku terkejut karna tawaran itu datang kepadaku. bukan untuk menolak atau tidak menginginkan tawaran jadi manajer The Zaltard, hanya aku merasa kurang layak untuk masuk ke dalam anggota band. Meski, aku disibukkan dengan Event Musik selama beberapa tahun ini.

"Kata A Ruslan mau gak?" kata Erlis.

"Mau banget. Tapi emang boleh?"

"Justru dirimu berbakat. Diriku percaya kalau dirimu tepat di TZ." terkadang, Erlis mengatakan kamu menjadi dirimu, aku menjadi diriku. Jadi jangan heran bila terkadang aku menganggapnya seperti penyair. Tidak tahu darimana dia mendapatkan itu. tapi, aku suka.

Nama yang tidak terlalu asing didalam obrolanku dengan Erlis disaat waktu luang, yaitu A Ruslan dan TZ. Ajakan itu bukan hanya sekedar tawaran pemain band dan seorang manajer, terlebih, aku masuk di dalam kehidupan Erlis yang paling berharga. Bahkan, apapun yang Erlis lakukan hampir semuanya aku berada disana ketika itu. aku tidak pernah memaksa apapun untuk masuk di dalam kehidupannya.

Dia juga bukan tipe orang yang ingin dipaksa dalam menjalani apapun. Justru, candaannya yang selalu buat aku tersenyum ketika dia katakan "Kan bagus, kita sering ketemu. Aku lebih semangat, manajernya kamu. Kalau kita sekali perform 20 juta, kita berdua bisa beli rumah lebih cepat. hahaha," lalu kami tertawa bersama, menertawakan keusilan kami yang membahas gambaran masa depan. Bahkan, di perjalanan menuju suatu tempat di kopo, Erlis bercerita
"kan aku sering curhat sama anak-anak TZ. Terus a Ruslan bilang 'Kalau aa mah nanti punya anak, lebih baik anaknya aa nikahin langsung daripada pacaran. Dengan konsekuensi bisa mempertanggung jawabkan hubungannya' aku juga sempat berfikir seperti itu sih, kalau kita punya anak suruh nikah aja ya kalau udah siap. Hahaha,"
menjadi hal yang menyenangkan kepolosan kami membincang masa depan. Aku yang tertawa kemudian menjawab
"iya, bener setuju. Yaudah anggap aja a ruslan ayah kita. Supaya izinkan kita untuk nikah. Hahaha.".
begitulah a ruslan yang erlis ceritakan, menyenangkan dan dewasa. Tidak banyak pertimbangan bagiku masuk ke wilayah band A ruslan, selain aku meyakini bahwa kehidupan akan terus berlanjut.

Bila a Ruslan idealis, dia akan menghadirkan orang yang memang ahli dalam dunia manajer band. Namun, percakapannya dengan erlis justru mengarah kepada aku yang akan dipilih. Aku senang bisa sibuk di bidang yang aku sukai, tidak ada permasalahan yang besar. Erlis selalu mempertegas secara tidak langsung, beberapa hal yang tidak akan di dapatkan dari band yang lain. Kekeluargaan, rasa saling menyayangi, rendah hati dan optimisme tinggi menjadi dasar mengapa band ini masih ada, karyanya terus lahir, namanya masih diingat banyak orang.

Seperti yang aku dan Erlis kenal tentang a ruslan, bahwa dia adalah lulusan santri yang sukses di bidang seni. Dia sudah berkeliling indonesia dan dunia dengan seni. Siapa orang yang tidak terharu dan terpacu semangatnya untuk mengunjungi kota atau negara dalam bentuk nyata, bukan dalam peta dunia? Sebagian besar dan aku akan menyetujui terharu dan terpacu semangatnya. Padahal, a Ruslan tidak kuliah. sebagaimana pandangan orang umum dalam mendefinisikan kesuksesan, yaitu diraih dengan jalan formal. Aku tidak berkata bahwa formalitas pendidikan tidak dibutuhkan. silahkan, itu pilihan. Akupun sekarang sedang kuliah, formal. Hanya, maksudku adalah berjanjilah kepada diri sendiri untuk meraih sukses dan mimpi secara terbuka, yakinlah bahwa semua orang bisa.

Sebelum aku bertemu dengan a Ruslan, aku dan erlis membuat sebuah artikel mini. Dipublikasikan hanya untuk kami berdua. Fungsinya, supaya kami semangat ketika salah satu diantara kami ada yang merasa lelah.

"Kesibukan menjadi kebutuhan bagi pembelajar. Ciri-ciri pembelajar, selalu merasa bodoh, tentang terbatasnya yang dia ketahui. Lalu, dia tekun berlatih dan mengaplikasikan secara berulang. Banyak manusia yang terlahir dengan potensi kebaikan, setelah berusia dewasa, kemudian tidak mencari kesibukan yang positif, hasilnya, dia merasa terlalu pintar. Lihatkah Einsten? Pernahkah sebelum dia menemukan teori relativitas, orang-orang beranggapan bahwa dia pintar? Tidak. Justru, einsten mengalami perjuangan yang panjang ketika sering dikatakan "gila,".

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 12, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Shining ErlisWhere stories live. Discover now