Story Of LEO

6

Dari semua rasa sakit yang dialami Leo. Rasa sakit dihatinya lah yang sangat membekas. Leo tak pernah berpikir untuk mengobati rasa sakitnya. Yang selalu di pikirkan Leo adalah bagaimana Leo bisa diterima oleh orang yang di sayanginya tanpa harus menyakiti mereka. Jika kalian berpikir Leo bodoh. Ya, memang Leo bodoh, amat sangat BODOH. 

.

.

.

.

.

Dari awal kisah hidup Leo, dia seperti hidup dalam belenggu kasat mata. Belenggu yang tak tahu sampai kapan akan mengikatnya. Belenggu yang mengikat Leo bukan hanya mengikatnya secara fisik tapi juga secara psikis. Psikis Leo sangat rentan terhadap perasaan luka. Luka di hati Leo bukan hanya melukai hatinya saja tapi, sudah menghancurkan hatinya. Hati Leo seolah tak berbentuk lagi. Namun, apa yang bisa di lakukan Leo. Leo hanya terus melangkah tanpa memikirkan hatinya yang bahkan sudah menjadi debu yang siap di terbangkan angin.

.

.

.

.

.

Memandang indahnya langit malam bertabur bintang menjadi sebuah kerinduan yang selalu di impikan Leo. Namun, itu hanya angan seorang Leo. dalam hati Leo sering bertanya apakah akan ada pelangi sehabis hujan untuk nya?.  Akankah Leo mendapati pelanginya setelah semua rasa sakit dan badai yang telah di laluinya?. Pertanyaan sederhana namun, sampai kapan Leo menunggu pelangi nya muncul?. sampai kapan penantiannya berakhir?.

.

.

.

.

.

Leo hanya ingin tersenyum dengan bebas tanpa perlu memikirkan apa resiko dari senyumnya. Leo sampai kapan kau akan terus seperti ini?. Apa kau tak merasa lelah sedikitpun?. Penantian pelangimu masih sangat panjang. Jadi, kau tak boleh lelah apalagi menyerah. Kau mengerti?. Mengertikah kau Leo, setidaknya kau masih bisa menjalani hari ini dengan baik bukan?.

.

.

.

.

.

Sabarlah menanti keindahan muncul dalam hidupmu. Karena keindahan tidak hanya berasal dari pelangi saja. Suatu saat nanti Leo akan menemukan seseorang yang mau berjalan di sampingnya yang akan membentuk senyuman indah di wajah Leo.