Libur telah usai. Brian mau tak mau harus kembali ke sarang kecilnya yang baru. Biasanya setiap pulang kuliah ia akan menunggu Rangga untuk keluar makan. Sayangnya ia mendapat kabar buruk kalau Rangga lagi-lagi ditunjuk untuk ikut lomba selama 1 minggu. Pliss, padahal baru masuk sekolah! Ribet memang jadi orang pintar!
Brian dan Rangga kini hanya bisa bertahan dengan ponsel.
"Halo, halo halo! Haloha! Rangga? Rangga Rangga?"
Brian sedang bosan. Ia memanggil dengan asal-asalan, dan ternyata teleponnya belum tersambung. Brian merasa bodoh.
Begitu teleponnya tersambung, keheningan pun menyapa.
Brian menghitung sampai 5, sampai ia mulai kehilangan arah. "Lo lagi onani?" ia bertanya ketika hanya napas Rangga yang terdengar.
Di seberang sana, Rangga baru saja selesai mandi. Ia tengah berada di sebuah hotel di luar kota dimana ia dikirim untuk mengikuti lomba. Awalnya, ketika Brian menelpon, ia hanya berpikir untuk melakukan percakapan kecil dan sedikit menggodanya. Tapi pertanyaan pertama yang dilontarkan Brian malah membelokkan niatnya.
"Babe, coba alihin ke vidio call!"
Layar pada masing-masing ponsel mereka pun menampakkan wajah masing-masing.
Rangga menampakkan wajah tampannya dengan rambut yang masih agak basah, sedangkan Brian menampakkan wajah sok manly.
"Lo baru abis mandi?" tanya Brian.
Rangga mengangguk kecil sambil tersenyum miring. "Lo belum mandi?"
Mendecak, "Males, ah! Masih dingin," jawab Brian.
Rangga ingat tujuan awalnya. Ia pun menampakkan wajah penuh maksud. "Lo mau panas?"
Pertanyaan aneh Rangga tak sampai ke otak Brian. Ia memang telah bekecimpung di dunia yang 'gelap' sejak dulu, namun pertanyaan Rangga jauh lebih gelap lagi. "Maksudnya?"
Wajah bingung Brian membuat Rangga ingin tertawa. "Lo ada earphone, kan?"
"Ada."
"Pake!"
Brian memasang earphone-nya, lalu menunggu aba-aba selanjutnya dari Rangga. Ia menatap layar ponselnya dengan serius.
"Buka celana lo sama baju lo!"
....
"Lo gak bermaksud masturbasi sama-sama kan?"
"Tepat sekali! Gue pengen liat siapa yang bakal 'keluar' lebih banyak."
Brian awalnya terdiam, terlihat yang paling tak tertarik. Tak disangka malah Brian sendiri yang menanggalkan baju dengan semangat yang berkobar. Brian menatap layar ponselnya, melihat dada bidang Rangga yang terbentuk dengan sempurna. Dulu ia hanya mendambakan dada yang montok, namun entah pelet apa yang digunakan Rangga, sekarang ia hanya menyukai dada bidang Rangga. Enggak! Brian hanya iri. Iri!
Mereka berdua mulai bermain. Tangan mereka mulai bergerak di tubuh bagian bawah sambil tetap bertatap muka.
Rangga mempercepat gerakan tangannya, membayangkan Brian tengah berada persis di sisinya. Bokong mungil itu akan bergerak naik turun dengan erotis, memanjakan juniornya dengan baik. Merasakan ketatnya lubang anus Brian, membuatnya lebih panas.
![](https://img.wattpad.com/cover/162942075-288-k563804.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLEMAKER 2 ; Brian Azriel [END] [E-BOOK] [Buku Fisik]
Novela Juvenil(GAY 18+) Brian Azriel mendapat karma. Setelah masa-masa mengganggu murid lain di SMA-nya berakhir, kini ia mendapat gangguan yang sebenarnya dari salah satu senior di kampus. Awal kuliahnya seharusnya baik-baik saja... tapi orang itu selalu muncul...