Gue Pengen Keluar! (18+)

24.4K 1.9K 494
                                    


Brian sudah misuh-misuh sendiri sejak tadi. Ia kira Rangga tidak memiliki niatan lain ketika melarangnya untuk menjemputnya di bandara. Lihat sekarang! Brian harus menunggu di apartemen karena laki-laki itu malah pergi untuk urusan lain! Tidak tau apa kalau Brian sudah sangat ingin bertemu dengan Rangga, eh, maksudnya kripik pisangnya?!

Kursi yang tak berdosa jadi korban. Ya, Brian masih ringan kaki. Jika bisa, ia bahkan ingin mengobrak-abrik tempat tinggal Rangga yang satu ini! Untungnya Brian masih ada sedikit rasa takut, hehehe...

Sebuah suara tapak kaki yang berhenti di depan pintu membuat Brian menoleh. Dari celah di bawah pintu, Brian bisa melihat bayangan seseorang yang berdiri di sana. Lonjakan semangat membuat dadanya berdebar. Brian tersenyum lebar, buru-buru merapikan rambutnya. Oh, ia nyaris saja lupa kalau ia harus marah!

"Brian, gue pulang!" Sosok yang telah ditunggu-tunggu itu berdiri disana, tersenyum begitu membuka pintu. Sayangnya, malah wajah garang yang ia terima.

"Lo dari mana? Emangnya tadi ada urusan apa?" Brian bertanya, nadanya datar. Ia sebenarnya sedang berjuang dengan dirinya sendiri. Ia sebenarnya ingin memeluk tubuh tinggi di depannya itu. Tapi... Brian malu...

Sambil membawa barang-barangnya masuk, Rangga menjawab, "Bukan apa-apa. Cuman urusan kecil." Rangga tak ingin mengatakan kalau ia pergi ke tempat tinggal Rayhan.

Karena tak ingin terdengar kepo, Brian pun terpaksa mengubah topik. Ia mengulurkan telapak tangannya. "Mana oleh-oleh kripik pisangnya?"

Rangga berdiri, berjalan mendekati Brian. Ia menangkup kedua pipi Brian dengan kedua telapak tangannya, membuat kontak mata dengan anak itu. "Kok malah nanyain oleh-oleh? Gak kangen sama gue?"

Dalam jarak yang sedekat ini, Brian tak sanggup lagi untuk membohongi dirinya sendiri. Ia sangat senang ketika akhirnya Rangga pulang. Selama berhari-hari, hanya sentuhan dari orang ini yang Brian inginkan. Jadi pada akhirnya, Brian menarik kepala Rangga untuk mendekat, meraup bibir jahat itu dengan lapar.

Rangga menarik bibirnya ke atas, menerima hadiah manis atas kepulangannya. Pelacur kecilnya memang adalah yang paling terbaik dalam menyiapkan kejutan.

Rangga menurunkan tangannya, memeluk pinggang Brian sampai tubuh mereka menempel. Rangga memperdalam ciuman mereka, lalu mengabsen setiap gigi yang ada di sana. Hanya dalam hitungan detik, mereka telah terbakar oleh nafsu. Rangga bergerak maju, membuat Brian terhimpit diantara tubuhnya dan dinding. Tangannya mulai masuk ke dalam kaos yang dikenakan Brian, berjalan-jalan di permukaan kulit halus itu dan bermain pada dua buah tonjolan kecil di dada itu.

Aksi terselubung Rangga membuat Brian menegang. Ia mengeluarkan desahan kecil disela ciuman mereka. Uh, ia butuh bernapas!

Brian menarik dirinya, mencoba mencari oksigen. Wajah merahnya ditatap oleh kedua mata elang itu, dikala pikirannya masih jauh. Saat ini, ia hanya memikirkan satu hal. Ia jatuh cinta dengan tatapan itu...

Ini masih pagi. Melihat wajah yang seksi itu, Rangga merasa harus menahan dirinya. Ia mengecup bibir merah itu, lalu memeluknya. "Ayo bantu gue beresin barang-barang," bisiknya.

Brian tercengang. Satu koper itu isinya oleh-oleh untuknya. Saat Rangga mengatakannya, bahkan Brian sempat dibuat bingung. Brian mengambil isi koper itu satu persatu. Ada kemeja, jaket, sepatu, jam tangan, dan hal-hal kecil lain.

"Ini kayaknya jaket mahal..." Brian meneliti jaket yang ia pegang. "Berapa harganya?" Brian bertanya. Matanya yang penasaran, membesar dengan lucu.

Rangga terkekeh. "Coba dipake dulu. Gue mau lihat!"

Berdiri di depan kaca, Brian bergerak ke kanan dan ke kiri sambil sedikit memutar tubuhnya. Jaket barunya adalah yang terbaik! Ia tersenyum lebar, menemukan dirinya bisa sekeren ini.

TROUBLEMAKER 2 ; Brian Azriel [END] [E-BOOK] [Buku Fisik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang