Ayah Bilang, Jangan Membenci - Chapter II.1

157 16 0
                                    

Berhubung kita masih dalam suasana liburan akhir tahun, saya putuskan untuk update setiap hari <(^0^)/...

Imperfection terbagi menjadi 6 chapter + 3 cerita tambahan (catatan Yogi, Yoga, dan Yuan). Saya usahakan untuk menyelesaikan ini secepatnya '3')>

Kalau kalian berhenti baca di sini, Harry pasti sedih...

So, Keep Reading, guys... :)

_____________________

Catatan Harry - Part 2.1


Kak Yuan masih mematung di tempatnya berdiri, wajahnya terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu. Lalu wanita itu beranjak perlahan dan tersenyum padanya.

"Apa kabar? Sudah lama sekali, kamu masih ingat saya, Yuan?" tanyanya kemudian.

"Harry, naik," tegas kak Yuan begitu saja.

"Ha?" Aku setengah tak percaya kak Yuan baru mengatakan itu. "Tapi Kak..."

"Naik!" hardik kak Yuan lagi.

Seumur hidup kurasa ini pertama kalinya kak Yuan bicara sekeras itu padaku. Berarti ini sangat serius. Walaupun aku tak ingin melawan kak Yuan, tapi aku juga penasaran ada apa sebenarnya. Makanya kuputuskan untuk melangkah sepelan mungkin ke arah tangga, berharap bisa mencuri dengar. Tapi kemudian Yogi menyerukan; "Selamat datang!" pada empat siswi SMP yang baru saja masuk dan duduk di meja 5.

"Kak, pesan jus cinta yang manis ya," kata mereka langsung pada kak Yoga.

"Aku mau burger yang pakai bumbu hatimu dong, Kak"

Ya, yang begini kadang juga ada. Biasanya memang siswi SMP. Mereka suka ikut-ikutan memanggil 'kak' pada anggota B4 gara-gara sering mendengar kami menggunakan panggilan itu (umumnya di Pekanbaru sebutan untuk saudara laki-laki yang lebih tua adalah 'abang'). Pelanggan seperti ini paling cocok untuk Yogi.

Benar saja. sekarang dia sedang menghampiri meja mereka dengan senyum playboy-nya.

"Halo, adik manis. Menu seperti itu tidak ada di B4. Pesan yang benar ya," katanya sambil menyerahkan daftar menu.

Kak Yoga yang tadinya masih duduk menopang dagu di meja bar, sekarang sudah turun dari stool dan melangkah memutari meja untuk masuk ke dapur.

Untuk sementara, seluruh perhatian teralihkan dari wanita itu. Aku buru-buru masuk ke dapur dan membantu kak Yoga, berharap kak Yuan lupa dengan perintahnya padaku barusan. Kulihat kakak sulungku itu sekarang mengambil posisi duduk berhadapan dengan si tante elegan di meja 2 - mereka sengaja pindah ke situ agar menjauh dari siswi-siswi SMP yang tadi.

Tapi Yogi tiba-tiba saja menyalakan musik, dan lagu yang mengalun adalah A Beautiful Mess - Jason Mraz. Kak Yuan melempar senyum padanya, sepertinya barusan yang menyuruh Yogi menyalakan musik adalah kak Yuan. Mungkin memang agar tak ada yang mencuri dengar.


Setelah 4 siswi SMP tadi pergi, masih ada beberapa pengunjung lagi yang datang. Sepasang ABG yang sedang berkencan baru saja membayar dan keluar dari B4. Tersisa satu keluarga di meja 6, tapi mereka juga sedang bersiap-siap pulang.

Tanpa diduga, kak Yuan beranjak dan membalik tulisan di pintu, padahal masih jam 8.

"Loh? Hari ini tutup lebih cepat?" tanya si bapak yang sekarang sedang menggendong anaknya bersiap untuk pulang. Sementara istrinya menyiapkan dompet dan menggandeng tangan anak yang lebih besar kemudian menghampiriku di meja kasir.

"Iya, kami ada sedikit urusan hari ini, Pak," jawab kak Yuan dengan senyum ramahnya yang biasa.

Sang istri yang sedang berada di hadapanku pun tertawa kecil. "Seharusnya kalian juga menyempatkan diri untuk sedikit liburan," katanya kemudian.

Imperfection [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang