Berakhir tuk melupakan

47 4 0
                                    

"Aku tak membenci, justru ini hikmah bagi hidupku. Bahwa aku harus benar-benar melupakan yang bukan kenyataan. Terimakasih."
Kamilla



❣❣❣

  Berakhirlah sebuah tantangan itu, cukup lelah dan membutuhkan istirahat. Asiknya, tak menghadapi lagi pelajaran untuk beberapa bulan kedepan. Cukup beristirahat disebuah pondok pesantren. Rasanya lelah walau terkadang bosan. Tidak ada kerjaan. Dan lumayan agak gabut.Terkadang aku suka mengambil handphone di mama, ketika mama mengantarkan adekku sekolah.

❣❣❣

  Beberapa bulan kita mengadakan sebuah acara perpisahan. Namun, acara perpisahan ini, yang didahulukan adalah SMA.Tiba saatnya mereka berpisah. Ini lulusan The first generation, angkatan pertama. Acara ini diadakan pada bulan suci Ramadhan, semua umat muslim sedang melasnakan rukun islam yaitu berpuasa. Acara demi acara semua berjalan dengan lancar. Disambung acara terakhir yaitu berfoto-foto.

  Ku meminta pada kakak kelasku, jika nanti perpisahan aku ingin di foto sama Kak Opay .Kak Opay sudah berjanji untuk berfoto bareng aku dan Kak Faril. Namun, kenyataan itu tak terwujudkan, hancur sudah. Memang ini salahku! Ku terimakan ini takdir, kenyataan terakhir!
Aku tak menyalahkan yang sekarang, ini hanya salahku! Ku tekadkan niat terbaik ini untuk masa depanku. Aku harus lupain yang berlalu.

"Selamat ya kak, happy graduation Kak Opay"ucapku dengan rasa bahagia.

"Makasih ya, Kamilla. Kamu juga bentar akhirussanah"

"Iyah juga, pokoknya Kak Opay harus ada disini"

"Iyah, insyaallah "

Kak Opay memang baik, cantik, shaleh, keren, enak deh kalau udah diajak ngobrol apalagi curhat.

❣❣❣

  Sudah beberapa minggu aku suka chattingan sama si kembar, dulu sering chattan sama Hafadz. Namun, bahasa Hafadz terlalu baku. Jadi, gak enak dan bingung haris balas apa. Berawalnya dari story instagram, Hafidz ngepost di story tentang game mobile legends. Disitu tangan aku membalas story Hafidz. Dari situlah, kita saling kenal.

Hafidz:
"Shalat dulu.. "

  Chat messenger dari Hafidz. Seperti biasa dia suka menyuruh langsung shalat ketika adzan sudah selesai. Mungkin aku agak tau kebiasaan dia, iya terutama dia tak pernah menunda-nundakan shalat.
Sebenarnya sih, aku malu banget kalau Hafidz sudah menyuruh shalat dulu, aku terkadang suka menunda-nundakan shalat. Itu kebiasaanku memang salah! Tapi, aku bahagia mempunyai teman yang selalu mengingatkan dan mengajakku dalam kebaikan.

  Waktu kurang lebih dari 30 menit, Hafidz chat kembali. Dia tak mau chat di watsapp, dia sering chat di messenger terkadang di instagram.

Hafidz:
"Udah shalatnya? "

Kamilla:
"Aku belum.. "

Hafidz:
"Lah, kenapa? "

Kamilla:
"Nunggu yang lain, masih pada foto boot dulu"

Hafidz:
"Kenapa gak ikutan? "

Kamilla:
"Males.. Dah terlanjur!!! "

Hafidz:
"Terlanjur apa? "

Kamilla:
"Malu kalau ikut; v"

Hafidz:
"Ooo.. "

Kamilla:
"Soalnya itu SMA semua"

Hafidz:
"Oh, ywdh.. "

Kamilla:
"Iyah makasih... "

❣❣❣

  Shalat berjamaah dzuhur bersama di Aula. Ya ampun, kok hati ini menyesakkan. Tetesan air mata pada mushafku begitu banyak. Ar-rahman.Ya Allah, yang maha penyayang.

"Kenapa rasa ini menyesakkan?"benakku dalam batin.

Apa yang terjadi, dalam tetesan air mata ini? Jika,seperti ada hal menyakitkan yang aku rasa. Ku tutupi kesedihanku dengan mengelilingi pasar bersama teman. Seenggaknya dengan belanja dapat membuatku agak terhibur. Hehehehe.... Cukup melelahkan, rasanya pengen makan, minum, argh.... Ini hanyalah godaan setan. Puasa... Puasa... Puasa..!!!

❣❣❣


"Via ngapain disitu?"tanyaku pada via  yang sedang duduk di tepas ruang makan.

"Lagi ngasuh nabil"

"Emang kemana nabilnya sekarang? "

"Tuh nabil.. "Tunjuk via.

  Ku arahkan kepalaku ke belakang. Argh... Kenapa harus Kak Faril yang bonceng Nabil dimotor?Ku lirik Kak Faril. Namun, tak tahan rasanya saat ku lihat, tetesan air mata merintik. Segera ku tinggalkan tempat itu. Berlari dengan hati tertindih, sulit tapi harus aku lupakan.

"Kamilla kenapa nangis?"sapa Kak Opay dan Kak Adin

"Mmm.......gak sanggup nyeritanya"

"Coba tenangin dulu, Kamilla"ucap Kak Dinda

  Ku ceritakan semua tentang Kak Faril ,kepada Kak Opay dan Kak Dinda. Mereka adalah teman seangkatannya, bahkan sekelas. Sudah tau sikap Kak Faril bagaimanapun.

  Kak Faril adalah seorang kakak kelas yang berbakti, namun dalam kebalikan sifatnya terlalu sinis kurang bersosialisasi. Aku pernah menyukainya dari akhir SMP kelas 7,dan aku pernah diberi surat sama dia. Isinya semua menasihati diriku. Iyah, itu memang baik memberikan nasihat. Namun, aku tak suka dengan sifatnya yang sinis dan cuek. Dari situlah saya berfikir untuk melupakannya.

  Kak Opay dan Kak Adin memberikan nasehat dan motivasi padaku. Benar! Aku harus melupakan!!!

...
...
...

Tetap berada,jangan pernah terlewatkan..
Masih banyak ending...
Tunggu kelanjutannya😊

Follow ig:
@hilmasofi_
@queen.quill_

Dua Harapan Yang MenyatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang