Panggilan Telepon

37 0 0
                                    

"Ini adalah hal pertama yang belum aku rasakan.Kamu.Maaf, jika semua menjadi ragu"
Kamilla



🌹🌹🌹
Chat messenger

Kamilla Hasna:
"Assalamualaikum "

Hafidz Rabbani:
"Wa'alaikumussalam, belum tidur?

Kamilla Hasna:
"#temenya "

Hafidz Rabbani:
"Ooo"

Kamilla Hasna:
"Kamilla knp? "

Hafidz Rabbani:
"Tanya aja sama Kamilla"

Kamilla Hasna:
"Kamilla udah mau tidur dia gak mau bales chat"

Hafidz Rabbani:
"Hati dia sakit"

Kamilla Hasna:
"Sama siapa? "

Hafidz Rabbani:
"Au dah"

Kamilla Hasna:
"Sama laki-laki ya"

Hafidz Rabbani:
"Bilangin ke dia gw besok mau ngomong! "

Kamilla Hasna:
"Sekarang aja kalau mau ngomong"

Hafidz Rabbani:
"Dia belum tidur? "

Kamilla Hasna:
"Dia susah tidur.. "

Hafidz Rabbani:
"Lewat apa? "

Kamilla Hasna:
"Cepetan, lewat WA aj"

Hafidz Rabbani:
"Iya, tunggu"

Suara panggilan telepon whatsapp berdering.Hafidz.Ku angkat teleponnya, namun belum ku tanggapi.
"Safira, ayo"ajak Kamilla. Mengajak Safira untuk menemani Kamilla.
"Silahkan, sana aja."Safira menolak.
Ku masuki kamar pertama yang berada dekat tangga. Segera ku tanggapi telepon dari Hafidz. Pukul 23.57.
"Assalamualaikum "
"Wa'alaikumussalam "
"Udah nangis? "
"Gak nangis kok"
"Aku kasihan sama kamu"
"Aku yang harus minta maaf"
"Aku yang salah"
"Semuanya"
"Kalau ketemu Izzah, sapa aj"
"Iyah lah.. "
"Biar gak keliatan punya masalah"
"Iyah.. Iyah"
"Tidur ya, jangan gak tidur"
"Bakalan, kamu juga. Nice dream"
"Nice dream too"
"Iyah, udah ya... Aku tutup dengan ucapan wassalamu'alaikum "
"Wa'alaikumussalam "

Segera ku matikan panggilan dari-nya.Tepat pukul 00.00.Ku buka messenger dia masih online. Whatsapp-nya pun sama.Segera ku kirim pesan suara.Namun,tak jelas.Maklum suara di pendam.
Di Whatsapp.

Hafidz:"jangan nangis"
Kamilla:"Gak kok, Innallaha Ma'ana"

Malam ini benar-benar bercampur aduk. Ada rasa senang, sedih, gembira, dan yang terutama kaget. Ini awal pertama aku di telepon oleh seorang laki-laki yang tak bersangkut paut kekeluargaan. Hanya teman.

Dear allah,
Allah, ada apa yang terjadi pada diriku?
Aku terima semua ini. Ini adalah sebuah ujian yang kau berikan.
Namun, apakah aku akan kuat dalam menanggapinya?
Insyaallah pasti kuat, Innallaha Ma'ani
Allah, tau mana yang benar dan mana yang salah.
Allah maha adil dan maha penyayang.


11 juni 18
00.15 WIB
Kamilla





Ku tulis pada memo ponsel. Dan segera ku hampiri ke tempat tidurku. Safira dan Nissa, masih belum tidur. Udara malam sangatlah dingin.
"Gimana?"tanya Safira dan Nissa
"Yah, gitu aja, suer... Gugup kaget! "
"Kok kaget? "
"Orang baru aja pertama kali di telepon ama laki-laki "
"Oh ya, lupa! "
"Dasar nih, fir. Bales aja"
Ku berikan ponselku pada Safira. Biarkan, chat dari Hafidz di balas oleh kawanku. Aku berada disamping Safira,mau tidur. Namun, susah. Biasalah di rumah orang.











Chapter ini, free chat..
Selanjutnya pun mungkin sama.
Tunggu aj kisah selanjutnya.


Jangan lupa vote dan follow ig:
@hilma.sofi46__
@rintikpena_

Dua Harapan Yang MenyatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang