Keesokkan harinya...
"Lho? Ada apa dengan telinga kalian?" tanya Tayuya saat melihat kedua telinga Tenten,Naruto, dan Nanako. Telinga mereka disumbat dengan kapas dan ada merah merah berbaur disana."Kemaren kami menikmati lagu dari teman sekelas," kata Hinata sambil tersenyum manis. Ketiga temannya yang lain hanya merutuk dalam hati.
"Lagu apaan? Suara mereka seperti kucing terjepit tau enggak?" tanya Tenten.
Tayuya hanya terkekeh.
"Eh,udah siap puisinya?" tanya Nanako. Dia kini tengah menenteng sebuah kertas berisikan puisi yang berasal dari Taiwan.
"Ah,aku udah!" kata Naruto sambil menenteng sebuah kertas berisi kan puisi yang berasal dari jepang.
Tenten sendiri sudah menyelesaikan puisi yang berasal dari Amerika. Hinata juga sudah. Dia membuat puisi yang berasal dari Korea.
"Puisi apaan?" tanya Tayuya.
"Hatake sensei memberi kami tugas membuat puisi yang berasal dari berbagai macam negara. Nah,teriakan kemaren itu berasal dari siswa siswi yang tak tau bagaimana caranya membuat puisi." jelas Hinata.
"Oh," kata Tayuya.
"Hari ini,jadwal kita kesastraan. Pasti para sensei menyuruh semua murid datang ke aula. Ayo,kita harus bergegas. Nanti nggak dapat tempat duduk." kata Tayuya.
"Iya. Tapi,kami harus mengumpulkan ini. Nanti,kami akan diberi hukuman mengerikan dari Hatake sensei." kata Nanako sambil bergidik ngeri.
"Oh. Kalau itu,biar aku saja yang ngumpul!" serobot seorang Karin yang datang dari mana. Para gadis melompat karena kaget sambil meneriakkan kata,"huaaaah! Setan merah!" kecuali Tenten.
"Setan merah?" beo Karin.
"Huaahh! Karin-nee..bikin kaget saja." kata Naruto sambil mengelus dadanya. Jantungnya bisa copot jika saja ia masih terkaget kaget ria.
"Sori. Mana nih...puisi yang ingin dikumpul?" tanya Karin.
"Ini," jawab semuanya sambil memberikan kertas tersebut.
"Oke. Sebaiknya kalian segera ke aula. Biar aku saja," kata Karin sambil berlari pergi menuju kantor guru.
"Arigato,Karin-nee/karin-chan!!" seru kelimanya.
.
Ruang kesastraan...
Jadwal sudah dimulai sejak tadi. Sejak 1 jam yang lalu. Kini,Hatake sensei sedang memegang setumpuk kertas. Entah kenapa, Nanako berfirasat kalau kertas yang di pegang Hatake sensei adalah puisi buatan anak kelas 10-7.
Karin sudah bergabung dengan mereka. Tayuya sudah menjaga tempat duduk untuk Karin.
"Entah kenapa,aku berfirasat kalau yang dipegang Hatake sensei adalah puisi kita." kata Tayuya yang seakan peka dengan apa yang di pikirkan Nanako.
Kiba yang kebetulan duduk disamping Naruto membulat.
"Apa?! Mudah-mudahan tidak,kami-sama!" kata Kiba,panik.
"Hah..mendokusai," gumam Shikamaru sambil melanjutkan Tidur nya yang tadi terganggu karena suara maut tingkat dewa milik Kiba.
Tenten hanya menatap Kiba. Dia membaca pikiran Kiba. Kemudian,tersenyum.
"Kau berbohong saat membuat puisi,ya?" tanya Tenten kepada Kiba.
"Bohong apa?" tanya Kiba.
"Puisi mu itu berasal dari Indonesia, bukan? Tapi,yang kau tulis itu bukan puisi. Tapi,lagu yang kau jadi kan puisi. Betul?" tanya balik Tenten.
"Apa? Benarkah itu, Kiba?" tanya Tayuya.
Wajah Kiba tambah panik.
"Darimana kamu tau? Kumohon,jangan kasih tau orang!" kata Kiba memelas. Tenten tersenyum memgejek.
"Tentu aku tau. Aku pernah keiidonesia dan tau lagu itu." kata Tenten dengan enteng.
"Tapi, aku tidak bisa menolongmu Kiba. Beberapa teman kita mungkin ada yang dari Indonesia. Dan,langsung tau lagu itu." lanjut Tenten.
Pernyataan Tenten membuat Kiba tersentak seperti terkena serangan jantung.
'Duh,gimana ini?' inner Kiba.
.
"Baiklah. Kertas yang saya pegang ini adalah puisi buatan kelas 10-7. Jadi,sensei akan mengacak dan menyuruh penulis yang telah membuat puisi yang sensei pilih. Tidak banyak. Hanya 3 orang." jelas Hatake sensei yang membuat Kiba kejang kejang.
Hinata, Naruto, dan Tayuya terkikik.
"Baiklah. Sensei mulai. Mm...Nara Shikamaru!" seru Hatake sensei dengan lantang. Namun, yang dipanggil tidak menyahut. Lha,orangnya kan tidur!
"Nara Shikamaru?" tanya sensei sekali lagi.
"Sebentar, sensei!" kata Tayuya sambil mengangkat tangan. Hatake sensei hanya menggangguk. Karena Tayuya akan berniat membangunkan Shikamaru. Ditemani dengan Karin.
Mereka berdua mendekati Shikamaru yang tengah tertidur disamping Kiba. Semua anak melihat kearah mereka. Tayuya menepuk pundak Shikamaru.
"Shika! Bangun! Woy!" panggil Tayuya ber ulang ulang. Shikamaru hanya menatap datar kepada Tayuya lalu melanjutkan kembali tidurnya yanh terhambat. Ngorok,pula lagi tuh!
"Hahaha..!" tawa semuanya.
Perempatan siku siku sudah bertengger dikepala keduanya. Karin menggulungkan pakaiannya yang bagian lengan.
"Wah. Setan merah mulai ngamuk." bisik Kiba. Untung tak ada yang dengar.
Tenten, Naruto, Hinata, dan Nanako yang sudah merasakan alarm bahaya langsung menekan kedua telinga nya kuat kuat.
"NARA SHIKAMARU!!!!" Tayuya berteriak ditelinga Shikamaru. Sehingga Shikamaru membuka mata karena kaget.
BUAAAGGH!!!! Karin memukul kepala Shikamaru.
"ARRGGHHH!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MATE LONELY [THE END]
FantasyIni hanya sebuah kisah tentang seorang gadis bersurai pirang dengan mata biru. Namikaze Naruto namanya. Gadis yang menjalani harinya dengan raut wajah kesepian, dimana tak seorang pun yang bersedia untuk menjadi teman curhatnya. Pilih kasih ia dapat...