Acara minum teh berlangsung dengan khidmat di sebuah kedai tej sederhana namun terkenal di kota jepang.
Seorang wanita bersurai indigo menyeruput teh manis tanpa gula miliknya.
"Bagaimana dengan kandungan mu, Hinata?" Tanya wanita bersurai gulali sambil memasuki potongan cake lava rasa Stoberi kedalam mulutnya.
"Baik, Sakura-chan. Wah... dia menendang!" Kata Hinata sambi tersenyum bahagia. Mengelus perutnya yang sudah terlampau buncit.
"Sudah diketahui jenis kelaminnya apa?" Tanya Sakura lagi. Hinata tersenyum, mengingat kandungannya hampir menginjak 9 bulan.
"Aha!...
Itu rahasia." Kata Hinata yang disambut rengutan dari Sakura dan yang lain.
"Kesel." Kata wanita bersurai pirang sambil mencebikkan pipi gembilnya.
"Tau tuh." Sahut gadis bercepol dua yang bewarna coklat. Sementara anak bercepol sama namun ada sedikit berbeda, memutar mata.
Hinata tertawa.
"Ngomong-ngomong, kapan kamu hamilnya.. Naru - chan?" Tanya Sakura.
"Eh?" Gumam Naruto.
"Kan kamu yang pernikahannya lebih cepat dari kami. Kenapa malah aku dan Sakura-chan yang cepat hamil? Nanako juga hamil." Kata Hinata, mewakili.
Wajah Nanako memerah dan Tenten hanya bermangut-mangut. Mei, yang disampingnya hanya menatap bunga lili yang ada dimeja sebagai hiasan.
"Entahlah," kata Naruto sambil mengangkat bahu.
Sebenarnya, ia agak heran juga sih. Kan dia yang menikah duluan. Malahan dia juga yang pertama kali keperawanannya direnggut secara sadis oleh para suaminya.
Bahkan, beberapa kali disetiap kesempatan.. suaminya berhasil membobolnya tanpa ampun.
(#author mulai ambigu!)
Lanjot..!
Nih, ya, kukasih tau...
Naruto: "Author! Jangan..!"
Saia : "lha? Para reader pada minta lho.." (#seringai dalam hati)
Naruto :(menghentakkan kaki) Thor lebih bela mereka? Author lebih sayang sama mereka daripada Naru?"
Saia : "ya enggak dong."
(#walaupun begitu, tetap saja saya ceritakan) wkwk😂
.
.
Disetiap ia tidur, selalu saja 2 diantara 5 suaminya memperkosanya disetiap kesempatan. Nggak dikamar, ruang tamu, depan tv :), dapur, bahkan... DIBALKON . Dengan syarat, jangan sampe terdengar. Ya iyalah, bego!
Kan suaminya monster. Ia juga monster. Kenapa sampai sekarang belum dikasih keturunan. Suami Hinata dan Sakura saja yang manusia biasa bisa langsung membuat kehidupan baru dalam perut sahabatnya. Kenapa dia belum dikasih jugaa?!
Hmm..
Naruto jadi ragu status dan posisi suaminya.
Apa..
Naruto nggak hamil,
Maka.
Suaminya pulak yang hamil?!
Wth? Pikiran apa itu? Suaminya bukan homoseks dan mereka bukan golongan yang dimasuki. Astaga... kepalanya benar benar mau pecah!
.
"Kok melamun sih?" Tanya Tenten.
"Nggak melamun kok! Eh, Ten-chan kapan nikah?" Tanya Naruto yang membuat Tenten kincep.
"A-aku sebenarnya udah nikah.." kata Tenten dengan gugup.
"Apa?!!!" Emosi wanita hamil seperti Sakura mulai tidak stabil. Maklum, baru berusia 3 bulan :v
"Kok ga ngasih tau? Kenapa ga ngundang!!" Seru Naruto dengan suara cempreng. Membuat semua pusat perhatian beralih kearahnya. Namun, gadis itu sama sekali tidak peduli.
"Kalian kan belum lahir." Sewot Tenten.
"Eh? Haha... aku lupa kalau kau berusia lebih seabad." Kekeh Sakura. Tenten mendengus.
"Anak mu mana?" Tanya Hinata. Tenten menoleh dan mendapat tempat duduk Mei kosong. Pertanda anak itu sudah melarikan diri.
"Eh? MEI MANA?" Tanya Nanako yang kaget.
"Eh.. dia.." perkataan Tenten terhenti ketika melihat raksasa 3 wanita menatapnya dengan tajam.
"JANGAN BILANG KALAU MEI ITU ANAK KAMU? TEN-CHAN!" Dengan cepat Tenten melarikan diri dari sana sebelum dihajar rubah ngamuk dan gulali tak kasat mata yang juga sedang mengamuk. Sedangkan Hinata hanya menghela napas sambil mengelus perutnya.
"Tata.. titi.. tu.. aku balik dulu. Ngurus anak durhaka yang pulang tidak pamit."
"XIAO! KEMARI KAU!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MATE LONELY [THE END]
FantasyIni hanya sebuah kisah tentang seorang gadis bersurai pirang dengan mata biru. Namikaze Naruto namanya. Gadis yang menjalani harinya dengan raut wajah kesepian, dimana tak seorang pun yang bersedia untuk menjadi teman curhatnya. Pilih kasih ia dapat...