56

2.5K 251 12
                                    

Gadis pirang itu segera memeluk tubuh ibunya. Menangis meraung-raung tiada henti. Ia menangkup wajah ibunya dan berseru lantang, "TIDAK. KUMOHON, JANGAN TINGGALKAN AKU! BERTAHANLAH."

Kushina hanya tersenyum dengan darah mengalir dari sudut mulutnya. "Sayang. Dengarkan kaasan. Tenanglah..." lirih kushina. Naruto terisak sementara Naruko menyerigai senang didepan sana.

"Jangan menangis anakku sayang. Kaasan akan selalu dihatimu. Meski kita berpisah, kita akan selalu bersama..."

"Tidak. Jangan! Jangan tinggalkan aku... tidak-"

"Sstt... kamu tidak sendiri. Ada nyonya Mikoto dan lima kekasihmu. Kamu tidak sendiri, sayang."

Wanita bersurai merah itu memeluk putrinya dengan sayang. Ajal nya udh makin dekat.

"Makannya teratur. Jaga diri baik-baik ya? Maafkan kaasan yang selama ini selalu salah padamu. Mengapa kaasan dulu sangat membencimu? Hiks... maafkan kaasan sayang... hiks.."

"Ja-jangan..."

"Lihatlah. Ayahmu menunggu kaasan disana... dia... tampan sekali..."

"Tidakkk..."

"Satu hal, sayang. Kaasan sangat menyayangi mu. Melebihi segalanya.." setelah itu, mata Kushina tertutup. Mati.

"Kaasan? Bangun. Hei. Ini cuman candaan kan? Kaasan cuman tidur karena lelah kan? Hiks... bangun. Kaachan cuman capek aja kan?" Tanya Naruto sambil memeluk erat tubuh tak bernyawa itu.

Tidak ada respon.

Mata itu udah tertutup.

Tubuh itu sudah tidak bernyawa.

Ibunyaaa.... telah pergi.

Air mata gadis pirang itu meleleh dan meluncur dengan sangat deras.

Suara tawa Naruko memecahkan tangisan Naruto. Gadis pirang itu menoleh dan menatap tajam kepada Naruko.

"Kenapa? Marah? Lagian, sudah sepantasnya wanita itu mati. Aku ingin membunuhnya kemarin. Tapi, kau malah mengacaukannya. Dan... AKHIRNYA ! SEMUA SUDAH TERLAKSANAKAN! HAHAHA...!"

Gadis itu mengepalkan tangannya.

"Ulululu.. nangis aja. Ga apa kok. Aku suka melihatmu menangis yang artinya kamu menderita."

Kebencian Naruto sampai ke ubun-ubun. Tanpa sadar, matanya berubah warna dan cahaya emas mulai mengitari tubuhnya.

"Sudah sepatutnya kau dan wanita bangka itu mati.. dan-"

"CUKUP!!"

Naruko menghentikan ocehannya dan menatap pelaku pemotong pembicaraannya.

"Semudah itu kah kau mengatakan kalau kaasan harus mati? DIMANA RASA TERIMA KASIHMU, BRENGSEK!!"

Semua tercekat mendengar kata yang sangat kasar itu. Bahkan, Tenten melongo mendengarnya.

"Dibandingkan aku. Kaasan lebih menyayangimu. Dia bahkan melakukan apapun demi mu dan mengabulkan semua keinginanmu. Sedangkan aku dilempar jauh-jauh karena dianggap monster. BAGIAN MANANYA KAU MERASA KURANG YA IBLIS SIALAN?!" 

kata Naruto sambil meletakkan tubuh kushina sementara cahaya kuning itu semakin banyak. Mata Naruko membelalak.

"LALU, KAU BILANG WANITA ITU PANTAS MATI? DIMANA PERASAANMU SEBAGAI ANAKNYA, HAH?! DIMANA?! KAU... BENAR-BENAR MEMBUATKU MUAK! MATI KAU, SIALAN!!!" pekik gadis itu dan berakhirlah sinar itu.

Mengubahnya menjadi sosok yang tak dikenal tapi keganasan yang menguar.

Ia..

Mate legenda itu.

MY MATE LONELY [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang