1 - Serigala

9 1 0
                                    


Cowok itu segera berlari menjatuhkan tubuhnya di atas kasur dengan balutan sprei didominasi warna jingga milik sahabatnya. Senja. Membuat cewek bernama lengkap Senja Jingga Anjani,segera menutup deary  bersampul jingga-nya. Cewek itu nampak kelabakan saat melihat kehadiran Langit yang sudah berada disebelahnya.

Cewek manis itu berdecak,kesal.
"Lo tuh kebiasaan banget,kalo masuk kamar gue salam dulu!"

Langit hanya cengar-cengir tanpa dosa.
"Iye maaf,lagian lo kebiasaan pintu gak pernah di kunci. Kalo ada maling gimana?"

"Ya lo itu malingnya."

Langit mengibaskan tangannya. Mengakhiri perdebatannya dengan Senja. Menurutnya berdebat dengan cewek model Senja tidak akan pernah ada abisnya. Hanya buang-buang energi.

"Ikut gue yuk,pokoknya lo gaboleh nolak!" Ucap cowok itu memaksa.

"Males,"

Cowok itu bangkit untuk berdiri tegap sambil melipat kedua tangan di depan dada. Sorotan matanya terlihat sinis.
"Gak ada penolakan!"

"Bodo!"

"His,gue yakin kali ini lo bakal suka deh,yuk." bujuk Langit mencoba menggeret kaki Senja yang terlentang. Membuat cewek itu memberontak.

Dasar menyusahkan!

"Mau kemana? Kasih tau dulu!"

Senja tak akan mungkin mau diajak ketempat tak jelasnya Langit lagi,setelah kejadian kemarin diajaknya dia di kebun,alasanya ada banyak bunga matahari sedang mekar dan hasilnya jauh dari ekspetasi yang dikatakan Langit. Malahan gara-gara menyusuri kebun penuh semak itu buat badan Senja bentol-bentol karna gigitan nyamuk. Cowok itu memang sering kali mengerjai Senja.

"Tenang ini gak akan buat lo bentol-bentol kaya kemaren kok." ucap Langit seakan tau apa yang ada dipikiran Senja.

Senja menegakkan tubuhnya untuk duduk,menyilangkan kedua kakinya,lalu ditatapnya Langit dengan sorot mata penuh keseriusan.

"Janji?" Ucap Senja lalu mengacungkan jari kelingkingnya kehadapan Langit.

Langit mengkaitkannya dengan jari kelingkingnya. Hal ini adalah kebiasaan kecil mereka,karena janji lah yang akan mengikat perkataan mereka,untuk selalu ditepati. Seperti janji Langit,untuk selalu menjaga Senja.

"Janji! karna best friend gak akan ingkar janji!"

Keduanya saling memandang kemudian tersenyum.

Langit menghampiri sepedanya yang sempat ia parkirkan dengan asal,dibawah pohon rindang yang ada dihalaman rumah Senja. Cewek itu mengikutinya dari belakang.

"Naik sepeda?" Tanya Senja dengan kedua alis yang bertaut,pertanyaan paling bego emang,padahal sudah jelas Langit membawa sepeda.

"Gak! Naik odong-odong!" celutuknya asal membuat Senja memanyunkan bibirnya kesal.

"Udah tau pake nanya." imbuhnya.

Senja sudah mau membuka mulutnya untuk bicara lagi.menyadari itu,Langit buru-buru nyahut lagi.

"Deket kok dari sini. Makanya gue bawa sepeda." ujar Langit,sebelum ia kena omelan cewek menyebalkan itu.

Senja menjadi penasaran akan dibawa kemana lagi dirinya oleh Langit. Ia berpikir sejenak.

"Oh,tapi lo bener ya gak akan buat gue capek,gak buat gue haus,gak buat gue bentol-bentol?"

"Iya bawel ah,cepet naik!" Suruhnya.

Gadis itu kemudian menuruti Langit dengan raut wajah yang masih kesal. Ia naik dibelakang bagian sepeda Langit,menginjakkan kakinya dibesi belakang,tangannya memegang kedua bahu Langit erat.

Coretan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang