Hai hai HAPPY READING 🎉JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!
***
Mentari sudah tergelincir di langit timur sana menampakan dengan terang-terangan melalui sinarnya.
Seperti biasanya Langit akan selalu menghampiri Senja. Mengajaknya untuk berangkat sekolah bersama, menggunakan vespa kesayangannya yang berwarna biru langit. Yang perlu kalian tau,vespa nya itu adalah salah satu peninggalan bersejarah setelah kedua orang tuanya meninggal.
Jarak rumah Langit ke rumah Senja hanya berjarak beberapa meter,rumahnya dibatasi oleh pagar keliling yang tinggi. Kalau pakai motor,jelas saja pasti bakal nyangkut kalau sampai maksa lewat pintu pagar samping. Dan hal itu membuat Langit harus memutar lewat jalan di depan rumah Senja. Menyusahkan memang.
Sudah menjadi kebiasaan Langit kalau masuk rumah Senja langsung menyelonong begitu saja,karena Renjani mamanya Senja sedari kecil sudah menganggap Langit seperti anaknya sendiri. Bahkan Langit pun memanggil Renjani dengan sebutan 'mama' karena terbiasa dari kecil mengikuti Senja yang memanggil mamahnya.
Renjani yang sedang menyantap nasi gorengnya,menoleh saat menyadari Langit datang.
"Langit.. Udah sarapan belum?"Cowok tampan yang mengenakan baju seragam dikeluarkan itu menggeleng lesu, lalu nyengir lebar.
"Belum ma,Langit ikut makan disini ya?"Senja yang sedang menyatap roti selai kacangnya langsung menyahut,tak terima.
"Mama. Mama. Emang mama lo apa?!"
Renjani langsung melotot tajam ke arah Senja.
"Hush Senja,gaboleh gitu! Langit duduk dulu. Mama ambilin makan buat kamu ya." Renjani bangkit berniat mengambilkan makan untuk Langit.
"Hehe makasih mama-ku,jadi enak." ujarnya yang diakhiri kekehan.
"Alah manja lo! Yang anaknya mama Senja atau Langit sih? Senja tadi aja ambil sendiri." Cibir Senja kesal,merasa dirinya sudah seperti anak tiri.
"Gak baik ngmong kayak gitu Senja! Mama udah anggap Langit kayak anak sendiri. Mama sayang sama kalian berdua." Ucap Renjani lembut,sembari mengambilkan nasi gorengnya untuk Langit.
Langit cekikikan melihat Senja yang manyun,lalu ia menjulurkan lidahnya hendak meledek serta matanya ia julingkan tak lupa sambil menggelengkan kepalanya.
"Liatin tuh mah Langit!" Tunjuk Senja.
Langit langsung membenarkan ekspresi gilanya menjadi senyuman manis. Renjani melihat ke arah Langit sebentar,namun tak ada keanehan dalam diri Langit.
"Kenapa? Langit ganteng kok apalagi kalo lagi senyum." ucap Renjani jujur,lalu terkekeh geli.
"Ish! Ganteng? Ganjaran genteng kali ah."
"Enak aja. Mama Jani aja ngakuin kalo gue ganteng masa lo enggak."
"Ya kan selera mama emang levelnya rendah,kaya lo ini."
"Hilih,sok cantik lo! Masih cantikan juga mama Jani!"
"Bodo! Pergi sana!"
"Kok lo ngusir sih?!"
"Suka-suka gue dong ini kan rumah gue!"
"Yaudah gue berangkat sendiri aja,lo gue tinggal!" Langit lalu berdiri dari duduknya,lalu langsung berjalan santai ke ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coretan Senja
Teen FictionPersahabatan yang sudah terjalin sejak kecil,sejatinya memberikan rasa nyaman bagi keduanya,Langit dan Senja. Mereka menyadari akan hal itu,namun tak mampu untuk disuarakan. Rasa yang seharusnya berbalas menjadi tawa melebur menjadi sebuah keterlamb...