Thank you so much buat all my beloved readers yang masih setia disini..hehehe...bahagianya masih tetap nungguin 'n menanti part2 selanjutnya...bahagianya juga udah mo vote 'n buat @Ratna_KarmachamelLeon, @UputRantauTula, @ViraTale, @milaarmaiyn, @fietrie, @miss_pisces yg udah ninggalin jejaknya....buat silent readers pleaseeee bgt VOTEnya....happy reading :)
"AKU sudah dalam perjalanan ke sana, Mary." tandasnya begitu ia mengangkat ponselnya, ia berusaha untuk tidak melirik Chris yang sedang menyetir disampingnya.
Udara yang berputar di dalam mobil begitu pekat dan terasa ketegangan masih menyelimuti, bayangan adu pendapat diantara mereka beberapa saat lalu masih segar dalam ingatannya dan semakin membuatnya serba salah.
Chris keberatan membiarkan ia pergi sendirian ke pesta dan ingin menemaninya walau ia sudah menjelaskan kepada kekasihnya itu jika pesta yang akan dihadirinya itu akan lebih banyak membicarakan mengenai masa depan kantor mereka dan kejelasan masalah peralihan yang semakin santer terdengar.
Amber hampir saja membatalkan kedatangannya saat Chris tidak mengijinkannya untuk pergi namun akhirnya berubah pikiran dan akan menunggu Amber di tempat parkir sampai acara berakhir, walau Amber tidak sampai hati memikirkan kekasihnya itu berada sendirian di tempat parkir namun ia tidak menyampaikan keberatannya karena ia tahu hal itu akan menjadi pemicu pertengkaran mereka.
Dan yang membuatnya semakin tegang saat perjalanan mereka menuju ke kediaman bosnya itu karena ia sudah terlambat satu jam dari jam yang ditentukan, ia tidak ingin menarik perhatian dengan keterlambatannya dan berharap suasana disana tidak akan membuat kemunculannya begitu mencolok.
"Aku tahu, Mary. Aku akan berusaha secepatnya untuk sampai disana." pamitnya lalu menutup telepon, ia sudah cukup frustasi dengan ketegangan antara ia dan Chris sehingga protes dari Mary cukup membuatnya tertekan hingga ia merasa dirinya sudah akan berada diluar kewarasannya.
"Apa kau ingin aku menembus lampu merah agar kau tidak ingin kehilangan waktu berhargamu dengan rekan kerjamu?" sindiran Chris menyentak dirinya saat ia mulai menenangkan dirinya, ia melirik Chris yang masih menampakan ekpresi tegang.
Amber berusaha untuk tidak meledak karena tekanan yang dirasakannya, ia mengatur pernapasannya sebelum menjawab dan mengendalikan emosi yang akan mengancam akan meledak.
"Aku hanya berusaha agar ia tidak histeris, Chris." jawabnya setenang mungkin, satu-satunya yang ingin ia hindari adalah kembali berselisih pendapat dengan lelaki itu.
"Sampai jam berapa acaranya berakhir?" timpal Chris dan Amber hampir menjerit karena pertanyaan itu terlontar ribuan kali sejak lelaki itu akhirnya mengalah untuk menunggunya selama pesta berlangsung.
"Aku tidak tahu pasti, Chris. Tapi aku akan berupaya untuk menyelinap pulang saat ada kesempatan." bujuknya menghibur, membayangkan kekasihnya itu duduk dimobil menunggunya seakan membuat lelaki itu menjadi sopir pribadinya.
"Kuharap kamu tidak melanggar kepercayaanku, Amber." tukasnya masih dengan pandangannya yang lurus ke jalanan didepan mereka. "Banyak lelaki yang pasti akan berusaha mendekatimu apalagi dengan tanpa aku disisimu."
"Chris, semua orang sudah tahu aku sudah mempunyai pasangan dan aku tidak berminat untuk membiarkan mereka berpikir aku bisa diajak bermain-main." tegas Amber berusaha membuat Chris mengerti akan kesetiaan yang selalu ia junjung tinggi dimanapun ia berada atau dengan siapa ia berada.
"Kau tidak mempercayaiku?" ada luka yang terselip dalam ucapannya yang tidak mampu ia sembunyikan, ia tidak mengerti akan ketidak percayaan kekasihnya walau ia tidak merasa ia harus membuktikan kesetiaan pada lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine (Available On Playstore)
RomanceAmber Quinn hanya ingin hidup yang tenang dan sederhana, ia memiliki keluarga yang hangat, kekasih yang sangat mencintainya dan pekerjaan yang mampu menyokong hidupnya. Nicholas Alexandre memiliki segalanya baik itu ketampanan, kekayaannya yang berl...