Kim Taehyung,Kim Taehyung,
Kenapa tadi murung begitu?
Ah, wajahnya semakin tirus. Tulang selangka dan punggungnya juga semakin terlihat.
Apa dia kurang istirahat akhir-akhir ini?
Pola makannya pasti tidak dijaga..
Sayup-sayup Taehyung dapat mendengar suara asing di hadapannya. Suara pria asing yang ia yakini beribu-ribu persen kalau jaraknya sangat amat dekat dari wajahnya saat ini. Otaknya terus memproses suara yang ia dengar, namun matanya enggan untuk terbuka dan memastikan secara langsung. Bukan, suara itu bukan suara milik Jimin sahabatnya atau Seokjin hyung penyewa kamar sebelah. Tentu saja bukan, karena Taehyung sedang tidak berada di apartemennya saat ini.
Lalu siapa?
Ah, nak Taehyung kembali lagi. Ingin berdoa, ya?
Tiba-tiba saja otak Taehyung memutar ulang percakapannya dengan pria paruh baya yang sudah lama ia kenal, beliau adalah tuan Lee si penjaga kuil yang sering Taehyung datangi.
Saya harus pergi ke Seoul hari ini. Kemungkinan tidak akan ada yang menjaga kuil sampai dua hari kedepan. Anak saya yang berkuliah disana kecelakaan dan di rawat di rumah sakit.
Setelah itu Taehyung baru menyadari kalau dirinya tertidur di kuil sejak sore. Ah, betul, tiba-tiba saja perkiraan cuaca berubah total. Tidak ada cerah untuk hari ini dan benar-benar membuat Taehyung jengkel, sejak ia melihat kalau rintik-rintik salju mulai turun sore tadi. Ralat, rintik-rintik salju itu hanyalah awal dari badai salju yang membuat Taehyung terjebak di kuil malam ini.
Dua fakta yang ia sadari saat ini,
Pertama, benar kalau ia tertidur di kuil.
Kedua, bukan suara tuan Lee yang dari tadi ia dengar.
Fakta tambahan untuk saat ini yaitu kuil ini kosong sampai dua hari kedepan.
Lalu siapa?
LALU SIAPA?
Taehyung menjerit dalam hati keras-keras, bertanya siapa yang baru saja berbicara di hadapannya saat ia tidur. Berdoa saja kalau dia benar-benar manusia.
Ah, kuil tua di atas bukit itu? Taehyung-ah, ku dengar disana ada penunggunya..
Bukan, bukan si penjaga kuil. Tapi.. kamu tau legenda siluman penunggu kuil?
Itu adalah percakapannya dengan Seokjin saat Taehyung bercerita kalau ia suka menghabiskan waktunya di kuil. Merenung seorang diri, saat Taehyung merasa benar-benar bahagia atau bahkan saat dirinya merasa benar-benar terpuruk oleh pahitnya kehidupan. Seperti contohnya beberapa waktu ini, Taehyung tau kalau roda kehidupan itu terus berputar dan saat ini bisa saja ia berada di posisi terendah dalam hidupnya. Satu masalah belum juga sempat ia selesaikan, masalah lain sudah datang dengan senang hati menghampirinya.
Sudah cukup Taehyung menghadapi masalah di kehidupannya, jadi janganlah cerita siluman Seokjin beberapa waktu lalu itu menambah bebannya malam ini. Ya, karena sudah dipastikan kalau Taehyung terjebak semalaman ini di kuil tua itu.
Ia buka perlahan-lahan kelopak matanya, lalu mencoba untuk menyesuaikan netranya dengan cahaya ruangan yang begitu remang. Lampu ruangan yang cenderung gelap, ranjang kecil yang terasa tidak begitu empuk dan pintu kayu yang tertutup rapat, itulah informasi yang ia dapat saat matanya mulai terbiasa dengan cahaya di ruangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duende
FanfictionSebuah mitologi, untuk kelahiran sosok yang di bingkai keindahan. -project reman