Taehyung selalu menerka, kenapa orang-orang begitu memimpikan umur panjang dan kehidupan yang kekal.
Padahal baginya, hidup kekal adalah bencana. Penderitaan tidak berujung yang ia tidak punya kuasa untuk menghentikannya.
.
.
.
Duende : Yaobikuni
A special project for celebrating Kim Taehyung's b'day
.
.
.
Taehyung menatap seorang pemuda yang tengah memetik gitarnya di atas sebuah kursi kayu di taman sungai Han di daerah Gangnam. Tas gitar tergeletak terbuka di depannya, suaranya mengalun merdu sementara matanya yang berwarna jelaga menerawang seolah jiwanya tidak berada disana. Pemuda itu sesekali tersenyum sopan dan berterimakasih kecil saat seseorang yang lewat melempar beberapa uang koin ke dalam tas gitarnya.
Taehyung menatapnya dari kursi kayu lain yang berjarak lima meter dari pemuda itu. Meski rindu mencekiknya hingga dadanya sesak, Taehyung tidak bisa menghampirinya, menyapanya. Karena sesungguhnya Taehyung tidak siap untuk dilupakan untuk yang kesekian kalinya. Taehyung tidak siap untuk menerima bahwa meski pemuda itu ada di depannya, bernapas, hidup dengan baik dengan raga yang sama persis dengan orang itu, pemuda berambut sehitam jelaga itu bukanlah orang yang ditunggunya.
Maka dari itu, Taehyung terdiam di tempatnya. Menahan gejolak yang mendorongnya menghampiri pemuda itu dan mendekapnya erat, dan memilih merindu dalam diam.
🍂 🍂 🍂
Yang Taehyung tahu, dirinya hanyalah manusia biasa. Ia hanya anak pedagang biasa yang tinggal di Joseon, dan ayahnya adalah salah satu yang aktif berdagang dengan negara yang mereka sebut dengan negeri tempat matahari terbit saat itu. Keluarganya hidup sederhana, tidak berlebihan tapi berkecukupan. Dan ia memiliki segala yang seorang anak laki-laki butuhkan.
Taehyung adalah anak dengan rasa penasaran yang tinggi. Anak itu banyak bertanya tentang ini, itu di sekitarnya. Banyak sekali hal yang ditanyakannya sampai orangtuanya sendiri pun bingung harus menjawab apa, dan berakhir membiarkan Taehyung mencari sendiri jawaban dari segala pertanyaannya.
Hal ini, menuntunnya pada pertemuan dengan Jeon Jungkook. Seorang anak bangsawan yang akhirnya mengajari Taehyung baca tulis, juga memberitahunya segala macam fasilitas yang hanya bisa dijangkau anak-anak bangsawan di Joseon. Bagi Taehyung, Jungkook seperti oasis di tengah padang pasir.
Pertama kali Taehyung bertemu dengan anak Bangsawan itu adalah kala ia tengah berjalan jalan di sekitar pinggir pantai di dekat perbatasan daerah perumahan bangsawan dengan perumahan para pedagang. Memang dasarnya ceroboh, Taehyung hampir terjatuh kalau saja seseorang tidak segera menopangnya.
"Kau tidak apa-apa?" tanya orang yang menolongnya.
Taehyung sempat terdiam kala melihat manik sehitam jelaga yang menatapnya begitu teduh, lantas memperbaiki posisi berdirinya dan menunduk penuh hormat ketika menyadari siapa yang berada di hadapannya saat ini.
"Saya tidak apa-apa," jawabnya sesopan mungkin, sesuai dengan ajaran ibunya.
Pemuda di depannya terkekeh. Ia mengamati pemuda ceroboh yang ditolongnya, lantas tersenyum begitu melihat ada rona tipis di pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duende
FanfictionSebuah mitologi, untuk kelahiran sosok yang di bingkai keindahan. -project reman